Minggu, 28 April 2013

Manusia dan Keadilan


Manusia dan Keadilan
Setiap kehidupan manusia dalam melakukan aktivitas nya pasti pernah mengalami perlakuan yang tidak adil. Jarang sekali kita mengalami perlakuan yg adil dari setiap aktivitas yang kita lakukan. Dimana setiap diri manusia pasti terdapat suatu dorongan atau keinginan untuk berbuat jujur namun terkadang untuk melakukan kejujuran itu sangatlah sulit dan banyak kendala nya yang harus di hadapi, seperti keadaan atau situasi, permasalahan teknis hingga bahkan sikap moral.
Dampak positif dari keadilan itu sendiri dapat menghasilkan kreatifitas dan seni tingkat tinggi, karena ketika seseorang mendapat perlakuan yang tidak adil maka orang tersebut akan mencoba untuk bertanya atau melalukan perlawanan “protes” dengan caranya sendiri. Dan dengan cara itulah yang dapat menghasilkan kreatifitas dan seni tingkat tinggi seperti demonstrasi, melukis, menulis dalam bentuk apapun hingga bahkan membalasnya dengan berdusta dan melakukan kecurangan.
Arti dari keadilan itu sendiri adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang. Menurut sebagian besar teori nya, keadilan memiliki tingkat kepentingan yang sangat besar. John Rawls, filsuf Amerika Serikat yang dianggap salah satu filsuf politik terkemuka abad ke-20, menyatakan bahwa “Keadilan adalah kelebihan (virtue) pertama dari institusi sosial, sebagaimana halnya kebenaran pada sistem pemikiran”. Tapi, menurut kebanyakan teori juga, keadilan belum lagi tercapai. “Kita tidak hidup di dunia yang adil”. Kebanyakan orang percaya bahwa ketidakadilan harus dilawan dan dihukum, dan banyak gerakan sosial dan politis di seluruh dunia yang berjuang menegakkan keadilan. Tapi, banyaknya jumlah dan variasi teori keadilan memberikan pemikiran bahwa tidak jelas apa yang dituntut dari keadilan dan realita ketidakadilan, karena definisi apakah keadilan itu sendiri tidak jelas. keadilan intinya adalah meletakkan segala sesuatunya pada tempatnya.

Menurut pendapat yang lebih umum dikatakan bahwa keadilan itu adalah pengakuan dan pelakuan yang seimbang antara hak-hak dan kewajiban. Keadilan terletak pada keharmonisan menuntut hak dan kewajibannya. Atau dengan kata lain, keadilan adalah keadaan bila setiap orang memperoleh apa yang menjadi hak nya dan setiap orang memperoleh bagian yang sama dari kekayaan bersama.

Adapun macam-macam keadilan sebagai berikut :
1.  Keadilan Legal atau Keadilan Moral
Plato berpendapat bahwa keadilan dan hukum merupakan substansi rohani umum dari masyarakat yang membuat dan menjadi kesatuannya.Dalam masyarakat yang adil setiap orang menjalankan pekerjaan menurut sifat dasarnya paling cocok baginya (the man behind the gun). Pendapat Plato itu disebut keadilan moral, sedangkan oleh yang lainnya disebut keadilan legal.
Keadilan timbul karena penyatuan dan penyesuaian untuk memberi tempat yang selaras kepada bagian-bagian yang membentuk suatu masyarakat.
Dan Ketidakadilan terjadi apabila ada campur tangan terhadap pihak lain yang melaksanakan tugas-tugas yang selaras sebab hal itu akan menciptakan pertentangan dan ketidak keserasian.

2. Keadilan Distributif
Aristotele berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana bilamana hal-hal yang sama diperlakukan secara sama dan hal-hal yang tidak sama diperlakukan tidak sama (justice is done when equels are treated equally).

3. Kadilan Komutatif
Keadilan ini bertujuan untuk memelihara ketertiban masyarakat dan kesejahteraan umum.Bagi Aristoteles pengertian keadilan ini merupakan asas pertalian dan ketertiban dalam masyarakat. Semua tindakan yang bercorak ujung ekstrem menjadikan ketidakadilan dan akan merusak atau bahkan menghancurkan pertalian dalam masyarakat.
4. Kejujuran
Kejujuran atau jujur artinya apa-apa yang dikatakan seseorang sesuai dengan hati nuraninya, apa yang dikatakan sesuai dengan kenyataan yang ada. Sedang kenyataan yang ada itu adalah kenyataan yang benar-benar ada. Jujur juga berarti seseorang bersih hatinya dari perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh agama dan hukum. Untuk itu dituntut satu kata dan perbuatan, yang berarti bahwa apa yang dikatakan harus sama dengan perbuatannya. Karena itu jujur berarti juga menepati janji atau kesanggupan yang terlampir melalui kata-kata ataupun yang masih terkandung dalam hati nuraninya yang berupa kehendak, harapan dan niat.
Sikap jujur itu perlu di pelajari oleh setiap orang, sebab kejujuran mewujudkan keadilan, sedang keadilan menuntut kemuliaan abadi, jujur memberikan keberanian dan ketentraman hati, serta menyucikan lagi pula membuat luhurnya budi pekerti.
Pada hakekatnya jujur atau kejujuran di landasi oleh kesadaran moral yang tinggi kesadaran pengakuan akan adanya sama hak dan kewajiban, serta rasa takut terhadap kesalahan atau dosa.
Adapun kesadaran moral adalah kesadaran tentang diri kita sendiri karena kita melihat diri kita sendiri berhadapan dengan hal yang baik dan buruk.

Kejujuran besangkut erat dengan masalah hati nurani. Menurut M.Alamsyah dalam bukunya budi nurani dan filsafat berfikir, yang disebut nurani adalah sebuah wadah yang ada dalam perasaan manusia. Wadah ini menyimpan suatu getaran kejujuran, ketulusan dalam meneropong kebenaran local maupan kebenaran illahi (M.Alamsyah,1986 :83). Nurani yang di perkembangkan dapat jadi budi nurani yang merupakan wadah yang menyimpan keyakinan. Kejujuran ataupun ketulusan dapat di tingkatkan menjadi sebuah keyakinan atas diri keyakinannya maka seseorang di ketahui kepribadianya.

Dan hati nurani bertindak sesuai dengan norma-norma kebenaran akan menjadikan manusianya memiliki kejujuran, ia akan menjadi manusia jujur. Sebaliknya orang yang secara terus-menerus berfikir atau bertindak bertentangan dengan hati nuraninya akan selalu mengalami konfik batin, ia akan selalu mengalami ketegangan, dan sifatnya kepribadiannya yang semestinya tunggal menjadi pecah. Untuk mempertahankan kejujuran, berbagai cara dan sikap yang perlu di pupuk. Namun demi sopan santun dan pendidikan, orang di perbolehkan berkata tidak jujur apabila sampai batas-batas yang di tentukan.

Kecurangan identik dengan ketidakjujuran atau tidak jujur, dan sama pula dengan licik meskipuntidak serupa benar. Kecurangan adalah apa yang diinginkan tidak sesuai dengan hati nurani nya atau orang itu memang dari hatinya sudah berniat curang dengan maksud memperoleh keuntungan tanpa bertenaga dan tanpa adanya usaha. Yang dimaksud dengan keuntungan adalah keuntungan yang berupa materi. Mereka yang berbuat curang menganggap akan mendatangkan kesenangan atau kenikmatan, meskipun orang lain menderita karena nya. Kecurangan juga menyebabkan manusia menjadi serakah, tamak ingin menimbun kekayaan yang berlebihan dengan tujuan agar dianggap sebagai orang yang paling hebat, paling kaya dan senang bila masyarakat disekelilingnya hidup menderita. Orang seperti itu biasa nya tidak senang bila ada orang yang melebihi kekayaannya, padahal agama apapun tidak membenarkan orang yang mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya tanpa menghiraukan orang lain dan lebih lagi mengumpulkan harta dengan jalan yang curang. Hal semacam itu dalam istilah agama tidak akan di ridhoi oleh allah dan akan mendapatkan dosa yang setimpal.

Nama baik merupakan tujuan utama orang hidup. Nama baik adalah nama yang tidak tercela. Setiap orang menjaga dengan hati-hati agar namanya tetap baik. Lebih-lebih jika ia menjadi teladan bagi orang atau tetangga disekitarnya adalah suatu kebanggaan batin yang tak ternilai harganya.
Ada peribahasa yang berbunyi “daripada berputih mata lebih baik berputih tulang” artinya orang lebih baik mati dari pada malu. Betapa besar nilai nama baik itu sehingga nyawa menjadi taruhannya. Setiap orang tua selalu berpesan kepada anak-anaknya “jagalah nama keluargamu!” Dengan menyebut “nama” berarti sudah mengandung arti “nama baik”. Ada pula pesan orang tua “jangan membuat malu” pesan itu juga berarti menjaga nama baik. Orang tua yang menghadapi anaknya yang sudah dewasa sering kali berpesan “laksanakan apa yang kamu anggap baik, dan jangan kamu laksanakan apa yang kamu anggap tidak baik!”. Dengan melaksanakan apa yang dianggap baik berarti pula menjaga nama baik dirinya sendiri, yang berarti menjaga nama baik keluarga juga.

Penjagaan nama baik sangat erat hubungannya dengan tingkah laku atau perbuatan. Atau boleh dikatakan nama baik atau tidak baik itu adalah dari tingkah laku atau perbuatannya. Yang dimaksud dengan tingkah laku dan perbuatan itu, antara lain cara berbahasa, cara bergaul, sopan santun, disiplin pribadi, cara menghadapi orang, perbuatan-perbuatan yang dihalalkan agama dan lain sebagainya.


OPINI : Setiap manusia harus adil satu dengan yang lainnya jangan hanya memikirkan egoisnya sendiri. kita diwajibkan untuk saling membantu dan adil. Keadilan sangat di perlukan dan dibutuhkan namun keadilan sekarang tidak berlaku lagi karena siapa yang kuat itu yang menang. Keadilan cuma hanya formalitas yang ada di negara kita buktinya keadilan itu sendiri bisa di beli, rakyat yang kecil selalu di tindas dengan rasa tidak keadilan. Dimana letak dari keadilan itu kalau pemerintah sendiri tidak pernah adil. Seharusnya mereka yang jadi pemimpin bangsa harus adil jangan hanya pandang bulu. Rakyat kecil mengharapkan sebuah keadilan dari negara. Siapa yang salah harus dihukum dan yang benar harus dibebaskan. Keadilan juga harus lebih di tegakkan jangan cuma karena di beri duit jadi keadilan yang sesungguhnya tidak seperti kenyataannya. Keadilan sangat diharapkan dan perlu penegasan dalam melakukannya.

Sumber :
http://arfanart.wordpress.com/2012/06/13/manusia-dan-keadilan/

Sosialita

TEMPO.COJakarta - Namanya Dewi Ivo. Sebagai sosialita, tampil jelita sudah menjadi kewajiban. Ketika menemui Tempo di apartemennya di kawasan Senopati, Jakarta Selatan. Dewi Ivo tampil berkelas dengan make up tipis dan rambut diblow rapi, serta blazer kain ikat yang dipadu celana denim.

Tapi jangan terkecoh, penampilan cantiknya ini baru satu sisi diri Dewi. “Dewi ini mau turun ke perkampungan pemulung dengan sandal jepit,” kata Ina Madjihan, rekan Dewi yang juga merupakan penggagas Gerakan Berbagi, Jumat, 19 April 2013.

Dewi bergabung dengan Gerakan Berbagi sudah 1,5 tahun yang lalu. Lewat foto kegiatan dokumentasi Gerakan Berbagi, Dewi memang tampil jauh berbeda. Dengan kaos T-shirt dan rambut dikuncir ke belakang, ia tampak sederhana. “Ya seperti bunglon, kita harus menyesuaikan diri di dunia yang berbeda,” kata Dewi.

Sebelum bergabung dengan Gerakan Berbagi, Dewi, perempuan 36 tahun ini memang kerap menyalurkan aksi sosialnya secara individual, lewat ajakan temannya. Sejak tahun 2008 misalnya, ia kerap melakukan kunjungan ke anak jalanan dan rumah sakit, memberikan bantuan untuk penderita kurang gizi, tumor, hingga anak tanpa lubang anus. “Hari pertama-kedua, saya menangis sesenggukan sampai harus keluar ruangan karena nggak tega melihatnya,” kata Dewi menceritakan salah satu pengalamannya.

Awal mula Dewi bergabung dengan Gerakan Berbagi lantaran ajakan Ina, teman semasa kuliahnya. Ina mengajak Dewi ikut menyumbang dalam kegiatan Gerakan Berbagi, yaitu aksi rutin tiap Jumat menyumbang nasi bungkus untuk anak yatim dan anak terlantar, juga pengadaan sepeda untuk distribusi bantuan korban bencana Mentawai. Merasa sejalan dengan Gerakan Berbagi yang memiliki program kerja yang jelas, Dewi akhirnya bergabung sebagai Penasehat ketika gerakan ini akhirnya berbadan hukum.

Gerakan Berbagi memiliki kegiatan yang terbagi dalam empat fokus, yakni pendidikan, kesehatan, pangan, dan tanggap darurat. Kegiatannya bermacam-macam, seperti memberi beasiswa pendidikan, bantuan untuk pasien tak mampu, pendampingan dan edukasi pada pasien dan penderita kanker, hingga menanggung biaya check up rutin 70 donor aferensis yang dinaunginya.

Adapun kegiatan rutin memberikan nasi bungkus tiap hari Jumat sampai kini masih dijadikan tradisi dan dinamakan Jumat Berbagi. Selengkapnya baca Gemerlapnya Dunia Sosialita.


Ulasan :
Manusia berpandangan bahwa orang dengan rezeki lebih biasanya hidup mewah dan sombong. Pandangan tersebut sepertinya ditujukan pada soialita orang Indonesia. Padahal, sosialita di luar negeri kebanyakan, lebih tertuju pada pendidikan, charity/donasi acara baksos. 

Lain lagi dengan Dewi Ivo, wanita cantik yang tidak malu-malu turun ke tempat-tempat kumuh untuk memberikan santunan. Dalam hal ini saya tidak mengatakan bahwa tidak ada sosialita yang tidak peduli dengan kaum menengah kebawah, tetapi ada beberapa soialita yang masih  peduli dengan kaum-kaum ini. Oleh karena itu, ubahlah pandangan kita mengenai sosialita yang tidak peduli dengan kaum bawah. Like people say, "Don't judge a book by its cover".
Sumber :
http://www.tempo.co/read/news/2013/04/28/219476349/Sosialita-yang-Bergaul-dengan-Pemulung

Ujian Nasional

Jakarta - M. Nuh hanya bisa duduk termangu.Shock dan terheran-heran bercampur geram. Ia nyaris tidak percaya melihat kertas soal Ujian Nasional (UN) masih teronggok bertumpuk-tumpuk.

Soal yang ditunggu-tunggu para siswa sekolah lanjutan atas itu dibiarkan menggunung di dekat pintu keluar percetakan PT Ghalia Indonesia Printing (GIP).

M. Nuh, Selasa 16 April 2013 itu, sudah lima kali datang ke percetakan yang berdiri di Jalan Raya Rancamaya, Bogor, Jawa Barat itu. Setiap hari ia bolak-balik dari Jakarta menuju Bogor menggunakan mobil dinasnya. Meski sudah lima kali didatangi menteri, soal dan lembar jawaban UN itu belum terkirim juga. Padahal itu sudah hari kedua dari keputusan Pak Menteri menunda ujian untuk 11 provinsi. Kacau! Benar-benar kacau.

Pak Menteri pun sudah tidak bisa menahan marah lagi. “Kalau seperti ini, ada sabotase, masa barang sudah siap masuk truk tidak dimasukkan?” kata M. Nuh geram seperti ditirukan sumber majalah detik yang menyertai Pak Menteri.


Ulasan :

Ujian Nasional (UN) kali ini amat sangat kacau bila dibandingkan tahun-tahun lalu. Bagaimana tidak? Ujian tidak serempak, kertas ujian tipis sekali, dan kertas soal pun kurang. Hal ini mencerminkan bagaimana kinerja kerja menteri pendidikan kita, bapak M.Nuh.

Kenapa tidak dihapuskan saja sistem ujian nasional ini? Apa sih sebenarnya tujuan dari sekolah? Mengejar kuantitas atau kualitas? Nilai memang penting, tapi itu semua harus seimbang dengan praktiknya. Tujuan lain dari sekolah juga untuk membentuk anak agar memiliki kepribadian baik. Bagaimana mungkin, pihak sekolah menghalalkan menyontek atau membagikan jawaban saat UN. 

Alternatif lain, selain dihapuskan, menurut saya ialah menjadikan nilai UN sebagai nilai tambahan. Dengan begitu 50% nilai UN dan 50% nilai sekolah. Akan sangat tidak adil jika tahun ini banyak yang tidak lulus hanya karena kualitas kertas yang tidak baik dan sistem UN yang kacau.

Sumber :
http://news.detik.com/read/2013/04/24/060819/2228698/159/ujian-pak-menteri-pendidikan?nd771104159

Jumat, 26 April 2013

Manusia dan Pandangan Hidup


A.    PENGERTIAN PANDANGAN HIDUP
Setiap manusia pasti mempunyai pandangan hidup. Sedangkan pandangan hidup itu sendiri bersifat kodrati. karena itu menentukan masa depan setiap manusia. Untuk itu perlu dijelaskan pula apa arti pandangan hidup itu sendiri. Pandangan hidup adalah pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, dan petunjuk hidup di dunia. Pendapat atau pertimbangan itu sendiri merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya.

Pandangan hidup itu banyak sekali macam dan ragamnya. Dapat diklasifikasikan berdasarkan asalnya ada 3 macam, yaitu :
1. Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya.
2. Pandangan hidup yang berupa ideologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada negara tersebut.
3. Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya.

B.    CITA-CITA
Cita-cita adalah keinginan, harapan dan tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Itu semua merupakan yang harus diperoleh seseorang pada masa mendatang.
Apabila cita-cita itu tidak bisa terpenuhi, maka cita-cita itu sendiri di sebut dengan angan-angan.
Diantara masa sekarang yang merupakan realita dengan masa yang akan datang sebagai ide atau cita-cita terdapat jarak waktu. Ada 3 faktor yang mempengaruhi untuk mencapai cita-cita tersebut, yaitu :
1. Faktor Manusia, tergantung dari dirinya sendiri apa dia mau mencapai cita-citanya atau tidak. Dan harus dilakukan dengan usaha nya sendiri.
2. Faktor kondisi, sesuai kondisi yang sedang dia rasakan. Apa dia bisa menempati sesuai kondisi yang dia alami atau tidak.
3. Faktor tingginya cita-cita, semakin tinggi cita-cita kita semakin besar pula usaha yang harus kita lakukan tergantung apa cita-cita yang kita inginkan.

C.   KEBAJIKAN
Kebajikan atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada hakekatnya sama dengan perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma agama dan etika. Manusia berbuat baik karena menurut kodratnya manusia itu baik, makhluk yang bermoral dan beretika. Atas dorongan suara hatinya cenderung manusia untuk berbuat kebaikan.
Manusia merupakan makhluk sosial yang artinya : manusia yang hidup bermasyarakat, manusia yang saling membutuhkan satu dengan yang lainnya, manusia saling tolong menolong dan saling menghargai sesama umat manusia. Sebaliknya pula manusia saling mencurigai, saling membenci, saling merugikan, dan sebagainya.
Ada3 hal faktor-faktor yang menentukan tingkah laku setiap manusia, yaitu :
1. Faktor pembawaan (heriditas) yang telah ditentukan pada waktu seseorang masih dalam kandungan.
2. Faktor lingkungan dimana mereka tinggal dan hidup dalam lingkungan yang baik maupun tidak baik.
3. Faktor pengalaman yang khas yang pernah dialami sewaktu dia mulai hidup dan hingga sampai dewasa.

D.   USAHA / PERJUANGAN
Usaha atau perjuangan adalah kerja keras untuk mewujudkan suatu cita-cita yang di inginkan. Setiap manusia harus bekerja keras demi kelangsungan hidupnya. Sebagian hidup manusia adalah usaha atau perjuangan. Perjuangan untuk hidup itu sudah kodrat manusia, tanpa usaha atau perjuangan manusia tidak dapat hidup sempurna. Bila kita menginginkan sukses kunci nya kita harus berusaha dan berdoa. Berusaha dalam artian belajar dengan tekun, rajin dan giat.
Kerja keras itu dapat dilakukan dengan otak atau ilmu maupun dengan tenaga atau jasmani. Untuk bekerja keras manusia dibatasi oleh kemampuan karena kemampuan terbatas itulah menjadi tolak ukur setiap kemakmuran antara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya. Kemampuan itu terbatas pada fisik dan keahlian atau keterampilan dari manusia itu sendiri.

E.   KEYAKINAN / KEPERCAYAAN
Keyakinan atau kepercayaan yang menjadi dasar pandangan hidup berasal dari akal atau kekuasaan allah. Menurut Prof. Dr. Harun Nasution, ada 3 aliran filsafat yaitu :
1. Aliran Naturalisme
Hidup manusia itu dihubungkan dengan kekuatan gaib yang merupakan kekuatan tertinggi. Kekuatan gaib itu dari natur dan itu dari allah.
2. Aliran Intelektualisme
Dasar aliran ini adalah logika atau akal. Manusia mengutamakan akal dan dengan akal manusia berpikir.
3. Aliran Gabungan
Dasar aliran ini adalah kekuatan gaib dan juga akal. Kekuatan gaib misalnya kekuatan yang berasal dari allah dan percaya adanya allah sebagai dasar keyakinan.

F.   LANGKAH-LANGKAH BERPANDANGAN HIDUP YANG BAIK
Setiap manusia pasti mempunyai pandangan hidup yang berbeda walau bagaimanapun bentuknya. Bagaimanapun bentuk suatu pandangan hidup itu tergantung pada diri kita sendiri. Ada yang memperlakukan pandangan hidup itu sebagai sarana untuk mencapai tujuan dan ada juga yang memperlakukannya sebagai penimbul kesejahteraan, ketentraman dan sebagainya.
Pandangan hidup sebagai sarana untuk mencapai tujuan dan cita-cita dengan baik. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :
  1. Mengenal : merupakan suatu kodrat manusia yaitu merupakan tahap pertama dari setiap aktivitas hidupnya yang dalam jalan ini mengenal apa itu pandangan hidup.
  2. Mengerti : tahap kedua untuk berpandangan hidup yang baik adalah mengerti. mengerti disini dimaksudkan mengerti terhadap pandangan hidup itu sendiri.
  3. Menghayati : dengan menghayati pandangan hidup kita memperoleh gambaran yang tepat dan benar mengenai kebenaran pandangan hidup itu sendiri.
  4. Meyakini : dengan meyakini berarti secara langsung ada penerimaan yang ikhlas terhadap pandangan hidup itu.
  5. Mengabdi : sesuatu hal yang penting dalam menghayati dan meyakini sesuatu yang telah dibenarkan dan diterima baik oleh dirinya lebih-lebih oleh orang lain.
  6. Mengamankan : langkah yang terakhir ini merupakan langkah terberat dan benar-benar membutuhkan iman yang teguh dan kebenaran dalam menanggulangi segala sesuatu demi tegaknya pandangan hidup itu.

Sumber :
http://siscaellia.wordpress.com/2012/06/16/manusia-dan-pandangan-hidup/

Senin, 08 April 2013

Premanisme

TEMPO.CO Jakarta--Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Jakarta Selatan, Ajun Komisaris Besar Hermawan, menyatakan dari hasil operasi mayoritas pelaku premanisme dilakoni oleh remaja. Menurut dia, rata-rata usia mereka berada di rentang 15 sampai 20 tahun. 

"Mereka juga kebanyakan putus sekolah," ucap Hermawan di Polres Jakarta Selatan, Ahad, 7 April 2013. Namun ada juga pelaku premanisme yang berusia di atas 25 tahun. Kasat Reskrim menyatakan berdasarkan pada hasil razia yang dilakukan Polres Jakarta Selatan pada November tahun lalu, sebanyak 45 pelaku berhasil dijaring. 

Mereka yang terjaring terlibat tindak pidana beragam, seperti pencopetan, pemerasan, penganiayaan atau pengeroyokan terhadap seseorang, serta kepemilikan senjata tajam atau narkotika. Polisi menjaring pelaku di tempat-tempat keramaian seperti terminal dan pasar. "Terakhir kami razia di pasar Blok-M," kata Hermawan. 

Lebih lanjut, Hermawan tidak tahu secara pasti berapa jumlah pelaku premanisme yang dibawa sampai ke meja hijau. Namun penyidik tidak melakukan penahanan terhadap pelaku yang berada di bawah umur. Pihaknya, kata dia, telah bekerja sama dengan Dinas Sosial DKI Jakarta untuk melakukan pembinaan. "Kalau tidak ada indikasi unsur pidana dilakukan pembinaan saja terhadap mereka," sambung Hermawan. 

Dari hasil pemeriksaan polisi usai merazia pada November lalu, para pelaku premanisme umumnya melakukan tindak pidana karena didorong faktor ekonomi untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Mereka pun biasanya tergabung dalam kelompok kecil dan tidak memiliki atasan alias bos. "Wilayah kerjanya pun tersebar dan tidak sama antarsatu kelompok dengan kelompok lain," ucap Hermawan. 

Kasat Reskrim menambahkan, dalam waktu dekat pihaknya juga akan melakukan kembali operasi terhadap premanisme. Operasi ini dilakukan untuk meredam aksi kejahatan di wilayah hukum Jakarta Selatan. 


Ulasan :
Hal ini tentunya sangat bagus dilakukan mengingat banyaknya tingkat kriminalitas di Indonesia, terutama Jakarta. Premanisme ini sendiri dikarenakan oleh sedikitnya lapangan pekerjaan dan rendahnya tingkat pendidikan perorangnya. Tak jarang "preman" tersebut melakukan kejahatan lainnya dengan menculik anak-anak kecil untuk disuruh mengamen. Preman pun ada yang termasuk preman "berdasi". Menurut saya, preman berdasi pun perlu dijaring dikarenakan kerugian yang diakibatkan ,mungkin, lebih besar daripada preman pasar. 

Namun, penjaringan ini harus dilakukan secara berkala agar benar-benar hilang, atau paling tidak berkurang, premanisme di sekitar kita. Cukup sudahlah negara kita ini kian terpuruk. Mari kita bangkitkan kedamaian dan kesejahteraan di tanah air tercinta ini

Sumber :
http://www.tempo.co/read/news/2013/04/08/064471795/Pelaku-Premanisme-Kebanyakan-Pemuda-Tanggung

Hargai Anak Itu

TEMPO.COSurakarta--Ratusan anak dengan semangat mengikuti gerak jalan di area Hari Bebas Kendaraan di Surakarta, Minggu, 7 April 2013. Sekilas anak-anak usia taman kanak-kanak dan sekolah dasar tersebut tidak berbeda dengan anak kebanyakan.

Kecuali terkadang ada anak yang tiba-tiba berontak dan keluar dari barisan atau anak yang ikut gerak jalan tapi pandangannya mengarah ke tempat lain. Anak-anak yang ikut gerak jalan tersebut adalah anak berkebutuhan khusus, yaitu anak autis.

"Kami mengajak 200-an anak-anak untuk ikut gerak jalan di tengah aktivitas masyarakat saat car-free day. Sehingga anak-anak dapat belajar berinteraksi dengan dunia luar," kata ketua panitia acara Syafitri Pusparini di sela acara, Minggu, 7 April 2013. Kegiatan tersebut dalam rangka memperingati hari peduli autis sedunia yang jatuh pada 2 April 2013.

Tak hanya gerak jalan, anak-anak lantas diberi kesempatan menyanyi atau membaca Al Quran di panggung yang disediakan di kawasan Ngarsopuro. Tujuannya agar anak autis lebih percaya diri dan belajar menghadapi banyak orang.

Dia mengatakan selama ini anak autis cenderung dikurung oleh orang tuanya di rumah. Sehingga justru memperparah kondisinya. Karena itu orang tua seharusnya lebih banyak mengenalkan anaknya ke dunia luar. "Meski di masyarakat, keberadaan anak autis kadang menjadi bahan ejekan," katanya.

Dengan diajak gerak jalan dan penampilan di panggung, secara tidak langsung menunjukkan ke masyarakat bahwa anak autis punya prestasi dan kemampuan. "Jangan jadikan anak autis sebagai bahan olokan. Itu menyakiti perasaan si anak dan orang tuanya," ujarnya.

Bagi Asri Kurniawati, mendidik anaknya yang autis harus dengan ketegasan. Tanpa ketegasan, "Nanti akan tidak tahu aturan," katanya. Ridho Arta Rifai yang kini berumur 8 tahun masih menjalani terapi di sebuah yayasan.

Dia belum berencana memasukkan ke sekolah inklusi. Dia khawatir anaknya belum bisa berinteraksi dengan baik atau justru menjadi bahan candaan teman-teman sekolahnya. "Pernah beberapa kali diejek saat bermain di lingkungan rumah. Makanya sekarang saya batasi untuk ke luar rumah," ujar warga Cemani, Grogol, Sukoharjo ini. 


Ulasan:
Pernahkah kalian mengumpat kepada seseorang dengan kata "autis"? Sadarkah kalian kalau hal itu sungguh tidak manusiawi. Di dalam kehidupan masyarakat, pada umumnya anak-anak penderita autis mendapat perlakuan negatif. Anak autis memang kurang bisa bersikap normal seperti biasanya, tapi tahukah kalian bahwa mereka memiliki kemampuan yang lebih besar dari kita? Jawabannya ADA...dan banyak

Anak autis memerlukan penanganan khusus, di antaranya : 1. Komunikasi dan dukungan yang baik dari orangtua dan orang-orang terdekat, 2. Diikutsertakannya anak autis pada kegitan-kegiatan positif yang mengasah otak dan cara berinteraksi, 3. Konsultasikan dengan dokter atau pakar khusus, dsb.

Sumber:
http://www.tempo.co/read/news/2013/04/08/060471775/Jangan-Jadikan-Anak-Autis-Sebagai-Bahan-Ejekan

Budaya Kita Hilang

RAJA AMPAT, KOMPAS.com - Sekitar 10 makam kuno di Raja Ampat, Papua Barat, dijarah setelah dibukanya akses perairan untuk pariwisata. Makam kuno itu terletak di ceruk-ceruk goa bukit karst di laut Raja Ampat.

Penjarahan itu terjadi di Misole, Teluk Maya Libit, dan Teluk Kabui. Diperkirakan benda hilang meliputi ratusan tengkorak dan bekal kubur berupa piring-piring keramik China dan patung- patung kayu adat Raja Ampat.

Tokoh Pemuda Masyarakat Raja Ampat, Abraham Goran Gaman (43), mengatakan, di makam kuno Aikor, Teluk Maya Libit, saat ini tak ada lagi tengkorak tersisa. Warga juga menemukan bekas-bekas galian untuk mengambil bekal kubur, tetapi tak mengetahui pelakunya.

”Warga umumnya menyalahkan turis karena kehilangan di makam kuno mulai terjadi sejak akses pariwisata ke Raja Ampat terbuka untuk turis, tahun 2008,” katanya, Jumat (22/3/2013), di Raja Ampat.

Makam-makam kuno Raja Ampat itu diperkirakan telah berusia lebih dari 300 tahun. Pada zaman dulu, adat pemakaman Raja Ampat adalah meletakkan jenazah di goa bukit kapur tanpa dikubur bersama bekal kubur. Meski tak lagi dilakukan, masyarakat masih menganggap makam kuno sebagai tempat yang sakral.

Menurut Abraham, pencurian sulit dipantau karena makam kuno terletak di pulau yang berbeda dari pemukiman warga. Masyarakat pun sangat takut mendekati makam kuno karena dianggap sakral.

Salah seorang dari tiga Kepala Adat Desa Wawiyai, di Teluk Kabui, Gerson Mangindal, mengatakan, penjarahan itu telah dilaporkan ke dinas pariwisata.

Makam kuno selama ini menjadi daya tarik wisatawan selain keindahan laut Raja Ampat.


Ulasan :
Kepulauan Raja Ampat merupakan rangkaian empat gugusan pulau yang berdekatan dan berlokasi di barat bagian Kepala Burung.Asal mula nama Raja Ampat menurut mitos masyarakat setempat berasal dari seorang wanita yang menemukan tujuh telur. Empat butir di antaranya menetas menjadi empat orang pangeran yang berpisah dan masing-masing menjadi raja yang berkuasa di Waigeo, Salawati, Misool Timur dan Misool Barat. Sementara itu, tiga butir telur lainnya menjadi hantu, seorang wanita, dan sebuah batu.

Sayang sekali, negara ini penuh dengan manusia-manusia bertangan panjang. Apa saja dicuri untuk mendapat keuntungan sendiri. Jangankan makam yang sakral, bagian-bagian kecil dari rel kereta api saja di ambil pula. Mau jadi apa negara kita ini? Ada-ada saja.....

Sumber :
http://sains.kompas.com/read/2013/03/24/18253793/Makam.Kuno.Raja.Ampat.Dijarah

Minggu, 07 April 2013

Konsepsi IBD


2.1 Pengertian Ilmu Budaya Dasar
Sederhananya pengertian dari budaya adalah suatu pembelajaran yang membahas tentang kegiatan atau rutinitas manusia disuatu daerah tertentu yang dilakukan secara berulang-ulang dan diwariskan kepada generasi-generasi penerusnya. Pentingnya suatu nilai budaya dalam diri manusia karena dalam berbudaya manusia bisa belajar serta dapat memahami suatu konsep kehidupan yang dijalaninya setiap harinya.
Istilah llmu Budaya Dasar dikembangkan di Indonesia sebagai pengganti istilah Basic Humanitiesm yang berasal dari istilah bahasa Inggris “The Humanities”. Adapun istilah Humanities itu sendiri berasal dan bahasa latin humanus yang bisa diartikan manusia, berbudaya dan halus. Dengan mempelajari the humanities diandaikan seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa the humanities berkaitan dengan nilai-nilai yaitu nilai-nilai manusia sebagai homo humanus atau manusia berbudaya. Agar supaya manusia bisa menjadi humanus, mereka hams mempelajari ilmu yaitu the humanities disamping tidak meninggalkan tanggungjawabnya yang lain sebagai manusia itu sendiri.
Ilmu Budaya Dasar termasuk dari kelompok pengetahuan budaya, dan perlu diketahui bahwa pengelompokan ilmu pengetahuan menurut Prof.Dr.Harsya Bachtiar mengemukakan bahwa ilmu dan pengetahuan dikelompokkan menjadi 3 bagian yaitu :
1. Natural Science
Natural science atau yang disebut dengan Ilmu Ilmiah atau yang dikenal dengan Ilmu Pengetahuan Alam yang bertujuan mengetahui keteraturan-keteraturan atau gejala-gejala yang terdapat dalam alam semesta. Untuk mengkaji hal itu digunakan beberapa metode ilmiah. Caranya ialah dengan menentukan hukum yang berlaku mengenai keteraturan-keteraturan itu, lalu dibuat analisis untuk menentukan suatu kualitas. Hasil analisis itu kemudian digeneralisasikan. Atas dasar ini lalu dibuat prediksi, yang termasuk kelompok ilmu-ilmu alamiah antara lain ialah astronomi, fisika, kimia, biologi, kedokteran, mekanika.

2. Social Science
Social Science atau yang disebut dengan ilmu sosial adalah  sekelompok disiplin akademis yang mempelajari aspek-aspek yang berhubungan dengan manusia dan lingkungan sosialnya. Ilmu-ilmu sosial bertujuan untuk mengkaji keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam kehidupan manusia sehari-hari. Ilmu ini biasa digunakan untuk mempelajari suatu budaya masyarakat secara menyeluruh dan membahas aspek-aspek kehidupan yang sudah diatur oleh negara. Yang termasuk kelompok ilmu-ilmu sosial antara lain ilmu ekonomi, sosiologi, politik, demografi, psikologi, antropologi sosial, sosiologi hukum, dsb.
3. The Humanities
Pengetahuan budaya bertujuan untuk memahami dan mencari tau arti kenyataan-kenyataan yang bersifat manusiawi. Untuk mengkaji hal itu digunakan metode pengungkapan peristiwa-peristiwa dan pemyataan-pemyataan yang bersifat unik, kemudian diberi arti. Peristiwa-peristiwa dan pemyatan-pemyataan itu pada umumnya terdapat dalam tulisan-tulisan., Metode ini tidak ada sangkut pautnya dengan metode ilmiah, hanya mungkin ada pengaruh dari metode ilmiah.
Pengetahuan budaya ( The Humanities ) dibatasi sebagai pengetahuan yang mencakup keahlian (disiplin) seni dan filsafat. Keahlian inipun dapat dibagi-bagi lagi ke dalam berbagai bidang keahlian lain:  seperti seni tari, seni rupa, seni musik, dll. Sedangkan Ilmu Budaya Dasat (Basic Humanitie ) adalah usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Dengan perkataan lain Ilmu Budaya dasar menggunakan pengertian-pengertian yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan budaya untuk mengembangkan wawasan pemikiran dan kepekaan dalam mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan.
  2.2            Konsepsi Ilmu Budaya Dasar dalam Agama
Agama adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya. Dikatakan bahwa agama yang berhubungan uatu unsur kebudayaan itu memiliki suatu kegiatan rutin yang dilakukan oleh manusia sendiri, dan membentuk pola pikir manusuia juga dapat melaui suatu kebudayaan atau agama.
Ilmu Budaya Dasar adalah pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yg dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Salah satu syarat yang teramat penting dalam kehidupan manusia adalah keyakinan, yang oleh sebagian orang dianggap sebagai agama.
Yang menjadi pokok utama bagi manusia untuk mempercayai Tuhan dan perlunya hidup beragama adalah kebutuhan manusia akan rasa aman. Mereka yakin tiada daya dan upaya yang akan mempengaruhi kalau Tuhan tidak mengizinkan. Tuhan yang kita maksud adalah Tuhan Yang Maha Esa, yang memiliki kekuatan dan kasih sayang serta Tuhan yang menjadi sasaran beribadah.
Bagi orang yang percaya kepada Tuhan, perasaannya merasa selalu dilindungi oleh Tuhan baik dalam keadaan apapun, mereka tidak merasa takut. Kita perlu mempunyai kepercayaan terhadap Tuhan, mengingat kebutuhan jiwa pada diri kita. Begitu juga dengan orang yang kehilangan kepercayaan diri, harga diri dan kasih sayang, kalau mereka percaya akan Tuhan maka mereka akan bisa menghadapinya dengan penuh ketenangan.
Setiap daerah, setiap agama, dan setiap orang mempunyai cara-cara atau budaya tersendiri untuk mendekatkan diri kepada Tuhannya. Seperti di Bali, sebagian penduduknya memeluk agama Hindu, mereka mempunyai cara tersendiri dalam melakukan pemujaan terhadap Tuhan, mereka memuja Tuhan dengan sesajen yang berisi macam-macam buah dan kembang berwarna warni. Daerah lainnya seperti Jawa, Madura, Kalimantan dan sebagainya mempunyai cara tersendiri sesuai agamanya. Meskipun cara atau pun kebudayaannya berbeda  tetapi tujuannya sama yaitu Tuhannya.
  2.3            Konsepsi Ilmu budaya dasar dalam Filsafat
Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Sedangkan kebudayaan adalah sebuah tradisi atau kebudayaan yang dilakukan secara berulang-ulang dan diwariskan kepada generasi selanjutnya.
Bila dibandingkan filsafat dengan budaya memiliki satu kesamaan hanya saja ilmu filsafat itu mengkaji sebuah ilmu melalui dasarnya sedangkan budaya sebuah ilmu yang mempelajari suatu dasar berfikir manusia dari kegiatan (aktifitas) sehari-hari. Dengan demikian jelaslah bahwa filsafat itu mengendalikan cara berfikir kebudayaan, oleh karena itu perbedaan kebudayaan dapat dikembalikan kepada perbedaan filsafat. Pendekatan filosofis yaitu suatu pendekatan untuk menelaah dan memecahkan masalah-masalah pendidikan dengan menggunakan metode filsafat. Pendidikan membutuhkan filsafat karena masalah pendidikan tidak hanya menyangkut pelaksanaan pendidikan semata, yang hanya terbatas pada pengalaman..
  2.4            Konsepsi Ilmu Budaya Dasar dalam Keindahan
Keindahan merupakan sifat dan ciri dari orang, hewan, tempat, objek, atau gagasan yang memberikan pengalaman persepsi kesenangan, bermakna, atau kepuasan. Kaitannya budaya dengan keindahan merupakan suatu kaitan yang saling mendampingi dalam arti bahwa dimana ada suatu budaya yang terdapat pada dalam lingkungan pasti terdapat sisi keindahan tersendiri. Ilmu budaya Dasar tidak dimaksudkan untuk mendidik ahli-ahli dalam salah satu bidang keahlian yang termasuk di dalam pengetahuan budaya, akan tetapi ilmu budaya dasar semata-mata sebagai salah satu usaha mengembangkan kepribadian seseorang dengan cara memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan kritikalnya terhadap nilai-nilai budaya, baik yang menyangkut orang lain dan alam sekitarnya, maupun yang menyangkut dirinya sendiri.
Pada zaman yunani dahulu juga mengenal pengertian keindahan dalam arti estetis yang disebutnya ‘symmetria’ untuk keindahan berdasarkan penglihatan dan harmonia untuk berdasarkan uatu pendengaran misalnya melalui musik. Jadi pengertia keindahan yang seluas-luasnya meliputi :
  • Keindahan seni
  • Keindahan alam
  • Keindahan moral
  • Keindahan intelektual

Sumber :

Sabtu, 06 April 2013

Budaya Orang Indonesia

Jadi kali ini saya akan menulis tentang kebiasaan atau budaya yang sudah mengakar pada manusia. Saya mengkhususkan kepada budaya orang Indonesia.

1. Ngaret
Sifat ini tuh susah banget dihilangkan dari warga Indonesia. Janjinya jam 8 baru mulai jam 10, gimana gak keterlaluan? Sebenernya masih ada orang yang bener-bener menghargai waktu. Tapi kalau orang yang tepat waktu disuruh menunggu, kan bosan juga akhirnya. Akhirnya dia ketularan ngaretnya.
Contohnya (ehem) saya sendiri, dlu sewaktu awal-awal kuliah saya selalu berusaha datang sebelum jam setengah 8 atau paling tidak pas setengah delapan. Namun, seiring perkembangan waktu saya merasa percuma saja datang tepat waktu sesuai jadwal toh akhirnya masih lama mulainya. Akhirnya saya dikit demi sedikit mulai molor waktu ngaret. Sampai akhirnya semester 2 ini saya malah sering telat.
Oleh karena itu pikiran untuk ngaret seharusnya dihilangkan agar orang yang ngaret ketularan on time.

2. Buang sampah sembarangan
Pernah lihat kali ciliwung kan? Pernah liat ketika kali ciliwung banjir terus dikeruk? Banyak sekali sampah dan kotoran yang ada di kali tersebut sehingga membuat air berwarna kecoklatan dan bau. Matahari juga sudah tidak bisa menjangkau dasar kali ciliwung saking keruhnya. You know it bugs me a lot if people throw their junk to the streets, even it's a small piece. Misalnya lagi di angkot, terus ada orang makan permen dan buangnya di kolong kursi. Please deh simpen dulu kan bisa. Misalkan saja, 1 bungkus permen = 1 gram, 1 gr x 365 hari = 365 gr per tahun, 365 gr x 200 jt penduduk = 73.000.000.000 gr = 73 juta kg. WOW! Bayangkan saja 73 juta kg sampah permen mau taro dimana? Hmmm gimana gak banjir.
Saya juga ga betah bawa-bawa sampah kemana-mana, tapi keinginan buat Indonesia lebih bersih dan tertib buang sampah yang membuat saya harus menahan diri buang sampah sembarangan.
Pernah saya lihat di beberapa angkot jurusan depok-kp.rambutan yang menyediakan tempat sampah kecil. Sekilas mengganggu tapi sekaligus menyadarkan kita agar bisa lebih bersih. So, let's make up your mind to be a cleaner person.

3. Merokok di angkutan umum
Well, saya gak melarang orang untuk merokok, asalkan TIDAK di ANGKUTAN UMUM!!!! Merokok boleh, tapi jangan bawa-bawa orang lain untuk jafi perokok pasif. Bayangin ajah kalo ada balita di angkot dan harus ikut-ikutan menghirup asap rokok, udah gitu tempatnya terbatas jadi makin sesak kan?! Ada beberapa yang mematikan rokoknya ketika di angkot and I appreciate that. Tapi kadang heran ngeliat orang yang tetep egois hmmm..

Saya tidak merasa sempurna, saya hanya menyampaikan apa yang menjadi kebiasaan buruk. Saya juga tidak mengatakan kalau saya terbebas dari 3 hal di atas.

Sekian.

Jumat, 05 April 2013

ISD sebagai MKDU

Apa yang dimaksud ISD(Ilmu Sosial Dasar) sebagai salah satu MKDU (Mata Kuliah Dasar Umum)? Saya sendiri pun tidak tahu mengapa. Tetapi menurutsaya, kita sendiri (sebagai mahasiswa) perlu mempelajari ISD untuk belajar bagaimana mengembangkan sosial dasar kita. Contoh yang paling sederhana dalam sosial dasar ialah berkomunikasi bukan? Dalam hal ini, kita belajar bagaimana berkomunikasi dengan baik kepada orang. Setiap orang memiliki karakter yang berbeda-beda, oleh sebab itu kita perlu menyesuaikan cara berkomunikasi setiap karakter manusia.

Misalnya saja si A, berbicara dengan dia harus dengan lemah lembut karena jika tidak dia akan menangis. Tipe inilah yang disebut sensitif. Adapun si B, dia termasuk orang yang biasa-biasa saja jadi dia akan tetap santai kalaupun lawan bicaranya lemah lembut atau tegas.

Dua contoh tersebut adalah contoh berkomunikasi secara langsung, lalu bagaimana dengan komunikasi via media online? Kita tidak tahu lawan nada lawan bicara kita. Terkadang ada orang yang menulis dengan maksud santai tapi ditanggapi dengan lawan bicaranya dengan amarah atau kata-kata tidak mengenakkan. Susah mengetahui tipe-tipe berkomunikasi orang melalui socmed.