Minggu, 28 April 2013
Manusia dan Keadilan
Sosialita
Tapi jangan terkecoh, penampilan cantiknya ini baru satu sisi diri Dewi. “Dewi ini mau turun ke perkampungan pemulung dengan sandal jepit,” kata Ina Madjihan, rekan Dewi yang juga merupakan penggagas Gerakan Berbagi, Jumat, 19 April 2013.
Dewi bergabung dengan Gerakan Berbagi sudah 1,5 tahun yang lalu. Lewat foto kegiatan dokumentasi Gerakan Berbagi, Dewi memang tampil jauh berbeda. Dengan kaos T-shirt dan rambut dikuncir ke belakang, ia tampak sederhana. “Ya seperti bunglon, kita harus menyesuaikan diri di dunia yang berbeda,” kata Dewi.
Sebelum bergabung dengan Gerakan Berbagi, Dewi, perempuan 36 tahun ini memang kerap menyalurkan aksi sosialnya secara individual, lewat ajakan temannya. Sejak tahun 2008 misalnya, ia kerap melakukan kunjungan ke anak jalanan dan rumah sakit, memberikan bantuan untuk penderita kurang gizi, tumor, hingga anak tanpa lubang anus. “Hari pertama-kedua, saya menangis sesenggukan sampai harus keluar ruangan karena nggak tega melihatnya,” kata Dewi menceritakan salah satu pengalamannya.
Awal mula Dewi bergabung dengan Gerakan Berbagi lantaran ajakan Ina, teman semasa kuliahnya. Ina mengajak Dewi ikut menyumbang dalam kegiatan Gerakan Berbagi, yaitu aksi rutin tiap Jumat menyumbang nasi bungkus untuk anak yatim dan anak terlantar, juga pengadaan sepeda untuk distribusi bantuan korban bencana Mentawai. Merasa sejalan dengan Gerakan Berbagi yang memiliki program kerja yang jelas, Dewi akhirnya bergabung sebagai Penasehat ketika gerakan ini akhirnya berbadan hukum.
Gerakan Berbagi memiliki kegiatan yang terbagi dalam empat fokus, yakni pendidikan, kesehatan, pangan, dan tanggap darurat. Kegiatannya bermacam-macam, seperti memberi beasiswa pendidikan, bantuan untuk pasien tak mampu, pendampingan dan edukasi pada pasien dan penderita kanker, hingga menanggung biaya check up rutin 70 donor aferensis yang dinaunginya.
Adapun kegiatan rutin memberikan nasi bungkus tiap hari Jumat sampai kini masih dijadikan tradisi dan dinamakan Jumat Berbagi. Selengkapnya baca Gemerlapnya Dunia Sosialita.
Ulasan :
Manusia berpandangan bahwa orang dengan rezeki lebih biasanya hidup mewah dan sombong. Pandangan tersebut sepertinya ditujukan pada soialita orang Indonesia. Padahal, sosialita di luar negeri kebanyakan, lebih tertuju pada pendidikan, charity/donasi acara baksos.
Lain lagi dengan Dewi Ivo, wanita cantik yang tidak malu-malu turun ke tempat-tempat kumuh untuk memberikan santunan. Dalam hal ini saya tidak mengatakan bahwa tidak ada sosialita yang tidak peduli dengan kaum menengah kebawah, tetapi ada beberapa soialita yang masih peduli dengan kaum-kaum ini. Oleh karena itu, ubahlah pandangan kita mengenai sosialita yang tidak peduli dengan kaum bawah. Like people say, "Don't judge a book by its cover".
Sumber :
http://www.tempo.co/read/news/2013/04/28/219476349/Sosialita-yang-Bergaul-dengan-Pemulung
Ujian Nasional
Soal yang ditunggu-tunggu para siswa sekolah lanjutan atas itu dibiarkan menggunung di dekat pintu keluar percetakan PT Ghalia Indonesia Printing (GIP).
M. Nuh, Selasa 16 April 2013 itu, sudah lima kali datang ke percetakan yang berdiri di Jalan Raya Rancamaya, Bogor, Jawa Barat itu. Setiap hari ia bolak-balik dari Jakarta menuju Bogor menggunakan mobil dinasnya. Meski sudah lima kali didatangi menteri, soal dan lembar jawaban UN itu belum terkirim juga. Padahal itu sudah hari kedua dari keputusan Pak Menteri menunda ujian untuk 11 provinsi. Kacau! Benar-benar kacau.
Pak Menteri pun sudah tidak bisa menahan marah lagi. “Kalau seperti ini, ada sabotase, masa barang sudah siap masuk truk tidak dimasukkan?” kata M. Nuh geram seperti ditirukan sumber majalah detik yang menyertai Pak Menteri.
Ulasan :
Ujian Nasional (UN) kali ini amat sangat kacau bila dibandingkan tahun-tahun lalu. Bagaimana tidak? Ujian tidak serempak, kertas ujian tipis sekali, dan kertas soal pun kurang. Hal ini mencerminkan bagaimana kinerja kerja menteri pendidikan kita, bapak M.Nuh.
Kenapa tidak dihapuskan saja sistem ujian nasional ini? Apa sih sebenarnya tujuan dari sekolah? Mengejar kuantitas atau kualitas? Nilai memang penting, tapi itu semua harus seimbang dengan praktiknya. Tujuan lain dari sekolah juga untuk membentuk anak agar memiliki kepribadian baik. Bagaimana mungkin, pihak sekolah menghalalkan menyontek atau membagikan jawaban saat UN.
Alternatif lain, selain dihapuskan, menurut saya ialah menjadikan nilai UN sebagai nilai tambahan. Dengan begitu 50% nilai UN dan 50% nilai sekolah. Akan sangat tidak adil jika tahun ini banyak yang tidak lulus hanya karena kualitas kertas yang tidak baik dan sistem UN yang kacau.
Sumber :
http://news.detik.com/read/2013/04/24/060819/2228698/159/ujian-pak-menteri-pendidikan?nd771104159
Jumat, 26 April 2013
Manusia dan Pandangan Hidup
- Mengenal : merupakan suatu kodrat manusia yaitu merupakan tahap pertama dari setiap aktivitas hidupnya yang dalam jalan ini mengenal apa itu pandangan hidup.
- Mengerti : tahap kedua untuk berpandangan hidup yang baik adalah mengerti. mengerti disini dimaksudkan mengerti terhadap pandangan hidup itu sendiri.
- Menghayati : dengan menghayati pandangan hidup kita memperoleh gambaran yang tepat dan benar mengenai kebenaran pandangan hidup itu sendiri.
- Meyakini : dengan meyakini berarti secara langsung ada penerimaan yang ikhlas terhadap pandangan hidup itu.
- Mengabdi : sesuatu hal yang penting dalam menghayati dan meyakini sesuatu yang telah dibenarkan dan diterima baik oleh dirinya lebih-lebih oleh orang lain.
- Mengamankan : langkah yang terakhir ini merupakan langkah terberat dan benar-benar membutuhkan iman yang teguh dan kebenaran dalam menanggulangi segala sesuatu demi tegaknya pandangan hidup itu.
Senin, 08 April 2013
Premanisme
"Mereka juga kebanyakan putus sekolah," ucap Hermawan di Polres Jakarta Selatan, Ahad, 7 April 2013. Namun ada juga pelaku premanisme yang berusia di atas 25 tahun. Kasat Reskrim menyatakan berdasarkan pada hasil razia yang dilakukan Polres Jakarta Selatan pada November tahun lalu, sebanyak 45 pelaku berhasil dijaring.
Mereka yang terjaring terlibat tindak pidana beragam, seperti pencopetan, pemerasan, penganiayaan atau pengeroyokan terhadap seseorang, serta kepemilikan senjata tajam atau narkotika. Polisi menjaring pelaku di tempat-tempat keramaian seperti terminal dan pasar. "Terakhir kami razia di pasar Blok-M," kata Hermawan.
Lebih lanjut, Hermawan tidak tahu secara pasti berapa jumlah pelaku premanisme yang dibawa sampai ke meja hijau. Namun penyidik tidak melakukan penahanan terhadap pelaku yang berada di bawah umur. Pihaknya, kata dia, telah bekerja sama dengan Dinas Sosial DKI Jakarta untuk melakukan pembinaan. "Kalau tidak ada indikasi unsur pidana dilakukan pembinaan saja terhadap mereka," sambung Hermawan.
Dari hasil pemeriksaan polisi usai merazia pada November lalu, para pelaku premanisme umumnya melakukan tindak pidana karena didorong faktor ekonomi untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Mereka pun biasanya tergabung dalam kelompok kecil dan tidak memiliki atasan alias bos. "Wilayah kerjanya pun tersebar dan tidak sama antarsatu kelompok dengan kelompok lain," ucap Hermawan.
Kasat Reskrim menambahkan, dalam waktu dekat pihaknya juga akan melakukan kembali operasi terhadap premanisme. Operasi ini dilakukan untuk meredam aksi kejahatan di wilayah hukum Jakarta Selatan.
Ulasan :
Hal ini tentunya sangat bagus dilakukan mengingat banyaknya tingkat kriminalitas di Indonesia, terutama Jakarta. Premanisme ini sendiri dikarenakan oleh sedikitnya lapangan pekerjaan dan rendahnya tingkat pendidikan perorangnya. Tak jarang "preman" tersebut melakukan kejahatan lainnya dengan menculik anak-anak kecil untuk disuruh mengamen. Preman pun ada yang termasuk preman "berdasi". Menurut saya, preman berdasi pun perlu dijaring dikarenakan kerugian yang diakibatkan ,mungkin, lebih besar daripada preman pasar.
Namun, penjaringan ini harus dilakukan secara berkala agar benar-benar hilang, atau paling tidak berkurang, premanisme di sekitar kita. Cukup sudahlah negara kita ini kian terpuruk. Mari kita bangkitkan kedamaian dan kesejahteraan di tanah air tercinta ini
Sumber :
http://www.tempo.co/read/news/2013/04/08/064471795/Pelaku-Premanisme-Kebanyakan-Pemuda-Tanggung
Hargai Anak Itu
Kecuali terkadang ada anak yang tiba-tiba berontak dan keluar dari barisan atau anak yang ikut gerak jalan tapi pandangannya mengarah ke tempat lain. Anak-anak yang ikut gerak jalan tersebut adalah anak berkebutuhan khusus, yaitu anak autis.
"Kami mengajak 200-an anak-anak untuk ikut gerak jalan di tengah aktivitas masyarakat saat car-free day. Sehingga anak-anak dapat belajar berinteraksi dengan dunia luar," kata ketua panitia acara Syafitri Pusparini di sela acara, Minggu, 7 April 2013. Kegiatan tersebut dalam rangka memperingati hari peduli autis sedunia yang jatuh pada 2 April 2013.
Tak hanya gerak jalan, anak-anak lantas diberi kesempatan menyanyi atau membaca Al Quran di panggung yang disediakan di kawasan Ngarsopuro. Tujuannya agar anak autis lebih percaya diri dan belajar menghadapi banyak orang.
Dia mengatakan selama ini anak autis cenderung dikurung oleh orang tuanya di rumah. Sehingga justru memperparah kondisinya. Karena itu orang tua seharusnya lebih banyak mengenalkan anaknya ke dunia luar. "Meski di masyarakat, keberadaan anak autis kadang menjadi bahan ejekan," katanya.
Dengan diajak gerak jalan dan penampilan di panggung, secara tidak langsung menunjukkan ke masyarakat bahwa anak autis punya prestasi dan kemampuan. "Jangan jadikan anak autis sebagai bahan olokan. Itu menyakiti perasaan si anak dan orang tuanya," ujarnya.
Bagi Asri Kurniawati, mendidik anaknya yang autis harus dengan ketegasan. Tanpa ketegasan, "Nanti akan tidak tahu aturan," katanya. Ridho Arta Rifai yang kini berumur 8 tahun masih menjalani terapi di sebuah yayasan.
Dia belum berencana memasukkan ke sekolah inklusi. Dia khawatir anaknya belum bisa berinteraksi dengan baik atau justru menjadi bahan candaan teman-teman sekolahnya. "Pernah beberapa kali diejek saat bermain di lingkungan rumah. Makanya sekarang saya batasi untuk ke luar rumah," ujar warga Cemani, Grogol, Sukoharjo ini.
Ulasan:
Pernahkah kalian mengumpat kepada seseorang dengan kata "autis"? Sadarkah kalian kalau hal itu sungguh tidak manusiawi. Di dalam kehidupan masyarakat, pada umumnya anak-anak penderita autis mendapat perlakuan negatif. Anak autis memang kurang bisa bersikap normal seperti biasanya, tapi tahukah kalian bahwa mereka memiliki kemampuan yang lebih besar dari kita? Jawabannya ADA...dan banyak
Anak autis memerlukan penanganan khusus, di antaranya : 1. Komunikasi dan dukungan yang baik dari orangtua dan orang-orang terdekat, 2. Diikutsertakannya anak autis pada kegitan-kegiatan positif yang mengasah otak dan cara berinteraksi, 3. Konsultasikan dengan dokter atau pakar khusus, dsb.
Sumber:
http://www.tempo.co/read/news/2013/04/08/060471775/Jangan-Jadikan-Anak-Autis-Sebagai-Bahan-Ejekan
Budaya Kita Hilang
Penjarahan itu terjadi di Misole, Teluk Maya Libit, dan Teluk Kabui. Diperkirakan benda hilang meliputi ratusan tengkorak dan bekal kubur berupa piring-piring keramik China dan patung- patung kayu adat Raja Ampat.
Tokoh Pemuda Masyarakat Raja Ampat, Abraham Goran Gaman (43), mengatakan, di makam kuno Aikor, Teluk Maya Libit, saat ini tak ada lagi tengkorak tersisa. Warga juga menemukan bekas-bekas galian untuk mengambil bekal kubur, tetapi tak mengetahui pelakunya.
”Warga umumnya menyalahkan turis karena kehilangan di makam kuno mulai terjadi sejak akses pariwisata ke Raja Ampat terbuka untuk turis, tahun 2008,” katanya, Jumat (22/3/2013), di Raja Ampat.
Makam-makam kuno Raja Ampat itu diperkirakan telah berusia lebih dari 300 tahun. Pada zaman dulu, adat pemakaman Raja Ampat adalah meletakkan jenazah di goa bukit kapur tanpa dikubur bersama bekal kubur. Meski tak lagi dilakukan, masyarakat masih menganggap makam kuno sebagai tempat yang sakral.
Menurut Abraham, pencurian sulit dipantau karena makam kuno terletak di pulau yang berbeda dari pemukiman warga. Masyarakat pun sangat takut mendekati makam kuno karena dianggap sakral.
Salah seorang dari tiga Kepala Adat Desa Wawiyai, di Teluk Kabui, Gerson Mangindal, mengatakan, penjarahan itu telah dilaporkan ke dinas pariwisata.
Makam kuno selama ini menjadi daya tarik wisatawan selain keindahan laut Raja Ampat.
Ulasan :
Kepulauan Raja Ampat merupakan rangkaian empat gugusan pulau yang berdekatan dan berlokasi di barat bagian Kepala Burung.Asal mula nama Raja Ampat menurut mitos masyarakat setempat berasal dari seorang wanita yang menemukan tujuh telur. Empat butir di antaranya menetas menjadi empat orang pangeran yang berpisah dan masing-masing menjadi raja yang berkuasa di Waigeo, Salawati, Misool Timur dan Misool Barat. Sementara itu, tiga butir telur lainnya menjadi hantu, seorang wanita, dan sebuah batu.
Sayang sekali, negara ini penuh dengan manusia-manusia bertangan panjang. Apa saja dicuri untuk mendapat keuntungan sendiri. Jangankan makam yang sakral, bagian-bagian kecil dari rel kereta api saja di ambil pula. Mau jadi apa negara kita ini? Ada-ada saja.....
Sumber :
http://sains.kompas.com/read/2013/03/24/18253793/Makam.Kuno.Raja.Ampat.Dijarah
Minggu, 07 April 2013
Konsepsi IBD
2.2 Konsepsi Ilmu Budaya Dasar dalam Agama
2.3 Konsepsi Ilmu budaya dasar dalam Filsafat
2.4 Konsepsi Ilmu Budaya Dasar dalam Keindahan
- Keindahan seni
- Keindahan alam
- Keindahan moral
- Keindahan intelektual
Sabtu, 06 April 2013
Budaya Orang Indonesia
Jadi kali ini saya akan menulis tentang kebiasaan atau budaya yang sudah mengakar pada manusia. Saya mengkhususkan kepada budaya orang Indonesia.
1. Ngaret
Sifat ini tuh susah banget dihilangkan dari warga Indonesia. Janjinya jam 8 baru mulai jam 10, gimana gak keterlaluan? Sebenernya masih ada orang yang bener-bener menghargai waktu. Tapi kalau orang yang tepat waktu disuruh menunggu, kan bosan juga akhirnya. Akhirnya dia ketularan ngaretnya.
Contohnya (ehem) saya sendiri, dlu sewaktu awal-awal kuliah saya selalu berusaha datang sebelum jam setengah 8 atau paling tidak pas setengah delapan. Namun, seiring perkembangan waktu saya merasa percuma saja datang tepat waktu sesuai jadwal toh akhirnya masih lama mulainya. Akhirnya saya dikit demi sedikit mulai molor waktu ngaret. Sampai akhirnya semester 2 ini saya malah sering telat.
Oleh karena itu pikiran untuk ngaret seharusnya dihilangkan agar orang yang ngaret ketularan on time.
2. Buang sampah sembarangan
Pernah lihat kali ciliwung kan? Pernah liat ketika kali ciliwung banjir terus dikeruk? Banyak sekali sampah dan kotoran yang ada di kali tersebut sehingga membuat air berwarna kecoklatan dan bau. Matahari juga sudah tidak bisa menjangkau dasar kali ciliwung saking keruhnya. You know it bugs me a lot if people throw their junk to the streets, even it's a small piece. Misalnya lagi di angkot, terus ada orang makan permen dan buangnya di kolong kursi. Please deh simpen dulu kan bisa. Misalkan saja, 1 bungkus permen = 1 gram, 1 gr x 365 hari = 365 gr per tahun, 365 gr x 200 jt penduduk = 73.000.000.000 gr = 73 juta kg. WOW! Bayangkan saja 73 juta kg sampah permen mau taro dimana? Hmmm gimana gak banjir.
Saya juga ga betah bawa-bawa sampah kemana-mana, tapi keinginan buat Indonesia lebih bersih dan tertib buang sampah yang membuat saya harus menahan diri buang sampah sembarangan.
Pernah saya lihat di beberapa angkot jurusan depok-kp.rambutan yang menyediakan tempat sampah kecil. Sekilas mengganggu tapi sekaligus menyadarkan kita agar bisa lebih bersih. So, let's make up your mind to be a cleaner person.
3. Merokok di angkutan umum
Well, saya gak melarang orang untuk merokok, asalkan TIDAK di ANGKUTAN UMUM!!!! Merokok boleh, tapi jangan bawa-bawa orang lain untuk jafi perokok pasif. Bayangin ajah kalo ada balita di angkot dan harus ikut-ikutan menghirup asap rokok, udah gitu tempatnya terbatas jadi makin sesak kan?! Ada beberapa yang mematikan rokoknya ketika di angkot and I appreciate that. Tapi kadang heran ngeliat orang yang tetep egois hmmm..
Saya tidak merasa sempurna, saya hanya menyampaikan apa yang menjadi kebiasaan buruk. Saya juga tidak mengatakan kalau saya terbebas dari 3 hal di atas.
Sekian.
Jumat, 05 April 2013
ISD sebagai MKDU
Apa yang dimaksud ISD(Ilmu Sosial Dasar) sebagai salah satu MKDU (Mata Kuliah Dasar Umum)? Saya sendiri pun tidak tahu mengapa. Tetapi menurutsaya, kita sendiri (sebagai mahasiswa) perlu mempelajari ISD untuk belajar bagaimana mengembangkan sosial dasar kita. Contoh yang paling sederhana dalam sosial dasar ialah berkomunikasi bukan? Dalam hal ini, kita belajar bagaimana berkomunikasi dengan baik kepada orang. Setiap orang memiliki karakter yang berbeda-beda, oleh sebab itu kita perlu menyesuaikan cara berkomunikasi setiap karakter manusia.
Misalnya saja si A, berbicara dengan dia harus dengan lemah lembut karena jika tidak dia akan menangis. Tipe inilah yang disebut sensitif. Adapun si B, dia termasuk orang yang biasa-biasa saja jadi dia akan tetap santai kalaupun lawan bicaranya lemah lembut atau tegas.
Dua contoh tersebut adalah contoh berkomunikasi secara langsung, lalu bagaimana dengan komunikasi via media online? Kita tidak tahu lawan nada lawan bicara kita. Terkadang ada orang yang menulis dengan maksud santai tapi ditanggapi dengan lawan bicaranya dengan amarah atau kata-kata tidak mengenakkan. Susah mengetahui tipe-tipe berkomunikasi orang melalui socmed.