Selasa, 23 Desember 2014

KUTIPAN, DAFTAR PUSTAKA, DAN CATATAN KAKI

Kutipan berasal dari kata kutip yang berarti memungut benda kecil-kecil satu demi satu, sehingga kutipan adalah pengambilan satu kalimat atau lebih dari karya tulisan lain untuk memperkokoh argumen tulisan sendiri. Sumber kutipan dapat berasal dari mana saja, baik majalah, koran, ataupun internet. Adapula prinsip-prinsip dalam kutipan salah satunya penulis tidak boleh memperbaiki kesalahan dalam teks, meskipun sumber menulis dengan ejaan yang salah. Kita sebagai pengutip tidak diperbolehkan untuk memperbaikinya. Prinsip lainnya yaitu penulis tidak mengadakan perubahan. Kutipan tidak boleh dihilangkan beberapa bagiannya kecuali tidak menghilangkan makna kutipan sumber. Hal tersebut dilakukan dengan cara :
a.       Menghilangkan bagian kutipan yang kurang dari satu alinea. Bagian yang dihilangkan diganti dengan tiga titik berspasi.
b.      Menghilangkan bagian kutipan yang kurang dari satu alinea. Bagian yang dihilangkan diganti dengan tiga titik berspasi sepanjang garis (dari margin kiri sampai margin kanan).
Kutipan terbagi atas dua jenis, yaitu kutipan langsung dan kutipan tidak langsung. Kutipan langsung adalah kutipan yang diambil sama persis dari sumbernya. Penulis yang mengutip langsung tidak diperbolehkan mengubah apapun dari kalimat sumber yang diambil. Kutipan tidak langsung adalah kutipan yang diambil intinya, dengan kata lain penulis membaca tulisan sumber dan meringkas intisarinya.
Dibawah ini teknik-teknik dalam mengutip, yaitu :
a.       Kutipan Langsung (yang tidak lebih dari empat baris)
·         Kutipan diintegrasikan dengan teks
·         Jarak antar baris kutipan dua spasi
·         Kutipan diapit dengan tanda kutip

·         Sesudah kutipan selesai, langsung di belakang yang dikutip dalam tanda kurung ditulis sumber darimana kutipan itu diambil, dengan menulis nama singkat atau nama keluarga pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman tempat kutipan itu diambil.
b.      Kutipan Langsung (yang lebih dari empat baris)
·         Kutipan dipisahkan dari teks sejarak tiga spasi
·         Jarak antar kutipan satu spasi
·         Kutipan dimasukkan 5-7 ketukan, sesuai dengan alinea teks pengarang atau pengutip. Bila kutipan dimulai dengan alinea baru, maka baris pertama kutipan dimasukkan lagi 5-7 ketukan.
·         Kutipan diapit oleh tanda kutip atau diapit tanda kutip.
·         Di belakang kutipan diberi sumber kutipan (seperti pada 1)
c.       Kutipan Tidak Langsung
·         Kutipan diintegrasikan dengan teks
·         Jarak antar baris kutipan spasi rangkap
·         Kutipan tidak diapit tanda kutip
·         Sesudah selesai diberi sumber kutipan.
Daftar Pustaka adalah penyusunan karangan yang didasari oleh daftar buku atau sumber acuan lain. Unsur-unsur pada daftar pustaka hampir sama dengan catatan kaki, tetapi perbedaannya adalah daftar pustaka tidak menyertakan nomor halaman. Catatan kaki memiliki nomor halaman. Unsur-unsurnya yaitu buku sebagai bahan referensi, rujukan dari internet berupa artikel, dan rujukan dari internet berupa e-mail pribadi.
Cara menulis daftar pustaka buku sebagai bahan referensi :
a.       Nama pengarang, diurutkan berdasarkan huruf abjad (alfabetis). Jika nama pengarang lebih dari dua penggal nama terakhir didahulukan atau dibalik.
b.      Tahun terbit buku, didahulukan tahun yang lebih awal jika buku dikarang oleh penulis yang sama.
c.       Judul buku, dimiringkan tulisannya atau digaris bawahi.
d.      Data publikasi, penerbit, dan tempat terbit.
e.       DAFTAR PUSTAKA ditulis dengan huruf kapital semua dan menempati posisi paling atas pada halaman yang terpisah.
CONTOH : Wahyu, Tri. 2006. BAHASA INDONESIA. Jakarta : Universitas Gunadarma.
Cara menulis daftar pustaka rujukan dari internet berupa artikel :
a.       Nama penulis di tulis seperti rujukan dari bahan cetak
b.      Diikuti oleh tahun
c.       Judul karya (dicetak miring) dengan diberikan keterangan dalam kurung (Online)
d.      Volume dan nomor
e.       Diakhiri dengan alamat sumber rujukan tersebut disertai dengan keterangan kapan diakses, diantara tanda kurung.
CONTOH : Defita. 2014. KUTIPAN, DAFTAR PUSTAKA, DAN CATATAN KAKI, (Online), (http://defitaaa.blogspot.com, diakses 23 Desember 2014).
Cara menulis daftar pustaka rujukan internet berupa e-mail pribadi :
a.       Nama pengirim (jika ada) disertai keterangan dalam kurung (alamat e-mail pengirim)
b.      Diikuti oleh tanggal, bulan, tahun, topik isi bahan (dicetak miring)
c.       Nama yang dikirimi disertai keterangan dalam kurung (alamat e-mail yang dikirim).
CONTOH : Defita, A. (defita.a@apaaja.boleh). 23 Desember 2014. KUTIPAN, DAFTAR PUSTAKA, DAN CATATAN KAKI. Email kepada Rina (rinaa@apakek.gitu).
Catatan kaki adalah daftar keterangan khusus yang ditulis di bagian bawah setiap lembaran atau akhir bab karangan ilmiah. Biasanya, catatan kaki digunakan untuk memberikan komentar,  keterangan tambahan, atau menyertakan sumber dari kutipan. Penulisan catatan kaki yang benar sebagai berikut :
a.       Setiap kutipan baik kutipan langsung maupun kutipan yang tidak langsung harus diberi nomor pada akhir kutipan dengan angka arab yang diketik setengah spasi di atas garis ketikan teks naskah.
b.      Penulisan catatan kaki dilakukan dengan mencantumkan nama, tahun terbit, judul buku, nama penerbit, kota, dan halamannya. Jika nama pengarang terdiri dari 2 (dua) orang, maka keduanya harus dicantumkan dalam catatan kaki. Jika nama pengarang terdiri dari 3 (tiga) orang atau lebih, maka cukup nama akhir dari pengarang pertama yang ditulis dan di belakangnya ditulis "et all" (artinya dengan orang lain) bagi tulisan dan penulis dari luar Indonesia atau menggunakan "dkk." (dan kawan-kawan) jika tulisan atau penulis dari Indonesia.
c.       Penulisan catatan kaki dapat dilakukan pula dengan menggunakan singkatan ibid, op. cit., dan loc. cit.
·         Ibid merupakan singkatan dari ibidem yang artinya dalam halaman yang sama. Ibid digunakan dalam catatan kaki apabila kutipan diambil dari sumber yang sama dan belum disela oleh sumber lain.
·         Op.cit. merupakan singkatan dari opera citato yang artinya dalam keterangan yang telah disebut. Op.cit digunakan dalam catatan kaki untuk menunjuk kepada sumber yang sudah disebut sebelumnya secara lengkap, tetapi telah disela dengan sumber lain dan halamannya berbeda.
·         Loc.cit. merupakan singkatan dari loco citato yang artinya pada tempat yang sama telah disebut. Loc.cit. digunakan dalam catatan kaki apabila hendak menunjukkan kepada halaman yang sama dari sumber yang sama yang sudah disebut terakhir, tetapi telah disela oleh sumber lain.
d.      Penggunaan ibid tidak perlu menuliskan nama pengarangnya karena penggunaan ibid tersebut hanya dilakukan ketika sumber yang telah dikutip belum disela dengan sumber lainnya. Sebaliknya, penggunaan op.cit. dan loc.cit. tetap harus menuliskan nama pengarangnya yang diikuti dengan tulisan op.cit. atau loc.cit.

Referensi :
http://ycgroup.blogspot.com/2014/01/catatan-kaki-footnote-dalam-karya-ilmiah.html#axzz3MjMLq4xh
http://id.wikipedia.org
http://astutimulefa.blogspot.com/2010/05/daftar-pustaka.html
http://mickeybal.wordpress.com/tag/prinsip-mengutip/

http://kbbi.web.id

Membuat Outline

Menurut bahasa, Outline adalah kerangka, regangan, atau garis besar. Jadi, Outline bisa dikatakan sebagai rencana penulisan yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan digarap dan disusun secara sistematis. Manfaat outline salah satunya adalah untuk menyusun karangan secara teratur. Manfaat lainnya yaitu memudahkan penulis menciptakan klimaks yang berbeda-beda; serta menghindari penggarapan topik dua kali atau lebih.

Dalam penulisan kerangka karangan (outline), diperlukan beberapa syarat untuk menjadi outline yang baik. Tiap unit dalam suatu outline hanya mengandung satu gagasan. Jika terdapat lebih dari satu gagasan, maka unit tersebut harus dirinci. Outline harus menggunakan simbol yang konsisten. Pokok-pokok dalam kerangka karangan disusun secara logis, sehingga rangkaian ide tergambar dengan jelas.

Berikut adalah ;angkah-langkah membuat outline :
a.       Menentukan tema dan judul
Judul menjelaskan penjelasan awal dari isi karangan, sedangkan tema lebih luas cakupannya.
b.      Mengumpulkan bahan
Dalam penulisan kerangka karangan, diperlukan bahan-bahan yang menunjang untuk penulisan. Bahan yang menjadi bekal dalam menunjukkan eksistensi tulisan, setiap penulis memiliki cara masing-masing sesuai juga tujuan tulisannya.
c.       Menyeleksi bahan
Bahan-bahan dipilih sesuai dengan pembahasan agar tidak terlalu bias dan abstrak.

Referensi :
https://www.academia.edu/4217294/BAB_I_3
https://aditpato7.wordpress.com/2010/12/07/outline/

Sabtu, 15 November 2014

Topik, Tema, dan Judul

Topik adalah pokok pembicaraan di diskusi, ceramah, karangan. Topik bisa disebut pula sebagai bahan diskusi. Terdapat beberapa syarat untuk membuat sebuah topik yang baik adalah salah satunya dengan mencakup keseluruhan isi tulisan. Selain itu, topik dibuat agar mampu menjawab pertanyaan akan masalah yang hendak ditulis oleh penulis. Cakupan yang diambil atas suatu masalah masih bersifat umum dan belum terlalu dijelaskan secara lebih mendetail. Syarat lainnya dari topik yaitu biasanya terdiri dari satu dua kata singkat. Selain itu, topik harus menarik dan bermanfaat.

Dalam pembuatan topik, terdapat pula cara-cara membatasi pembuatannya. Cara yang pertama adalah menetapkan topik yang akan digarap sebagai kedudukan sentral atau umum, karena topik memiliki sifat menjelaskan secara umum. Selanjutnya, mengajukan pertanyaan terhadap topik yang berada dalam kedudukan umum tersebut. Jika topik tersebut masih dapat dijelaskan lebih rinci, maka tempatkan rincian itu ke dalam lingkaran topik pertama. Cara yang ketiga adalah menetapkan rincian mana yang akan dipilih. Dan yang terakhir yaitu dengan mengajukan pertanyaan kembali apakah subtopic yang dipilih dapat dirinci lebih lanjut lagi.

Tema adalah pokok pikiran atau dasar cerita. Tema dapat pula berarti sesuatu yang telah diuraikan oleh penulis melalui karangannya. Menarik perhatian penulis adalah syarat tema yang baik. Tema yang menarik akan membuat penulis berusaha untuk terus mencari informasi untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Selain itu, cakupan ruang tema terbatas. Tema yang terlalu umum dan luas akan membuat penulis kesulitan dalam penulisannya sehingga tema perlu dibatasi. Bahan-bahan yang dapat diperoleh pun harus dipikirkan apakah tersedia disekitar.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, judul merupakan sesuatu yang menyiratkan secara singkat isi atau maksud dari buku atau tulisan. Ada pula yang mengartikan judul sebagai lukisan singkat suatu artikel atau suatu bahasan. Judul sebaiknya dibuat singkat, menarik, dan provokatif. Judul yang provokatif akan menimbulkan keingintahuan pembaca terhadap isi buku atau karangan. Judul terbagi menjadi dua, yaitu judul langsung dan judul tidak langsung. Judul yang erat kaitannya dengan bagian utama berita sehingga hubungannya dengan bagian utama tampak jelas adalah judul langsung. Lalu, judul tidak langsung adalah judul yang hubungannya dengan bagian utama berita secara tidak langsung.

Di antara penjelasan-penjelasan diatas, dapat disimpulkan persamaan dan perbedaan dari topik, tema, dan judul.  Persamaan ketiganya adalah sama-sama sebagai pokok pembicaraan dalam diskusi, karangan, atau buku. Perbedaannya adalah topik masih mengandung hal yang umum, tema lebih terarah dan spesifik, sedangkan judul cakupannya lebih sempit dari topik dan tema.

Referensi :
http://yukfuk.wordpress.com/2010/04/22/topik-tema-judul/
http://kbbi.web.id

http://id.wikipedia.org

Sabtu, 08 November 2014

Paragraf dan Alinea

Dalam karangan suatu tulisan, biasanya terdapat satu atau lebih paragraf atau alinea. Seperti yang dikutip dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Paragraf adalah bagian dari suatu karangan yang biasanya mengandung satu ide pokok dimulai dengan garis baru. Alinea dibuat dengan membuat kata pertama pada baris pertama geser ke sebelah kanan. Terdapat bagian-bagian penting dalam paragraf, yaitu kalimat pokok/utama dan kalimat penjelas. Selain itu, syarat-syarat dalam paragraf perlu diperhatikan juga.

Kalimat utama dan kalimat penjelas adalah bagian-bagian dari paragraf. Kalimat pokok biasanya terletak pada awal paragraf, tetapi dapat pula diletakan ditengah maupun akhir. Kalimat utama adalah kalimat inti dari gagasan atau ide dari sebuah paragraf yang berisi sebuah pernyataan. Pernyataan ini akan dijelaskan lebih detail oleh kalimat selanjutnya dalam bentuk kalimat penjelas. Kalimat penjelas adalah kalimat yang menjelaskan atau mengembangkan gagasan kalimat utama. Bagaimana membedakan antara kalimat penjelas dan kalimat utama? Anda harus melakukan scanning pada paragraf dan menemukan kata kunci yang dapat dijelaskan lebih lanjut. Itulah salah satu ciri kalimat utama; berupa kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri.

Paragraf yang baik adalah paragraf yang terorganisir dengan baik dan memenuhi syarat. Syarat-syarat dalam membuat suatu paragraf adalah adanya kesatuan, kelengkapan, dan keharmonisan. Syarat kesatuan paragraf terpenuhi jika masing-masing kalimat saling berhubungan dengan gagasan pokok paragraf. Sebuah paragraf tidak boleh pula mengandung lebihdari satu gagasan pokok. Untuk melengkapi suatu paragraf, diperlukan kalimat-kalimat penjelas yang nantinya akan menunjang ide pokok kalimat utama. Paragraf belum bisa dikatakan lengkap apabila kalimat yang ada hanya terdiri kalimat topic saja, ataupun kalimat penjelas saja. Syarat terakhir sebuah paragraf adalah keharmonisan. Keharmonisan yang dimaksud merupakan rangkaian antarkalimat yang memudahkan pembaca untuk memahami isinya. Antarkalimatnya saling terkait satu sama lain. Keharmonisan kalimat perlu memperhatikan beberapa hal, di antaranya pengulangan kata ganti, kata kunci, transisi, dan paralelisme.

Paragraf dapat dibedakan beberapa jenis berdasarkan kegunaannya. Pertama berdasarkan posisinya terdapat paragraf  deduktif dan induktif. Paragraf deduktif adalah paragraf yang kalimat utamanya berada di awal. Tipe paragraf ini tersusun dari umum ke khusus. Paragraf induktif adalah paragraf yang diawali dengan pemaparan atau kalimat penjelas, kalimat utamanya berada diakhir. Paragraf ini terorganisir dari khusus ke umum.

Jenis paragraf yang kedua dilihat berdasarkan tujuannya terdapat paragraf pembuka, penghubung, dan penutup. Paragraf pembuka berfungsi menjelaskan tujuan dari sebuah penulisan. Pengantar yang menarik sebagai paragraf pembuka memiliki peranan penting karena sebagai pengantar bagi pembaca untuk sampai masalah yang diuraikan. Paragraf penghubung menguraikan penjelasan masalah yang akan dibahas.  Jenis paragraf ini biasanya paragraf paling panjang karena semua inti persoalan penulis akan diuraikan secara jelas. Paragraf penutup berfungsi mengakhir tulisan berisi kesimpulan-kesimpulan atas tulisan yang sudah dibuat. Hal-hal yang dianggap paling penting dapat pula ditegaskan kembali di paragraf penutup.

Yang ketiga, jenis paragraf berdasarkan fungsinya yaitu paragraf eksposisi, argumentasi, deskripsi, persuasi, dan narasi. Berisi penjelasan atau uraian mengenai suatu topic dengan tujuan memberi informasi adalah paragraf eksposisi. Paragraf eksposisi disebut juga paragraf paparan. Paragraf argumentasi berisi tulisan yang bersifat membujuk atau meyakinkan sesuatu kepada para pembaca. Biasanya, paragraf ini menggunakan perkembangan analisis sebagai pembuktian kebenaran. Paragraf deskriptif adalah paragraf yang menjelaskan suatu gambaran objek atau suatu hal secara detail, sehingga pembaca seolah-olah dapat melihat, merasakan, dan membayangkannya. Paragraf persuasi merupakan paragraf yang berisi tulisan untuk mempengaruhi pembaca untuk melakukan sesuatu. Bedanya dengan paragraf argumentasi, persuasi tidak menggunakan perkembangan analisis. Dan yang terakhir adalah paragraf narasi yang berisi rangkaian peristiwa secara terurut sehingga membentuk alur cerita. Narasi biasa ditemukan dalam novel, cerpen, atau hikayat.

Referensi :
http://kbbi.web.id
http://fvizard.wordpress.com/2013/06/24/paragraf-pengertian-dan-jenis/
http://panjinji.wordpress.com/2013/12/05/alinea-dan-pengembangan-alinea-paragraf/
http://linggarpradani.wordpress.com/2013/12/23/syarat-syarat-paragraf-yang-baik/
http://unyilunyil12.blogspot.com/2010/12/pengertian-alinea-dan-paragraf.html 

Minggu, 02 November 2014

Kalimat Efektif

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kalimat adalah kesatuan ujar yg mengungkapkan suatu konsep pikiran dan perasaan, sedangkan efektif adalah sesuatu yang ada efeknya. Jadi dalam bahasa Indonesia, kalimat efektif adalah kalimat yang mampu memberikan kembali gagasan-gagasan kepada pendengar atau pembaca seperti yang dimaksudkan oleh pemikiran si penulis atau pembicara. Suatu kalimat dapat dikatakan sebagai kalimat efektif jika proses penyampaian kalimat tersebut berlangsung dengan sempurna. Selain itu, terdapat syarat-syarat dan beberapa ciri untuk membentuk kalimat efektif.

Terdapat beberapa syarat membuat kalimat efektif, salah satunya adalah dapat mewakili perasaan atau gagasan pembicara/penulis secara tepat. Syarat lain membuat kalimat efektif yaitu sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pendengar/pembaca. Jika apa yang ingin disampaikan penulis/pembicara berbeda dengan apa yang diterima oleh pendengar/pembaca maka kalimat tersebut belum efektif. Ambiguitas bisa menjadi salah satu penyebabnya.

Selain syarat, ada pula ciri-ciri kalimat efektif, di antaranya adalah kesatuan gagasan, kesejajaran, kehematan, penekanan, dan kelogisan. Kalimat sederhana terdiri dari subjek dan predikat. Kalimat tersebut dapat pula ditambah dengan unsur-unsur pendukung lainnya, seperti objek, keterangan, dan pelengkap. Kalimat dikatakan tidak memiliki kesatuan gagasan jika kalimat tersebut tidak  didukung oleh subjek dan predikat. Contoh tidak adanya kesatuan gagasan : “Di dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat membantu keselamatan umum”. Kalimat tersebut tidak efektif dikarenakan unsur “di dalam keputusan itu” bukanlah subjek, melainkan keterangan. Kalimat tersebut akan efektif bila menjadi : “Keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat membantu keselamatan umum”.

Selain kesatuan gagasan, ada pula kesejajaran. Kesejajaran dalam penggunaan imbuhan setiap kata menjadi salah satu ciri kalimat efektif. Jika kata dalam bagian kalimat menggunakan imbuhan me-, maka bagian kalimat yang lainnya harus menggunakan imbuhan me-. Contoh kalimat efektif yang sejajar : “Kakak menolong adik dengan memapahnya ke pinggir jalan”. Kalimat itu memiliki kesejajaran antara predikat-predikatnya dengan menggunakan imbuhan me-. Kaliat tersebut dapat juga diubah menjadi “Adik ditolong kakak dengan dipapah ke pinggir jalan”.

Kalimat yang efektif, sebaiknya, tidak menggunakan kata yang sama secara terus menerus. Kata-kata yang tidak perlu pun perlu dihemat. Penggunaan kata yang berlebih hanya akan mengaburkan maksud kalimatnya. Contoh : “Para ibu-ibu kompleks berjalan menyusuri taman”. Kalimat tersebut menggunakan kata yang tidak perlu, seperti penggunaan para dengan ibu-ibu. Kedua kata tersebut sama-sama mengandung arti jamak. Untuk mengefektifkannya, perlu diubah menjadi “Para ibu kompleks berjalan menyusuri taman” atau “Ibu-ibu kompleks berjalan menyusuri taman”.

Kalimat yang dipentingkan harus diberi penekanan. Penekanan dilakukan dengan meletakkan bagian yang penting di depan kalimat. Kalimat yang penting diberi partikel penekanan seperti –lah, -pun, dan –kah. Contoh : “Andalah yang harus bertanggung jawab dalam soal ini”. Ciri terakhir dari kalimat efektif adalah kelogisan. Kalimat harus mudah dipahami dan memiliki hubungan yang logis atau masuk akal. Contoh tidak efektif : “Saran yang dikemukakannya akan kami pertimbangkan”. Kalimat tersebut tidak logistidak masuk akal karena membuat rancu maksudnya (ambigu). Kalimat tersebut dapat diubah menjadi : “Saran yang dikemukakannya akan kami pertimbangkan”.



Referensi :
http://taufikhidayatzein.wordpress.com/2013/11/05/kalimat-efektif-ciri-ciri-dan-contoh-kalimat-efektif/
http://kbbi.web.id

http://www.rumpunnektar.com/2014/02/ciri-ciri-kalimat-efektif-dan.html

Minggu, 26 Oktober 2014

Kalimat Dasar

Kumpulan dari huruf akan membentuk sebuah kata, lalu kumpulan kata akan menghasilkan sebuah kalimat. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kalimat adalah kesatuan ujar yg mengungkapkan suatu konsep pikiran dan perasaan. Dalam penyusunan kalimat, terdapat unsur-unsur yang digunakan untuk menyusun kata menjadi sebuah kalimat. Selain unsur kalimat, terdapat pula pola kalimat dan jenis-jenis kalimat. Pola-pola kalimat sangat beragam dan akan dijelaskan secara detail selanjutnya.
Unsur Kalimat
Unsur-unsur dalam kalimat adalah subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. Subjek dalam sebuah kalimat merupakan hal yang penting. Karena syarat membuat kalimat mengandung Subjek dan Predikat. Oleh karena itu, subjek bisa disebut juga sebagai pokok kalimat. Subjek biasanya berupa kata benda atau kata lain yang dibendakan. Dalam bahasa Indonesia, predikat dapat berwujud frasa verbal, adjectival, nominal, numeral, dan preposisional. Selain subjek dan predikat, terdapat pula objek. Objek bukan unsur wajib dala sebuah kalimat. Objek—biasanya—terletak setelah predikat yang berkatagori verbal transitif. Objek dapat berubah menjadi subjek apabila objek dalam kalimat aktif kalimatnya dipasifkan, begitu juga dengan sebaliknya. Lalu, ada pelengkap yang mirip dengan objek. Terdapat perbedaan antara objek dan pelengkap, yaitu pelengkap tidak dapat dijadikan subjek jika kalimat awalnya aktif yang dipasifkan. Unsur terakhir dalam kalimat adalah keterangan. Keterangan biasanya terletak didepan subjek dan predikat.
Pola Kalimat
Dari unsur-unsur yang telah dijelaskan di atas, dapat disusun dan dikembangkan menjadi sebuah pola kalimat.
1.      S-P (Subjek-Predikat). Predikat kalimat untuk tipe ini dapat berupa kata kerja, kata benda, kata sifat, atau kata bilangan. Misalnya :
a.       Saya / sedang makan.
b.      Lukisan itu / indah.

2.      S-P-O (Subjek-Predikat-Objek). Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba transitif, dan objek berupa nomina atau frasa nominal. Misalnya :
a.       Kakak / sedang makan / nasi.
b.      Nayla / mengendarai / sepeda.

3.      S-P-O-Pel (Subjek-Predikat-Objek-Pelengkap). Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, dan pelengkap berupa nomina atau frasa nominal. Misalnya :
a.       Ibu / menyuapi / saya / bubur.

4.      S-P-Pel (Subjek-Predikat-Pelengkap).  Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif atau kata sifat, dan pelengkap berupa nomina atau adjektiva. Contohnya :
a.       Toni / menggarap / sawah.

5.      S-P-K (Subjek-Predikat-Keterangan). Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya :
a.       Nana / datang / dari Kalimantan.
b.      Nina / tiba / tepat waktu.

6.      S-P-O-K (Subjek-Predikat-Objek-Keterangan). Subjek berupa nomina atau frasa nomina, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Contohnya adalah
a.          Kami / mendatangi / rumah saudara / di Semarang.

7.      S-P-Pel-K (Subjek-Predikat-Pelengkap-Keterangan). Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif atau kata sifat, pelengkap berupa nomina atau adjektiva, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya :
a.          Persija / bermain / sepak bola / di GBK.
8.      S-P-O-Pel-K (Subjek-Predikat-Objek-Pelengkap-Keterangan).
a.          Rono / meminjami / adiknya / uang / kemarin.
Jenis Kalimat
Kalimat terbagi atas beberapa jenis, di antaranya berdasarkan pengucapan, jumlah frasa, dan subjeknya. Yang termasuk ke dalam jenis kalimat berdasarkan pengucapannya terdapat dua, yaitu kalimat langsung dan tidak langsung. Kalimat tunggal dan kalimat majemuk termasuk ke dalam jenis kalimat berdasarkan jumlah frasanya. Yang berdasarkan subjeknya adalah kalimat aktif dan kalimat pasif.
1.      Kalimat langsung dan tidak langsung
Kalimat langsung adalah kalimat yang secara langsung menirukan ucapan orangnya. Kalimat ini biasanya ditandai dengan tanda petik (“..”). Contoh kalimatnya :
a.       Ayah bertanya, “Kemana saja kamu?”
b.      “Aku sudah makan.” Jawab Rini.
c.       Kakak berkata “Hari sudah petang.”
Kalimat tidak langsung adalah kalimat yang menceritakan kembali ucapan atau perkataan orang lain. Kalimat ini ditandai dengan tidak adanya tanda petik dan kalimat langsungnya sudah diubah menjadi kalimat berita. Contoh :
a.       Ayah bertanya kepadaku, kemana saja diriku.
b.      Rini menjawab bahwa ia sudah makan.
c.       Kakak berkata bahwa hari sudah petang.

2.      Kalimat tunggal dan kalimat majemuk
Kalimat yang memiliki satu pola atau klausa—yang terdiri dari satu subjek dan satu predikat—disebut dengan kalimat tunggal. Kalimat ini merupakan kalimat yang sederhana. Contoh kalimat tunggal adalah
a.       Vina bernyanyi.
b.      Kakak berjalan.
Kalimat majemuk terdiri dari 2 atau lebih kalimat tunggal yang saling berhubungan. Kalimat ini dibedakan menjadi 3, di antaranya kalimat majemuk setara, kalimat majemuk bertingkat, dan kalimat majemuk campuran.
Kalimat Majemuk Setara (KMS) adalah kalimat majemuk yang kedudukan kalimatnya sederajat. Kalimat majemuk setara terdapat dua bagian, yaitu KMS penggabungan, KMS pertentangan, KMS pemilihan, dan KMS penguatan.
a.       KMS penggabungan ditandai dengan dua kalimat yang disambung dengan kata dan atau serta. Contoh : Rina dan Nita pergi ke sekolah bersama.
b.      KMS pertentangan dihubungkan dengan tetapi, sedangkan, namun, melainkan. Contoh : Kakaknya rajin, sedangkan adiknya malas.
c.       KMS pemilihan menghubungkan dua kalimat dengan kata atau. Contoh : Ayah atau ibu akan menjemput kami.
d.      KMS penguatan menggunakan bahkan untuk menggabungkan dua kalimat. Contoh : Tina sangat pintar, bahkan dia juara lomba olimpiade tingkat nasional.
Selain KMS, ada pula Kalimat Majemuk Bertingkat (KMB). KMB terdiri dari satu kalimat bebas dan satu kalimat tidak bebas. Bagian yang memiliki kedudukan lebih penting (inti gagasan) disebut sebagai klausa utama (induk kalimat). Bagian yang lebih rendah kedudukakannya disebut dengan klausa sematan (anak kalimat). KMB dapat ditandai berdasarkan beberapa keadaan, seperti waktu, sebab, akibat, syarat, perlawanan, pengandaian, tujuan, perbandingan, pembatasan, alat, dan kesertaan. Salah satu contohnya menggunakan keadaan waktu : Walaupun komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern, para hacker masih dapat mengacaukan data-data komputer itu. Induk kalimat: Para hacker masih dapat mengacaukan data-data komputer itu. Anak kalimat:  Walaupun komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern.
Yang terakhir adalah Kalimat Majemuk Campuran (KMC). KMC merupakan gabungan antara KMB dan KMS. Contoh : Karena kakak sedang sakit, kami siap-siap dan langsung pulang.

3.      Kalimat aktif dan kalimat pasif
Kalimat yang subjeknya melakukan tindakan adalah kalimat aktif. Predikat kalimat aktif biasanya berimbuhan me- dan ber-. Predikatnya juga dapat berupa kata kerja aus (kata kerja yang  tidak dapat dilekati oleh awalan me–saja), misalnya  pergi, tidur, mandi. Kalimat aktif dibagi menjadi dua, yaitu
a.       Kalimat aktif transitif adalah kalimat yang dapat diikuti oleh objek penderita (O1). Predikat pada kalimat ini biasanya berawalam me- dan selalu dapat diubah menjadi kalimat pasif. Contoh : Koko mencuci piring.
b.      Kalimat aktif intransitif adalah kalimat yang tidak  dapat diikuti oleh objek penderita (O1). Predikat pada kalimat ini biasanya berawaln ber-. Kalimat ini tidak dapat diubah menjadi kalimat pasif. Contoh : Mereka berangkat besok.
c.       Kalimat semi transitif ini tidak dapat diubah menjadi kalimat pasif buka karena objeknya, melainkan disertai dengan pelengkap. Contoh : Ibu kehilangan perhiasannya.
Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai tindakan. Predikat kalimat pasif biasanya diawali imbuhan di- atau ter-.
a.       Kalimat pasif biasa. Kalimat pasif ini didapat dari kalimat aktif transitif yang dipasifkan. Contoh : piring dicuci oleh Koko.
b.      Kalimat pasif zero adalah kalimat yang objek pelakunya(O2) melekat berdekatan dengan O2 tanpa disisipi dengan kata lain.  Contoh : Akan kami sampaikan pesanmu.

Referensi :
http://freezcha.wordpress.com/2010/05/08/jenis-jenis-kalimat/
http://kbbi.web.id
http://elgrid.wordpress.com/2011/12/26/unsur-unsur-kalimat/

http://bloggueblog.wordpress.com/2013/01/24/pengertian-kalimat-unsur-unsur-dan-pola-kalimat/