Kamis, 25 Oktober 2012

Penduduk, Masyarakat, dan Budaya

Dewasa ini, perkembangan SDM semakin meningkat dari hari ke hari. Hal itu tak ubahnya seperti jarum detik pada jam yang selalu bergerak sangat cepat. Tiap detiknya ada saja orang-orang tersenyum bahagia karena kelahiran seseorang, namun ada pula seseorang yang ditangisi oleh banyak manusia karena kepergiannya.

Manusia dan budaya sangat erat berkaitan. Selama manusia tumbuh, ia dibesarkan dengan lingkungan, sifat, adat, dan budaya tertentu. Oleh karena itu, kelakuan dan budaya masing-masing manusia di tempat berlainan memiliki beberapa perbedaan. Definisi dari budaya itu sendiri adalah hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Manusia memiliki kebudayaan sejak zaman prasejarah hingga sekarang. Dari budaya nomaden ke budaya industri. Budaya membentuk karakter setiap manusia. Walaupun manusia diciptakan dengan akal sehat dan pola pikiran, namun setiap manusia memiliki pemikiran berbeda-beda. Oleh karena itu terbentuklah suatu keanekaragaman budaya. Seseorang yang sudah lama menetap pada suatu kebudayaan, akan sulit untuk menerima kebudayaan lain walaupun kemungkinan itu ada.

Menurut C. Kluckhohn, unsur-unsur yang ada pada kebudayaan adalah bahasa, sistem pengetahuan, organisasi sosial, sistem peralatan hidup dan teknologi, sistem mata pencaharian hidup, sistem religi, dan kesenian. Ketujuh unsur tersebut saling erat kaitannya dengan kebudayaan manusia.

Di dalam diri seseorang, terdapat suatu kepercayaan yang membuat ia hidup dengan pedoman hidup kepercayaannya. Agama dapat disangkut-pautkan dengan budaya, yang contoh nyatanya ada di Indonesia. Misal saja Bali, orang-orang Bali melakukan ngaben untuk orang yang sudah meninggal dunia. Dalam hal ini terdapat unsur agama hindu yang mereka anut dan budaya yang mereka lakukan secara turun-temurun.

Di beberapa daerah pasti memiliki sedikit banyak perbedaan bahasa. Contoh yang paling dekat adalah bahasa daerah di Indonesia. Terdapat 33 provinsi dengan 33 atau lebih bahasa daerah. Begitu juga dengan kesenian yang sangat beraneka ragam. Itulah yang seharusnya membuat WNI bangga akan negeri sendiri dan melestarikannya.

Manusia selama hidupnya mendapatkan pendidikan formal dan non-formal. Dengan pendidikan, pola pikir manusia terbentuk dan terarah. Pendidikan formal berupa pelajaran dan pengetahuan yang diajarkan di sekolah. Pendidikan non-formal akan selalu didapat oleh manusia sampai akhir hayatnya. Pendidikan non-formal biasanya akan menghasilkan sebuah "pelajaran" atau pengalaman yang berharga. Pernah saya baca di sebuah sumber bahwa sekolah memberikan pelajaran lalu ujian, sedangkan tuhan memberikan ujian lalu pelajaran. Kata-kata yang simple tapi memiliki makna yang berkesan.

Di masa hidupnya, manusia tidak akan lepas dengan yang namanya teknologi, sosial, dan mata pencaharian. Menurut saya, ketiga ini sangat erat kaitannya. Kenapa? Manusia sebagai makhluk sosial pasti memerlukan bantuan manusia lainnya. Dari dulu hingga sekarang manusia selalu berusaha hidup dengan mencari kebutuhan primer. Namun bedanya, dahulu manusia hanya mencari sumber kebutuhan primer sedangkan sekarang manusia memerlukan mata pencaharian atau sesuatu yang bisa ditukar dengan kebutuhan primer. Untuk teknologi, sebenarnya penemuan batu yang diasah untuk mengoyak daging pada berabad-abad lalu adalah sebuah teknologi pada masa itu. Jadi, manusia mencari mata pencaharian dan bekerja dengan manusia lain menggunakan teknologi untuk mendapatkan kebutuhan baik primer maupun sekunder/tersier.


Referensi:
anneahira.com
id.wikipedia.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar