Kumpulan
dari huruf akan membentuk sebuah kata, lalu kumpulan kata akan menghasilkan
sebuah kalimat. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kalimat adalah kesatuan
ujar yg mengungkapkan suatu konsep pikiran dan perasaan. Dalam penyusunan
kalimat, terdapat unsur-unsur yang digunakan untuk menyusun kata menjadi sebuah
kalimat. Selain unsur kalimat, terdapat pula pola kalimat dan jenis-jenis
kalimat. Pola-pola kalimat sangat beragam dan akan dijelaskan secara detail
selanjutnya.
Unsur Kalimat
Unsur-unsur
dalam kalimat adalah subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. Subjek dalam sebuah kalimat merupakan
hal yang penting. Karena syarat membuat kalimat mengandung Subjek dan Predikat.
Oleh karena itu, subjek bisa disebut juga sebagai pokok kalimat. Subjek
biasanya berupa kata benda atau kata lain yang dibendakan. Dalam bahasa
Indonesia, predikat dapat berwujud
frasa verbal, adjectival, nominal, numeral, dan preposisional. Selain subjek
dan predikat, terdapat pula objek.
Objek bukan unsur wajib dala sebuah kalimat. Objek—biasanya—terletak setelah
predikat yang berkatagori verbal transitif. Objek dapat berubah menjadi subjek
apabila objek dalam kalimat aktif kalimatnya dipasifkan, begitu juga dengan
sebaliknya. Lalu, ada pelengkap yang
mirip dengan objek. Terdapat perbedaan antara objek dan pelengkap, yaitu
pelengkap tidak dapat dijadikan subjek jika kalimat awalnya aktif yang
dipasifkan. Unsur terakhir dalam kalimat adalah keterangan. Keterangan biasanya terletak didepan subjek dan
predikat.
Pola Kalimat
Dari
unsur-unsur yang telah dijelaskan di atas, dapat disusun dan dikembangkan
menjadi sebuah pola kalimat.
1. S-P
(Subjek-Predikat). Predikat kalimat untuk tipe ini dapat berupa kata kerja,
kata benda, kata sifat, atau kata bilangan. Misalnya :
a. Saya
/ sedang makan.
b. Lukisan
itu / indah.
2. S-P-O
(Subjek-Predikat-Objek). Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat
berupa verba transitif, dan objek berupa nomina atau frasa nominal. Misalnya :
a. Kakak
/ sedang makan / nasi.
b. Nayla
/ mengendarai / sepeda.
3. S-P-O-Pel
(Subjek-Predikat-Objek-Pelengkap). Subjek berupa nomina atau frasa nominal,
predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, dan
pelengkap berupa nomina atau frasa nominal. Misalnya :
a. Ibu
/ menyuapi / saya / bubur.
4. S-P-Pel
(Subjek-Predikat-Pelengkap). Subjek
berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif atau kata
sifat, dan pelengkap berupa nomina atau adjektiva. Contohnya :
a. Toni
/ menggarap / sawah.
5. S-P-K
(Subjek-Predikat-Keterangan). Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat
berupa verba intransitif, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya :
a. Nana
/ datang / dari Kalimantan.
b. Nina
/ tiba / tepat waktu.
6. S-P-O-K
(Subjek-Predikat-Objek-Keterangan). Subjek berupa nomina atau frasa nomina,
predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, dan
keterangan berupa frasa berpreposisi. Contohnya adalah
a.
Kami / mendatangi / rumah saudara / di
Semarang.
7. S-P-Pel-K
(Subjek-Predikat-Pelengkap-Keterangan). Subjek berupa nomina atau frasa
nominal, predikat berupa verba intransitif atau kata sifat, pelengkap berupa
nomina atau adjektiva, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya :
a.
Persija / bermain / sepak bola / di GBK.
8. S-P-O-Pel-K
(Subjek-Predikat-Objek-Pelengkap-Keterangan).
a.
Rono / meminjami / adiknya / uang /
kemarin.
Jenis
Kalimat
Kalimat
terbagi atas beberapa jenis, di antaranya berdasarkan pengucapan, jumlah frasa,
dan subjeknya. Yang termasuk ke dalam jenis kalimat berdasarkan pengucapannya
terdapat dua, yaitu kalimat langsung dan tidak langsung. Kalimat tunggal dan
kalimat majemuk termasuk ke dalam jenis kalimat berdasarkan jumlah frasanya. Yang
berdasarkan subjeknya adalah kalimat aktif dan kalimat pasif.
1. Kalimat
langsung dan tidak langsung
Kalimat
langsung adalah kalimat yang secara langsung menirukan ucapan orangnya. Kalimat
ini biasanya ditandai dengan tanda petik (“..”). Contoh kalimatnya :
a. Ayah
bertanya, “Kemana saja kamu?”
b. “Aku
sudah makan.” Jawab Rini.
c. Kakak
berkata “Hari sudah petang.”
Kalimat
tidak langsung adalah kalimat yang menceritakan kembali ucapan atau perkataan
orang lain. Kalimat ini ditandai dengan tidak adanya tanda petik dan kalimat
langsungnya sudah diubah menjadi kalimat berita. Contoh :
a. Ayah
bertanya kepadaku, kemana saja diriku.
b. Rini
menjawab bahwa ia sudah makan.
c. Kakak
berkata bahwa hari sudah petang.
2. Kalimat
tunggal dan kalimat majemuk
Kalimat
yang memiliki satu pola atau klausa—yang terdiri dari satu subjek dan satu
predikat—disebut dengan kalimat tunggal. Kalimat ini merupakan kalimat yang
sederhana. Contoh kalimat tunggal adalah
a. Vina
bernyanyi.
b. Kakak
berjalan.
Kalimat
majemuk terdiri dari 2 atau lebih kalimat tunggal yang saling berhubungan.
Kalimat ini dibedakan menjadi 3, di antaranya kalimat majemuk setara, kalimat
majemuk bertingkat, dan kalimat majemuk campuran.
Kalimat
Majemuk Setara (KMS) adalah kalimat majemuk yang kedudukan kalimatnya
sederajat. Kalimat majemuk setara terdapat dua bagian, yaitu KMS penggabungan, KMS
pertentangan, KMS pemilihan, dan KMS penguatan.
a. KMS
penggabungan ditandai dengan dua kalimat yang disambung dengan kata dan atau serta. Contoh : Rina dan Nita pergi ke sekolah bersama.
b. KMS
pertentangan dihubungkan dengan tetapi,
sedangkan, namun, melainkan. Contoh : Kakaknya rajin, sedangkan adiknya
malas.
c. KMS
pemilihan menghubungkan dua kalimat dengan kata atau. Contoh : Ayah atau ibu akan menjemput kami.
d. KMS
penguatan menggunakan bahkan untuk
menggabungkan dua kalimat. Contoh : Tina sangat pintar, bahkan dia juara lomba
olimpiade tingkat nasional.
Selain
KMS, ada pula Kalimat Majemuk Bertingkat (KMB). KMB terdiri dari satu kalimat
bebas dan satu kalimat tidak bebas. Bagian
yang memiliki kedudukan lebih penting (inti gagasan) disebut sebagai klausa
utama (induk kalimat). Bagian yang lebih rendah kedudukakannya disebut dengan
klausa sematan (anak kalimat). KMB dapat ditandai berdasarkan beberapa keadaan,
seperti waktu, sebab, akibat, syarat, perlawanan, pengandaian, tujuan,
perbandingan, pembatasan, alat, dan kesertaan. Salah satu contohnya menggunakan
keadaan waktu : Walaupun komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern, para
hacker masih dapat mengacaukan data-data komputer itu. Induk kalimat: Para
hacker masih dapat mengacaukan data-data komputer itu. Anak kalimat:
Walaupun komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern.
Yang
terakhir adalah Kalimat Majemuk Campuran (KMC). KMC merupakan gabungan antara
KMB dan KMS. Contoh : Karena kakak sedang sakit, kami siap-siap dan langsung
pulang.
3. Kalimat
aktif dan kalimat pasif
Kalimat
yang subjeknya melakukan tindakan adalah kalimat aktif. Predikat kalimat aktif
biasanya berimbuhan me- dan ber-. Predikatnya juga dapat berupa kata kerja aus
(kata kerja yang tidak dapat dilekati oleh awalan me–saja),
misalnya pergi, tidur, mandi. Kalimat aktif dibagi menjadi dua, yaitu
a. Kalimat
aktif transitif adalah
kalimat yang dapat diikuti oleh objek penderita (O1). Predikat pada kalimat ini
biasanya berawalam me- dan selalu dapat diubah menjadi kalimat pasif. Contoh :
Koko mencuci piring.
b. Kalimat
aktif intransitif adalah kalimat yang tidak dapat diikuti oleh objek
penderita (O1). Predikat pada kalimat ini biasanya berawaln ber-. Kalimat ini
tidak dapat diubah menjadi kalimat pasif. Contoh : Mereka berangkat besok.
c. Kalimat
semi transitif ini tidak dapat diubah menjadi kalimat pasif buka karena
objeknya, melainkan disertai dengan pelengkap. Contoh : Ibu kehilangan
perhiasannya.
Kalimat
pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai tindakan. Predikat kalimat pasif
biasanya diawali imbuhan di- atau ter-.
a. Kalimat
pasif biasa. Kalimat pasif ini didapat dari kalimat aktif transitif yang
dipasifkan. Contoh : piring dicuci oleh Koko.
b. Kalimat
pasif zero adalah kalimat yang objek pelakunya(O2) melekat berdekatan dengan O2
tanpa disisipi dengan kata lain.
Contoh : Akan kami sampaikan pesanmu.
Referensi
:
http://freezcha.wordpress.com/2010/05/08/jenis-jenis-kalimat/
http://kbbi.web.id
http://elgrid.wordpress.com/2011/12/26/unsur-unsur-kalimat/
http://bloggueblog.wordpress.com/2013/01/24/pengertian-kalimat-unsur-unsur-dan-pola-kalimat/