Kamis, 24 Januari 2013

fuf

Hadeeeeh postingan kilat ini mah namanya =,= asal kopi paste..asli bukan gw bgt jiplak2 :p (*gaya)
tapi mau gimana lagi, deadline banget iniiiiiii

Penjualan Tekstil

JAKARTA, KOMPAS.com - Lampu kuning bagi pebisnis tekstil domestik. Produk tekstil impor diprediksi semakin membanjiri pasar lokal.
Ade Sudrajat, Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), memperkirakan, pangsa pasar tekstil dan produk tekstil (TPT) impor di tahun ini bisa meningkat 10 persen menjadi 65 persen dari pangsa pasar tahun lalu yang sebesar 55 persen.
Pasar tekstil dalam negeri tahun ini diprediksi cuma tumbuh minimal 5 persen dari pasar tahun lalu yang mencapai 22,7 miliar dollar AS.
Membanjirnya produk tekstil impor lantaran produk teksil domestik kalah bersaing. Biaya produksi yang membengkak akibat kenaikan biaya energi dan upah pekerja, membuat industri tekstil lokal mengerek harga 16,7 persen di tahun ini. Kenaikkan harga itu demi mempertahankan marjin usaha.
"Produk lokal harganya naik sementara produk impor tetap," keluh Ade, Rabu (23/1/2013) lalu.
Imbasnya bisa ditebak, konsumen pasti memilih tekstil impor berharga miring. Murahnya harga tekstil impor ini membuat kebutuhan tekstil made in Indonesia per kapita tahun ini bisa turun menjadi 6,6 kilogram saja. Padahal tahun lalu mencapai 7 kilogram produk tekstil per kapita per tahun.
Pelan namun pasti, pertumbuhan penjualan tekstil domestik melambat. API mencatat, penjualan tekstil lokal di pasar domestik tahun 2010 mencapai 7,4 miliar dollar AS atau tumbuh 23 persen dari 2009 yang sebesar 5,7 miliar dollar AS. Tahun lalu, pertumbuhannya cuma 3 persen menjadi 7,6 miliar dollar AS.
Untuk tahun ini ia memprediksi penjualan tekstil lokal bisa turun 10 persne dari tahun lalu. "Untuk pertama kali dalam beberapa tahun terakhir bisa minus," katanya.
Artinya, untuk  tahun ini penjualan industri tekstil nasional cuma bisa mencapai 6,8 miliar dollar AS.


Ulasan : 
Dengan pertumbuhan penjualan tekstil yang seperti ini, maka bisa saja banyak masyarakat yang gulung tikar. Pengangguran di perkotaan akan semakin besar. Perpindahan warga di pedesaan ke perkotaan pun semakin meningkat. Hal ini akan meningkatkan kriminalitas. Oleh karena itu, diperlukan lapangan pekerjaan juga di pedesaan.


Sumber :
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/01/25/11423877/Tekstil.Impor.Banjiri.Indonesia

Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan


Pada mulanya masyarakat kota sebelumnya adalah masyarakat pedesaan, dan pada akhirnya masyarakat pedesaan tersebut terbawa sifat-sifat masyarakat perkotaan, dan melupakan kebiasaan sebagai masyarakat pedesaannya.

Perbedaan masyarakat pedesaan dan masyarakat kota adalah bagaimana cara mereka mengambil sikap dan kebiasaan dalam memecahkan suata permasalahan.
Karakteristik umum masyarakat pedesaan yaitu masyarakat desa selalu memiliki ciri-ciri dalam hidup bermasyarakat, yang biasa nampak dalam perilaku keseharian mereka. Pada situasi dan kondisi tertentu, sebagian karakteristik dapat dicontohkan pada kehidupan masyarakat desa di jawa. Namun dengan adanya perubahan sosial dan kebudayaan serta teknologi dan informasi, sebagian karakteristik tersebut sudah tidak berlaku. 
Berikut ini ciri-ciri karakteristik masyarakat desa, yang terkait dengan etika dan budaya mereka yang bersifat umum.
1. Sederhana
2. Mudah curiga
3. Menjunjung tinggi norma-norma yang berlaku didaerahnya
4. Mempunyai sifat kekeluargaan
5. Lugas atau berbicara apa adanya
6. Tertutup dalam hal keuangan mereka
7. Perasaan tidak ada percaya diri terhadap masyarakat kota
8. Menghargai orang lain
9. Demokratis dan religius
10. Jika berjanji, akan selalu diingat

Sedangkan cara beadaptasi mereka sangat sederhana, dengan menjunjung tinggi sikap kekeluargaan dan gotong royong antara sesama, serta yang paling menarik adalah sikap sopan santun yang kerap digunakan masyarakat pedesaan.
Berbeda dengan karakteristik masyarakat perkotaan, masyarakat pedesaan lebih mengutamakan kenyamanan bersama dibanding kenyamanan pribadi atau individu. Masyarakat perkotaan sering disebut sebagai urban community.

Ada beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat kota yaitu:
1. kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa. Masyarakat kota hanya melakukan kegiatan keagamaan hanya bertempat di rumah peribadatan seperti di masjid, gereja, dan lainnya.
2.  orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa bergantung pada orang lain
3. di kota-kota kehidupan keluarga sering sukar untuk disatukan, karena perbedaan politik dan agama dan sebagainya.
4. jalan pikiran rasional yang dianut oleh masyarkat perkotaan.
5. interaksi-interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada faktor kepentingan pribadi daripada kepentingan umum.

Hal tersebutlah yang membedakan antara karakteristik masyarakat perkotaan dan pedesaan, oleh karena itu, banyak orang-orang dari perkotaan yang pindah ke pedesaan untuk mencari ketenangan, sedangkan sebaliknya, masyarakat pedesaan pergi dari desa untuk ke kota mencari kehidupan dan pekerjaan yang layak untuk kesejahteraan mereka.


Sumber :
http://tyomulyawan.wordpress.com/perbedaan-masyarakat-kota-dengan-masyarakat-desa/

Bentrok Sumbawa

Jakarta - Ketua DPR RI Marzuki Alie mengatakan, bentrok di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) seharusnya dijadikan momentum refleksi soal efektivitas perangkat adat dan agama dalam membangun harmoni.

Menurut Marzuki, persoalan-persoalan yang terjadi dalam konflik horizontal selalu membuat miris.

"Kenapa hal ini selalu saja terjadi. Artinya peran tokoh masyarakat dan tokoh agama bagaimana? Kelihatannya sudah mulai tidak banyak didengar sehingga terjadi konflik," kata Marzuki di Jakarta, Rabu (23/1).

Terlepas dari itu, Marzuki berharap agar bentrokan di NTB itu bisa segera diredakan. Aparat penegak hukum harus mengambil langkah-langkah terukur.

"Kepolisian harus respon cepat apabila terjadi konflik yang mengakibatkan korban kerugian yang besar," kata dia.

Seperti diberitakan sebelumnya, sekitar 500 orang warga melakukan penyerangan secara spontan terhadap permukiman tertentu di Sumbawa Besar, ibukota Kabupaten Sumbawa, Provinsi NTB, yang dipicu oleh isu bernuansa Suku Agama Ras dan Antargolongan (SARA), Selasa, (22/1)sekitar pukul 13.30 WITA.

Dalam aksi penyerangan itu, sejumlah tempat ibadah agama tertentu dirusak massa yang termakan isu. Rumah dan toko pun di beberapa lokasi menjadi sasaran amukan warga, hingga beberapa rumah yang dihuni komunitas tertentu dibakar massa. Tak hanya itu, sejumlah kendaraan juga dirusak massa yang terbakar emosi.

Pengunjuk rasa didominasi oleh sanak keluarga dari Arniati, wanita yang dinyatakan tewas pada Sabtu malam lalu (16/1), yang dilaporkan akibat kecelakaan lalu lintas. Namun sanak keluarganya meragukan penyebab kematiannya, karena ditubuh korban ditemukan tanda-tanda kekerasan. Sebelum dinyatakan tewas, Arniati bersama pacarnya yang anggota polisi Brigadir I Gede Eka Swarjana, keluar bermalam Minggu, menggunakan sepeda motor dengan cara berboncengan.

Sanak keluarga Arniati mencurigai wanita muda itu dibunuh, bukan kecelakaan lalu lintas. Dan kecurigaan itu berkembang menjadi amarah ketika semakin banyak isu yang beredar, antara lain isu yang menyebutkan hasil visum ditemukan tanda-tanda kekerasan, yang dikait-kaitkan dengan kekerasan pada alat kelamin.
Sanak keluarga korban yang mendapat simpati dari warga lainnya, semakin marah ketika mendapat laporan dari pihak kepolisian kematian Arniati murni kecelakaan lalu lintas.



Ulasan :
Menurut saya, tidak perlulah menggunakan kekerasan untuk menyelesaikan masalah. Apalagi, sampai membawa kerugian kepada orang yang tidak bersalah. Penyerangan secara spontan ini juga tidak mungkin ada kalau tidak ada yang menyulut api kemarahan.
Solusi yang tepat untuk mengatasinya adalah dengan memunculkan pihak/kubu ketiga sebagai penengah antara pihak polisi dan masyarakat.


Sumber :
http://www.beritasatu.com/nusantara/93200-marzuki-bentrok-sumbawa-momentum-rerfleksi-tokoh-agama-dan-masyarakat.html

Agama dan Masyarakat


A. Pengertian agama dan masyarakat

Kaitan agama dengan masyarakat banyak dibutikan oleh pengetahuan agama yang meliputi penulisan sejarah dan figure nabi dalam mengubah kehidupan sosial, argumentasi rasional tentang arti dan hakikat kehidupan. Bukti di atas sampai apada pendapat bahwa agama merupakan tempat mencari makna hidup yang final dan ultimate. Kemudian, pada urutannya agamayang diyakini merupakan sumber motivasi tindakan individu dalam hubungan sosialnya dan kembali pada konsep hubungan agama dengan masyarakat.

Membicarakan peranan agama dalam kehidupan sosial menyangkut dua hal yang sudah tentu hubungannya erat memiliki aspek-aspek yang terpelihara. Yaitu pengaruh dari cita-cita agama dan etika agama dalam kehidupan individu dari kelas social dan grup social, perseorangandan kolektivitas dan mencakup kebiasaan dan cara semua unsur asing agma diwarnainya. Yang mempunyai seperangkat arti mencakup perilaku sebagai pegangan individu (way of life) dengan kepercayaan dan taat kepada agamanya. Agama sebagai suatu system mencakup individu dan masyarakat, seperti adanya emosi keagamaan, keyakinan terhadap agamanya.

Dalam proses sosial, hubungan nilai dan tujuan masyarakat relative harus stabil dalam setiap momen. Bila terjadi perubahan dan kultural hancurnya bentuk social dan cultural lama. Masyarakat dipengaruhi oleh berbagai perubahan sosial. Setiap kelompok berbeda dalam dalam kepekaan agama dan cara merasakan titik kritisnya. Dalam kepekaan agama setiap kelompok berbeda dalam menafsirkannya, semua sesuai dengan situasi apa yang dihadapi oleh kelompok tersebut. Disamping menawarkan nilai-nilai dan solidaritas baru, juga tampil pola-pola sosial untuk mencari jalan keluar dari pengalaman yang mengecewakan anomi, menetang sumber yang nyata dan mencoba mengambil upaya pelarian yang telah disediakan oleh situasi.

B. Fungsi agama
Agama dalam kehidupan masyarakat sangat penting, misalnya saja dalam pembentukan individu seseorang. Fungsi agama dalam masyarakat adalah:
fungsi agama di bidang social : dimana agama bisa membantu para anggota-anggota masyarakat dalam kewajiban social.
Fungsi agama dalam keluarga
fungsi agama dalam sosialisasi: dapat membantu individu untuk menjadi lebih baik diantara lingkungan masyarakat-masyarakat yang lain supaya dapat berinteraksi dengan baik.

C. Pelembagaan agama
Pelembagaan agama adalah apa dan mengapa agama ada, unsur-unsur dan bentuknya serta fungsi struktur agama. Dimensi ini mengidentifikasikan pengaruh-pengaruh kepercayaan di dalam kehidupan sehari-hari.

Tiga tipe kaitan agama dengan masyarakat:
a. masyarakat dan nilai-nilai sacral
b. masyarakat-masyarakat praindustri yang sedang berkembang
c. masyarakat-masyarakat industri sekuler

D. Agama, konflik dan masyarakat
Upacara-upacara yang bernuansa agama suku bukannya semakin berkurang tetapi kelihatannya semakin marak di mana-mana terutama di sejumlah desa-desa.Misalnya saja, demi pariwisata yang mendatangkan banyak uang bagi para pelaku pariwisata, maka upacara-upacara adat yang notabene adalah upacara agama suku mulai dihidupkan di daerah-daerah.
Upacara-upacara agama suku yang selama ini ditekan dan dimarjinalisasikan tumbuh sangat subur. Anehnya sebab bukan hanya orang yang masih tinggal di kampung yang menyambut angin segar itu dengan antusias tetapi ternyata orang yang lama tinggal di kotapun menyambutnya dengan semangat membara. Misalnya pemilihan hari-hari tertentu yang diklaim sebagai hari baik untuk melaksanakan suatu upacara. Hal ini semakin menarik sebab mereka itu pada umumnya merupakan pemeluk yang “ fanatik” dari salah satu agama monoteis bahkan pejabat atau pimpinan agama. Jadi pada jaman sekarang pun masih banyak sekali hal yang menghubungkan agama dengan kepercayaan-kepercayaan seperti itu sehingga bisa menimbulkan konflik bagi masyarakat itu sendiri.


Sumber :
http://panjiisaputra.blogspot.com/2013/01/agama-dan-masyarakat.html

IPTEK


Ilmu Pengetahuan

Ada keseragaman pendapat di kalangan ilmuwan bahwa ilmu itu selalu tersusun dari pengetahuan secara teratur, yang diperoleh dengan pangkal tumpuan tertentu dengan sistematis, metodis, rasional/logis, empiris, umum, dan akumulatif.

Menurut Aristoteles: pengetahuan merupakan pengetahuan yang dapat diinderai dan dapat merangsang budi. Menurut Decartes: ilmu pengetahuan merupakan serba budi. Bacon dan David Home: ilmu pengetahuan merupakan pengalaman indera dan batin. ImmanuelKent: Pengetahuan merupakan persatuan antara budi dan pengalaman. Dan menurut teori Phyroo: mengatakan tidak ada kepastian dalam pengetahuan.

Dari berbagai macam pandangan diatas diperoleh teori-teori kebenaran pengetahuan:
1. Teori yang bertitik tolah adanya hubungan dalil à teori ini menjelaskan dimana pengetahuan dianggap benar apabila dalil (proposisi) itu mempunyai hubungan dengan dalil yang terdahulu.
2. Pengetahuan benar apabila ada kesesuaian dengan kenyataan.
3. Pengetahuan benar apabila mempunyai konsekuensi praktis dalam diri yang mempunyai pengetahuan itu.

Banyaknya teori dan pendapat tentang pengetahuan dan kebenaran mengakibatkan suatu definisi ilmu pengetahuan mengalami kesulitan, walaupun dikalangan ilmuwan sudah ada keseragaman pendapat, namun masih terperangkap dalam tautologis (pengulangan tanpa membuat kejelasan) dan Pleonasme/mubazir saja.
Pembentukan ilmu akan berhadapan dengan objek yang merupakan bahan dalam penelitian, meliputi:
a. Objek Material, sebagai bahan yang menjadi tujuan penelitian bulat dan utuh.
b. Objek Formal, sudut pandangan yang mengarah kepada persoalan yang menjadi pusat perhatian.

Langkah-langkah dalam memperoleh ilmu dan objek ilmu meliputi rangkaian kegiatan dan tindakan yang dimulai dengan pengamatan, yaitu suatu kegiatan yang diarahkan kepada fakta yang mendukung apa yang dipikirkan untuk sistemasi, kemudian menggolong-golongkan dan membuktikan dengan cara berfikir analitis, sintesis, induktif, dan deduktif yang berujuk pada pengujian kesimpulan dengan menghadapkan fakta-fakta sebagai upaya mencarai berbagai hal yang merupakan pengingkaran.
Secara umum, Ilmu pengetahuan merupakan suatu pangkal tumpuan (objek) yang sistematis, mentoris, rasional/logis, empiris, umum dan akumulatif. Jadi ilmu pengetahuan adalah sebuah dasar atau bekal bagi seseorang yang ingin mencapai suatu tujuan yang diharapkannya. Tanpa ilmu pengetahuan, manusia tidak bisa mencapai apa yang diinginkannya. Ilmu pengetahuan memberikan setiap manusia ilmu-ilmu dasar untuk melakukan sesuatu. Ilmu pengetahuan bisa dicari dimana saja, tidak hanya dari buku pelajaran saja. Tetapi ilmu pengetahuan juga bisa diambil dari berbagai sumber seperti koran, majalah, televisi, radio, komik sains, ataupun pengalaman seseorang bahkan dari kitab suci. Ilmu pengetahuan dan teknologi dari tahun ke tahun, dari jaman ke jaman, dan dari hari ke hari semakin berkembang pesat. Tidak tidak dapat dipungkiri bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi sangatlah bermanfaat untuk kehidupan kita. Ilmu pengetahuan haruslah dapat dikemukakan, harus dimegerti secara umum sehingga kita dapat memahami ilmu pengetahuan dengan mudah. 

Didalam kehidupan kita, kita tidak pernah terlepas dengan manfaat ilmu pengetahuan. Kita manusia memiliki akal pikiran yang merupakan dasar adanya ilmu pengetahuan. Dengan ini pula dapat mempermudah kita untuk melalukan sesuatu atau menghasilkan sesuatu. Ilmu pengetahuan sangatlah berguna bagi kita semua. Hal yang bersifat negatif maupun positif tidak terlepas dari segala sesuatu, begitu pula dengan IPTEK. Teknologi akan berguna jika dimanfaatkan dengan baik. IPTEK tentunya dapat memotivasi masyarakat untuk lebih maju lagi. Karena IPTEK sungguh sangat menarik perhatian. Perkembangan yang terjadi sekarang ini dapat menjadikan masyarakat memiliki pandangan atau wawasan yang lebih luas. Iptek berkembang dengan sendirinya tentunya dengan dikembangkan oleh orang-orang yang berpengalaman. IPTEK sangat lah mudah untuk didapatkan, dimana pun dan kapan pun kita dapat memperolehnya.

Teknologi

Dalam konsep pragmatis dengan kemungkinan berlaku secara akademis dapatlah dikatakan bahwa ilmu pengetahuan (body of knowledge) dan teknologi sebagai suatu seni (state of art) yang mengandung pengertian berhubungan dengan proses produksi; menyangkut cara bagaimana berbagai sumber, tanah, modal, tenaga kerja dan ketrampilan dikombinasikan untuk merealisasi tujuan produksi. “secara konvensional mencakup penguasaan dunia fisik dan biologis, tetapi secara luas juga meliputi teknologi sosial, terutama teknologi sosial pembangunan (the social technology of development) sehingga teknologi itu adalah metodi sistematis untuk mencapai setiap tujuan insani.” (Eugene Staley, 1970).
Teknologi memperlihatkan fenomenanya dalam masyarakat sebagai hal impersonal dan memiliki otonomi mengubah setiap bidang kehidupan manusia menjadi lingkup teknis. Jacques Ellul dalam tulisannya berjudu “The Technological Society” (1964) tidak mengatakan teknologi tetapi teknik. Meskipun untuk mesin, teknologi atau prosedur untuk memperoleh hasilnya, melainkan totalitas metode yang dicapai secara rasional dan mempunyai efisiensi (untuk memberikan tingkat perkembangan) dalam setiap bidang aktivitas manusia. Batasan ini bukan bentuk teoritis, melainkan perolehan dari aktivitas masing2 dan observasi fakta dari apa yang disebut manusia modern dengan perlengkapan tekniknya. Jadi teknik menurut Ellul adalah berbagai usaha, metode dan cara untuk memperoleh hasil yang sudah distandarisasi dan diperhitungkan sebelumnya.
Fenomena teknik pada masyarakat kini, menurut Sastrapratedja (1980) memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Rasionalitas, artinya tindakan spontak oleh teknik diubah menjadi tindakan yang direncanakan dengan perhitungan rasional.
2. Artifisialitas, artinya selalu membuat sesuatu yang buatan tidak alamiah.
3. Otomatisme, artinya dalam hal metode, organisasi dan rumusan dilaksanakan serba otomatis. Demikian pula dengan teknik mampu mengelimkinasikan kegiatan non-teknis menjadi kegiatan teknis.
4. Teknis berkembang pada suatu kebudayaan.
5. Monisme, artinya semua teknik bersatu, saling berinteraksi dan saling bergantung.
6. Universalisme, artinya teknik melampaui batas-batas kebudayaan dan ediologi, bahkan dapat menguasai kebuadayaan.
7. Otonomi, artinya teknik berkembang menurut prinsip sendiri.
Teknologi tepat guna sering tidak berdaya menghadapi teknologi Barat, yang sering masuk dengan ditunggangi oleh segelintir orang atau kelompok yang bermodal besar. Ciri-ciri teknologi Barat tersebut adalah:
1. Serba intensif dalam segala hal, seperti modal, organisasi, tenaga kerja dll. Sehingga lebih akrab dengan kaum elit daripada dengan buruh itu sendiri.
2. Dalam struktur sosial, teknologi barat bersifat melestarikan sifat kebergantungan.
3. Kosmologi atau pandangan teknologi Barat adlaah menganggap dirinya sebagai pusat yang lain feriferi, waktu berkaitan dengan kemanjuan secara linier, memahami realitas secara terpisah dan berpandangan manusia sebagai tuan atau mengambil jarak dengan alam.
Kemiskinan
Kemiskinan pada dasarnya merupakan salah satu bentuk problema yang muncul dalam kehidupan masyarakat, khususnya pada negara-negara yang sedang berkembang. Kemiskinan yang dimaksud adalah kemiskinan dalam bidang ekonomi. Dikatakan berada di bawah garis kemiskinan apabila pendapatan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang paling pokok seperti pangan, pakaian dan tempat berteduh. Atau dengan pendapat lain, yaitu adanya suatu tingkat kekurangan materi pada sejumlah atau segolongan orang dibandingkan dengan standar kehidupan yang umum berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan. Kemiskinan juga dapat terjadi karena tidak memiliki pekerjaan, biasanya orang yang tidak memiliki pekerjaan tidak mendapatkan kerja karena kurangnya skill ataupun pendidikan yang dimiliki.
Kemiskinan menurut pendapat umum dapat dikategorikan ke dalam 3 kelompok, yaitu :
1. Kemiskinan yang disebabkan aspek badaniah atau mental seseorang. Pada aspek badaniah, biasanya orang tersebut tidak bisa berbuat maksimal sebagaimana manusia lainnya yang sehat jasmani. Sedangkan aspek mental, biasanya mereka disifati oleh sifat malas bekerja dan berusaha secara wajar, sebagaimana manusia lainnya.
2. Kemiskinan yang disebabkan oleh bencana alam. Biasanya pihak pemerintah menempuh dua cara, yaitu memberi pertolongan sementara dengan bantuan secukupnya dan mentransmigrasikan ke tempat hidup yang lebih layak.
3. Kemiskinan buatan atau kemiskinan struktural. Selain disebabkan oleh keadaan pasrah pada kemiskinan dan memandangnya sebagai nasib dan takdir Tuhan, juga karena struktur ekonomi, sosial dan politik.
Usaha memerangi kemiskinan dapat dilakukan dengan cara memberikan pekerjaan yang memberikan pendapatan yang layak kepada orang-orang miskin. Karena dengan cara ini bukan hanya tingkat pendapatan yang dinaikkan, tetapi harga diri sebagai manusia dan sebagai warga masyarakat dapat dinaikkan seperti warga lainnya. Dengan lapangan kerja dapat memberikan kesempatan kepada mereka untuk bekerja dan merangsang berbagai kegiatan-kegiatan di sektor ekonomi lainnya.


Sumber :
http://rahmatardiprastyo.blogspot.com/2012/01/ilmu-pengetahuan-teknologi-dan.html

Pertentangan dan Integrasi

A.    Perbedaan Kepentingan

Kepentingan merupakan dasar timbulnya tingkah laku individu. Tingkah laku individu merupakan cara atau alat dalam memenuhi kepentingannya. Ada 2 jenis kepentingan dalam diri individu yaitu kepentingan untuk memenuhi kebutuhan biologis dan sosial/psikologis. Perbedaan kepentingan itu antara lain:
1.      Kepentingan individu untuk memperoleh kasih sayang.
2.      Kepentingan individu untuk memperoleh harga diri.
3.      Kepentingan individu untuk memperoleh penghargaan yang sama.
4.      Kepentingan individu untuk memperoleh potensi dan posisi.
5.      Kepentingan individu untuk membutuhkan orang lain.
6.      Kepentingan individu untuk memperoleh kedudukan di dalam kelompoknya.
7.      Kepentingan individu untuk memperoleh rasa aman dan perlindungan diri.
8.      Kepentingan individu untuk memperoleh kemerdekaan diri

B.     Prasangka dan Diskriminasi

Prasangka dan diskriminasi dua hal yang ada relevansinya. Kedua tindakan tersebut dapat merugikan pertumbuhan, perkembangan, dan bahkan integrasi masyarakat. Kerugian prasangka melalui hubungan pribadi dan akan menjalar bahkan melembaga (turun-temurun). Jadi prasangka dasarnya pribadi dan dimiliki bersama. Perbedaan terpokok antara prasangka dan diskriminatif adalah prasangka menunjukkan pada aspek sikap, sedangkan diskriminatif pada tindakan. Sikap adalah kecenderungan untuk berespons baik secara positif atau negatif terhadap orang, obyek atau situasi.

Dalam konteks realitas, prasangka diartikan: “Suatu sikap terhadap anggota kelompok etnis atau ras tertentu, yang terbentuk terlalu cepat tanpa suatu induksi. Diskriminatif merupakan tindakan yang realistis”. 

Dapat disimpulkan bahwa prasangka itu muncul sebagai akibat kurangnya pengetahuan, pengertian dan fakta kehidupan, adanya dominasi kepentingan golongan atau pribadi, dan tidak menyadari atau insyaf akan kerugian yang bakal terjadi. Tingkat prasangka itu menumbuhkan jarak sosial tertentu di antara anggota sendiri dengan anggota kelompok luar.

Sebab-sebab terjadinya prasangka:
1.      Pendekatan Historis
Pendekatan ini berdasarkan teori pertentangan kelas, menyalahkan kelas rendah di mana mereka yang tergolong kelas atas mempunyai alasan untuk berprasangka terhadap kelas rendah
2.      Pendekatan Sosiokultural dan Situasional
a.       Mobilitas sosial: gerak perpindahan dari strata satu ke strata sosial lainnya. Artinya kelompok orang yang mengalami penurunan status akan terus mencari alasan mengenai nasib buruknya.
b.      Konflik antara kelompok: prasangka sebagai realitas dari dua kelompok yang bersaing.
c.       Stagma perkantoran: ketidakamanan atau ketidakpastian di kota disebabkan oleh “noda” yang dilakukan oleh kelompok tertentu.
d.      Sosialisasi: prasangka muncul sebagai hasil dari proses pendidikan, melalui proses sosialisasi mulai kecil hingga dewasa.
3.      Pendekatan Kepribadian
Teori ini menekankan pada faktor kepribadian sebagai penyebab prasangka, disebut dengan frustasi agresi. Menurut teori ini keadaan frustasi merupakan kondisi yang cukup untuk timbulnya tingkah laku agresif.
4.      Pendekatan Fenomenologis
Pendekatan ini ditekankan pada bagian individu memandang atau mempersepsikan lingkungannya, sehingga persepsilah yang menyebabkan prasangka.
5.      Pendekatan Naïve
Bahwa prasangka lebih menyoroti obyek prasangka tidak menyoroti individu yang berprasangka.
Prasangka bisa diartikan sebagai suatu sikap yang terlampau tergesa-gesa berdasarkan generalisasi yang terlampau cepat, sifat berat sebelah dan dibarengi proses simplifikasi (terlalu menyederhanakan terhadap suatu realita). Sikap berprasangka jelas tidak adil, sebab sikap yang diambil hanya berdasarkan pada pengalaman atau apa yang di dengar.

C.    Etnhosentrisme Stereotype
Ethnosentrisme yaitu sikap untuk menilai unsur-unsur kebudayaan orang lain dengan mempergunakan ukuran-ukuran kebudayaan sendiri. Sikap ini dianggap bahwa kebudayaan dirinya lebih unggul dari kebudayaan lainnya.

Stereotype yaitu gambaran dan ajakan ejek. Stereotype diartikan sebagai tanggapan mengenai sifat-sifat dan waktu pribadi orang atau golongan lain yang bercorak negatif sebagai akibat tidak lengkapnya informasi dan sifatnya yang subyektif

D.    Konflik dalam Masyarakat
Konflik merupakan suatu tingkah laku yang dibedakan dengan emosi-emosi tertentu yang sering dihubungkan dengannya, misal kebencian atau permusuhan. Konflik dapat terjadi pada lingkungan yang paling kecil yaitu individu sampai kepada lingkup yang luas, yakni masyarakat:
1.      Pada taraf di dalam diri seseorang, konflik menunjuk pada adanya pertentangan atau emosi-emosi dan dorongan-dorongan antagonistic di dalam diri seseorang.
2.      Pada taraf kelompok, konflik-konflik ditimbulkan dari konflik-konflik yang terjadi dalam diri individu dari perbedaan-perbedaan anggota kelompok dalam tujuan, nilai, norma serta minat untuk menjadi anggota kelompok.
3.      Pada taraf masyarakat, konflik bersumber pada perbedaan nilai dan norma kelompok dengan nilai dan norma kelompok lain.

Tipe konflik ini timbul dari proses-proses yang tidak rasional dan emosional dari pihak-pihak yang terlibat di dalamnya. Upaya untuk memecahkan konflik selalu timbul selama berlangsungnya kehidupan suatu kelompok, namun terdapat perbedaan-perbedaan di dalam sifat dan intensitas konflik pada berbagai tahap perkembangan kelompok. Adapun cara-cara pemecahan konflik sebagai berikut:
1.      Elimination: Pengunduran diri salah satu pihak yang terlibat di dalam konflik.
2.      Subjugation atau Domination: Orang atau pihak yang mempunyai kekuatan terbesar dapat memaksa orang atau pihak lain untuk mentaatinya.
3.      Majority Rule: Suara terbanyak yang ditentukan dengan voting, akan menentukan keputusan, tanpa mempertimbangkan argumentasi.
4.      Minority Consent: Kelompok mayoritas yang menang, namun kelompok minoritas tidak merasa dikalahkan, dan menerima keputusan serta sepakat untuk melakukan kegiatan bersama.
5.      Compromise (Kompromi): Kedua atau semua sub kelompok yang terlibat di dalam konflik, berusaha mencari dan mendapatkan jalan tengah.
6.      Integration: Pendapat-pendapat yang bertentangan didiskusikan, dipertimbangkan, dan ditelaah kembali sampai kelompok mencapai suatu keputusan yang memuaskan bagi semua pihak.

Usaha-usaha untuk menghindari perbedaan-perbedaan dan untuk memendam konflik-konflik, tidak pernah berhasil dalam waktu yang lama. Kesatupaduan di dalam perbedaan-perbedaan merupakan suatu nilai yang menghargai perbedaan, yang menggunakan perbedaan-perbedaan tersebut untuk memperkuat kelompok.

E.     Integrasi Masyarakat dan Nasional
Integrasi masyarakat dapat diartikan adanya kerjasama dari seluruh anggota masyarakat, mulai dari individu, keluarga, lembaga-lembaga, dan masyarakat secara keseluruhan Integrasi masyarakat akan terwujud apabila mampu mengendalikan prasangka yang ada di dalam masyarakat, sehingga tidak terjadi konflik.
Dalam memahami integrasi masyarakat, kita juga mengenal integrasi nasional, yaitu organisasi-organisasi formal yang melalui mana masyarakat menjalankan keputusan-keputusan yang berwenang. Untuk terciptanya integrasi nasional, perlu adanya suatu jiwa, asas spiritual, solidaritas yang besar. Perlu dicari bentuk-bentuk akomodatif yang dapat mengurangi konflik sebagai akibat dari prasangka, yaitu melalui 4 sistem:
Sistem budaya seperti nilai-nilai Pancasila dan UUD 45.
Sistem sosial seperti kolektiva-kolektiva sosial dalam segala bidang.
Sistem kepribadian yang terwujud sebagai pola-pola penglihatan, perasaan, pola-pola penilaian yang dianggap pola keindonesiaan.

Sistem organik jasmaniah, di mana nasion tidak didasarkan atas persamaan ras.
Untuk mengurangi prasangka ke-4 sistem itu harus dibina, dikembangkan dan memperkuatnya sehingga perwujudan nasion Indonesia tercapai



Sumber :
http://mustainronggolawe.wordpress.com/2012/01/07/pertentangan-sosial-dan-integrasi-masyarakat/

Rabu, 23 Januari 2013

Infrastruktur Tempat Tak Terjamah

AMBON, KOMPAS.com - Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudoyono akan meresmikan sejumlah infrastruktur transportasi yang ada di kawasan Indonesia timur, khususnya di Maluku di tahun 2013 ini.

Sejumlah infrastruktur transportasi yang akan diresmikan Presiden di Maluku adalah, sejumlah pelabuhan penyeberangan, Bandara Namniwel di Pulau Buru, Terminal Transit Passo dan sejumlah infrastruktur transportasi lainnya. 

Informasi ini disampaikan Gubernur Maluku, Karel Albert Ralahalu di Kantor Gubernur Maluku, Rabu (23/1/2013). "Saya minta sejumlah proyek infrastruktur yang belum dirampungkan agar segera diselesaikan dalam waktu dekat," kata Karel. 

Gubernur mengatakan, dengan diselesaikannya sejumlah proyek infrastruktur transportasi di Maluku, maka persoalan transportasi yang selama ini menjadi kendala dapat diminimalisasi.


Ulasan :
Dengan penambahan infrastruktur, diharapkan dapat menjadi pemasukan Indonesia. Apalagi, dibangunnya bandara Namniwei bisa membuat Maluku menjadi daya tarik wisata di mata dunia. Keindahannya pun akan menggantikan Kuta Bali yang dulu menjadi tujuan wisatawan. Selain di bidang pariwisata, infrastruktur transportasi ini dapat membangun daerah ini menjadi semakin maju.



Sumber:
http://regional.kompas.com/read/2013/01/23/14490951/Presiden.Akan.Resmikan.Sejumlah.Infrastruktur.Transportasi.di.Maluku

Jakarta Banjir

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menilai, tak mudah mengajak warga untuk mengantisipasi bencana. Salah satunya, mengajak warga yang bermukim di kawasan sekitar Waduk Pluit untuk pindah. Dengan bercanda, ia melontarkan kemungkinan melibatkan TNI untuk mensterilkan Waduk Pluit sehingga tak ada lagi warga yang bermukim di sekitar waduk tersebut. 

Lokasi di sekitar Waduk Pluit saat ini dihuni oleh sekitar 17.000 kepala keluarga. Menurut Basuki, sekitar 20 hektar area waduk tersebut "dijarah" oleh warga. Lahan yang seharusnya bisa dimanfaatkan sebagai area resapan kini beralih fungsi menjadi permukiman warga. Untuk itu, Pemerintah Provinsi DKI memiliki rencana untuk merelokasi warga sekitar ke rumah susun (rusun) Waduk Pluit. Sesuai konsep yang diusung Gubernur DKI Joko Widodo, rusun tersebut nantinya dapat digunakan oleh warga dengan sistem sewa.

"Enggak mungkin nyingkirin warga, maka kami sediakan rumah susun," kata Basuki, di Balaikota Jakarta, Rabu (23/1/2013). 

Basuki mengungkapkan, pihaknya telah melakukan penawaran kepada warga setempat untuk pindah ke rusun. Tujuannya, agar warga memiliki tempat tinggal yang lebih layak dan meminimalisir risiko menjadi korban banjir. Namun begitu, semuanya menjadi tidak mudah. Meski sudah diperingatkan ada potensi cuaca buruk di akhir Januari 2013, warga tetap kembali ke tempat tinggalnya di sekitar Waduk Pluit saat banjir sudah surut.

"Kalau mereka menolak saya tidak tahu juga. Kita bicara sama mereka ribut, ini kaya anak kecil kan. Nah, kalau mereka masih ngotot juga kami mau bagaimana? Suruh tentara jaga aja kalau bandel begitu," ujar Basuki dengan nada bercanda.



Ulasan :
Menurut saya, keadaan ini cukup memprihatinkan sekali. Warga di sekitar Pluit masih merana akibat banjir yang tidak kunjung surut. Oleh karena itulah Wagub DKI Jakarta menyarankan bahkan menyuruh untuk pindah ke daerah Marunda. Tetapi sayangnya banyak warga yang tidak mau pindah karena berbagai hal. Alasan yang mendominan dikarenakan mereka sudah tinggal sejak lahir dan besar di situ.

Pemikiran ini sangatlah primitif. Kenapa? Kenapa masih memikirkan ego diri sendiri? Tidakkah mereka kasihan dengan diri sendiri dan keluarganya? Bisa sajakan suatu saat keadaan di Pluit semakin parah? Mereka tinggal di perkotaan namun masih memiliki pemikiran orang dusun.


Sumber:
http://megapolitan.kompas.com/read/2013/01/23/19090033/Kalau.Warga.Sekitar.Waduk.Pluit.Tak.Mau.Pindah.Bagaimana

Kamis, 10 Januari 2013

Taheee

Nih yah gw tanya ama lo semua. Kalo lo kuliah terus dikasih pilihan, a.) ga ikut kuis dikelas yg cuma sekali dlm semseter dan dpt nilai semseter dibawah rata2 [tp gak ngulang], atau b.) ikut kuis matkul tsb tapi lo ada praktek lain, yang kalo lo ga ikutin lo HARUS ngulang taun dpn. Lo pilih mana?

Heran gw ama itu dosen, tugas gw ngerjain dan itu pun baru sekali dlm 1 smstr ini. Kuis pun begitu, cuma dikasih hari terakhir perkuliahan. Kehadiran gw masuk terus kecuali hari terakhir. Hal itu karena fisika tolo* yg harus gw ikutin ulg karena laporan bodoh. Si dosen (bukan fisika) pun gamau tau gw ikut kuis apa ga. Paling ga mahasiswa2 yg ngulang fisika ini berusaha buat minta kuis ulang. Pffftt inilah perkuliahan. Gw udah pesimis dapet DNS yg gada nilai C-nya.

One word for you sir : FUCK!