Hadeeeeh postingan kilat ini mah namanya =,= asal kopi paste..asli bukan gw bgt jiplak2 :p (*gaya)
tapi mau gimana lagi, deadline banget iniiiiiii
Kamis, 24 Januari 2013
Penjualan Tekstil
JAKARTA, KOMPAS.com - Lampu kuning bagi pebisnis tekstil domestik.
Produk tekstil impor diprediksi semakin membanjiri pasar lokal.
Ade Sudrajat, Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API),
memperkirakan, pangsa pasar tekstil dan produk tekstil (TPT) impor di tahun ini
bisa meningkat 10 persen menjadi 65 persen dari pangsa pasar tahun lalu yang
sebesar 55 persen.
Pasar tekstil dalam negeri tahun ini diprediksi cuma tumbuh
minimal 5 persen dari pasar tahun lalu yang mencapai 22,7 miliar dollar AS.
Membanjirnya produk tekstil impor lantaran produk teksil
domestik kalah bersaing. Biaya produksi yang membengkak akibat kenaikan biaya energi
dan upah pekerja, membuat industri tekstil lokal mengerek harga 16,7 persen di
tahun ini. Kenaikkan harga itu demi mempertahankan marjin usaha.
"Produk lokal harganya naik sementara produk impor
tetap," keluh Ade, Rabu (23/1/2013) lalu.
Imbasnya bisa ditebak, konsumen pasti memilih tekstil impor
berharga miring. Murahnya harga tekstil impor ini membuat kebutuhan tekstil
made in Indonesia per kapita tahun ini bisa turun menjadi 6,6 kilogram saja.
Padahal tahun lalu mencapai 7 kilogram produk tekstil per kapita per tahun.
Pelan namun pasti, pertumbuhan penjualan tekstil domestik
melambat. API mencatat, penjualan tekstil lokal di pasar domestik tahun 2010
mencapai 7,4 miliar dollar AS atau tumbuh 23 persen dari 2009 yang sebesar 5,7
miliar dollar AS. Tahun lalu, pertumbuhannya cuma 3 persen menjadi 7,6 miliar
dollar AS.
Untuk tahun ini ia memprediksi penjualan tekstil lokal bisa
turun 10 persne dari tahun lalu. "Untuk pertama kali dalam beberapa tahun
terakhir bisa minus," katanya.
Artinya, untuk tahun ini penjualan industri tekstil
nasional cuma bisa mencapai 6,8 miliar dollar AS.
Dengan pertumbuhan penjualan tekstil yang seperti ini, maka bisa saja banyak masyarakat yang gulung tikar. Pengangguran di perkotaan akan semakin besar. Perpindahan warga di pedesaan ke perkotaan pun semakin meningkat. Hal ini akan meningkatkan kriminalitas. Oleh karena itu, diperlukan lapangan pekerjaan juga di pedesaan.
Sumber :
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/01/25/11423877/Tekstil.Impor.Banjiri.Indonesia
Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan
Pada mulanya masyarakat kota sebelumnya adalah masyarakat
pedesaan, dan pada akhirnya masyarakat pedesaan tersebut terbawa sifat-sifat
masyarakat perkotaan, dan melupakan kebiasaan sebagai masyarakat pedesaannya.
Perbedaan masyarakat pedesaan dan masyarakat kota adalah
bagaimana cara mereka mengambil sikap dan kebiasaan dalam memecahkan suata
permasalahan.
Karakteristik umum masyarakat pedesaan yaitu masyarakat desa
selalu memiliki ciri-ciri dalam hidup bermasyarakat, yang biasa nampak dalam
perilaku keseharian mereka. Pada situasi dan kondisi tertentu, sebagian
karakteristik dapat dicontohkan pada kehidupan masyarakat desa di jawa. Namun
dengan adanya perubahan sosial dan kebudayaan serta teknologi dan informasi, sebagian
karakteristik tersebut sudah tidak berlaku.
Berikut ini ciri-ciri karakteristik
masyarakat desa, yang terkait dengan etika dan budaya mereka yang bersifat
umum.
1. Sederhana
2. Mudah curiga
3. Menjunjung tinggi norma-norma yang berlaku didaerahnya
4. Mempunyai sifat kekeluargaan
5. Lugas atau berbicara apa adanya
6. Tertutup dalam hal keuangan mereka
7. Perasaan tidak ada percaya diri terhadap masyarakat kota
8. Menghargai orang lain
9. Demokratis dan religius
10. Jika berjanji, akan selalu diingat
Sedangkan cara beadaptasi mereka sangat sederhana, dengan
menjunjung tinggi sikap kekeluargaan dan gotong royong antara sesama, serta
yang paling menarik adalah sikap sopan santun yang kerap digunakan masyarakat
pedesaan.
Berbeda dengan karakteristik masyarakat perkotaan,
masyarakat pedesaan lebih mengutamakan kenyamanan bersama dibanding kenyamanan
pribadi atau individu. Masyarakat perkotaan sering disebut sebagai urban
community.
Ada beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat kota yaitu:
1. kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan
kehidupan keagamaan di desa. Masyarakat kota hanya melakukan kegiatan keagamaan
hanya bertempat di rumah peribadatan seperti di masjid, gereja, dan lainnya.
2. orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya
sendiri tanpa bergantung pada orang lain
3. di kota-kota kehidupan keluarga sering sukar untuk
disatukan, karena perbedaan politik dan agama dan sebagainya.
4. jalan pikiran rasional yang dianut oleh masyarkat
perkotaan.
5. interaksi-interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada
faktor kepentingan pribadi daripada kepentingan umum.
Hal tersebutlah yang membedakan antara karakteristik
masyarakat perkotaan dan pedesaan, oleh karena itu, banyak orang-orang dari
perkotaan yang pindah ke pedesaan untuk mencari ketenangan, sedangkan
sebaliknya, masyarakat pedesaan pergi dari desa untuk ke kota mencari kehidupan
dan pekerjaan yang layak untuk kesejahteraan mereka.
Sumber :
http://tyomulyawan.wordpress.com/perbedaan-masyarakat-kota-dengan-masyarakat-desa/
Bentrok Sumbawa
Jakarta - Ketua DPR RI Marzuki Alie mengatakan, bentrok di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) seharusnya dijadikan momentum refleksi soal efektivitas perangkat adat dan agama dalam membangun harmoni.
Menurut Marzuki, persoalan-persoalan yang terjadi dalam konflik horizontal selalu membuat miris.
"Kenapa hal ini selalu saja terjadi. Artinya peran tokoh masyarakat dan tokoh agama bagaimana? Kelihatannya sudah mulai tidak banyak didengar sehingga terjadi konflik," kata Marzuki di Jakarta, Rabu (23/1).
Terlepas dari itu, Marzuki berharap agar bentrokan di NTB itu bisa segera diredakan. Aparat penegak hukum harus mengambil langkah-langkah terukur.
"Kepolisian harus respon cepat apabila terjadi konflik yang mengakibatkan korban kerugian yang besar," kata dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, sekitar 500 orang warga melakukan penyerangan secara spontan terhadap permukiman tertentu di Sumbawa Besar, ibukota Kabupaten Sumbawa, Provinsi NTB, yang dipicu oleh isu bernuansa Suku Agama Ras dan Antargolongan (SARA), Selasa, (22/1)sekitar pukul 13.30 WITA.
Dalam aksi penyerangan itu, sejumlah tempat ibadah agama tertentu dirusak massa yang termakan isu. Rumah dan toko pun di beberapa lokasi menjadi sasaran amukan warga, hingga beberapa rumah yang dihuni komunitas tertentu dibakar massa. Tak hanya itu, sejumlah kendaraan juga dirusak massa yang terbakar emosi.
Pengunjuk rasa didominasi oleh sanak keluarga dari Arniati, wanita yang dinyatakan tewas pada Sabtu malam lalu (16/1), yang dilaporkan akibat kecelakaan lalu lintas. Namun sanak keluarganya meragukan penyebab kematiannya, karena ditubuh korban ditemukan tanda-tanda kekerasan. Sebelum dinyatakan tewas, Arniati bersama pacarnya yang anggota polisi Brigadir I Gede Eka Swarjana, keluar bermalam Minggu, menggunakan sepeda motor dengan cara berboncengan.
Sanak keluarga Arniati mencurigai wanita muda itu dibunuh, bukan kecelakaan lalu lintas. Dan kecurigaan itu berkembang menjadi amarah ketika semakin banyak isu yang beredar, antara lain isu yang menyebutkan hasil visum ditemukan tanda-tanda kekerasan, yang dikait-kaitkan dengan kekerasan pada alat kelamin.
Sanak keluarga korban yang mendapat simpati dari warga lainnya, semakin marah ketika mendapat laporan dari pihak kepolisian kematian Arniati murni kecelakaan lalu lintas.
Ulasan :
Menurut saya, tidak perlulah menggunakan kekerasan untuk menyelesaikan masalah. Apalagi, sampai membawa kerugian kepada orang yang tidak bersalah. Penyerangan secara spontan ini juga tidak mungkin ada kalau tidak ada yang menyulut api kemarahan.
Solusi yang tepat untuk mengatasinya adalah dengan memunculkan pihak/kubu ketiga sebagai penengah antara pihak polisi dan masyarakat.
Sumber :
http://www.beritasatu.com/nusantara/93200-marzuki-bentrok-sumbawa-momentum-rerfleksi-tokoh-agama-dan-masyarakat.html
Menurut Marzuki, persoalan-persoalan yang terjadi dalam konflik horizontal selalu membuat miris.
"Kenapa hal ini selalu saja terjadi. Artinya peran tokoh masyarakat dan tokoh agama bagaimana? Kelihatannya sudah mulai tidak banyak didengar sehingga terjadi konflik," kata Marzuki di Jakarta, Rabu (23/1).
Terlepas dari itu, Marzuki berharap agar bentrokan di NTB itu bisa segera diredakan. Aparat penegak hukum harus mengambil langkah-langkah terukur.
"Kepolisian harus respon cepat apabila terjadi konflik yang mengakibatkan korban kerugian yang besar," kata dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, sekitar 500 orang warga melakukan penyerangan secara spontan terhadap permukiman tertentu di Sumbawa Besar, ibukota Kabupaten Sumbawa, Provinsi NTB, yang dipicu oleh isu bernuansa Suku Agama Ras dan Antargolongan (SARA), Selasa, (22/1)sekitar pukul 13.30 WITA.
Dalam aksi penyerangan itu, sejumlah tempat ibadah agama tertentu dirusak massa yang termakan isu. Rumah dan toko pun di beberapa lokasi menjadi sasaran amukan warga, hingga beberapa rumah yang dihuni komunitas tertentu dibakar massa. Tak hanya itu, sejumlah kendaraan juga dirusak massa yang terbakar emosi.
Pengunjuk rasa didominasi oleh sanak keluarga dari Arniati, wanita yang dinyatakan tewas pada Sabtu malam lalu (16/1), yang dilaporkan akibat kecelakaan lalu lintas. Namun sanak keluarganya meragukan penyebab kematiannya, karena ditubuh korban ditemukan tanda-tanda kekerasan. Sebelum dinyatakan tewas, Arniati bersama pacarnya yang anggota polisi Brigadir I Gede Eka Swarjana, keluar bermalam Minggu, menggunakan sepeda motor dengan cara berboncengan.
Sanak keluarga Arniati mencurigai wanita muda itu dibunuh, bukan kecelakaan lalu lintas. Dan kecurigaan itu berkembang menjadi amarah ketika semakin banyak isu yang beredar, antara lain isu yang menyebutkan hasil visum ditemukan tanda-tanda kekerasan, yang dikait-kaitkan dengan kekerasan pada alat kelamin.
Sanak keluarga korban yang mendapat simpati dari warga lainnya, semakin marah ketika mendapat laporan dari pihak kepolisian kematian Arniati murni kecelakaan lalu lintas.
Ulasan :
Menurut saya, tidak perlulah menggunakan kekerasan untuk menyelesaikan masalah. Apalagi, sampai membawa kerugian kepada orang yang tidak bersalah. Penyerangan secara spontan ini juga tidak mungkin ada kalau tidak ada yang menyulut api kemarahan.
Solusi yang tepat untuk mengatasinya adalah dengan memunculkan pihak/kubu ketiga sebagai penengah antara pihak polisi dan masyarakat.
Sumber :
http://www.beritasatu.com/nusantara/93200-marzuki-bentrok-sumbawa-momentum-rerfleksi-tokoh-agama-dan-masyarakat.html
Agama dan Masyarakat
A. Pengertian agama dan masyarakat
Kaitan agama dengan masyarakat banyak dibutikan oleh
pengetahuan agama yang meliputi penulisan sejarah dan figure nabi dalam
mengubah kehidupan sosial, argumentasi rasional tentang arti dan hakikat
kehidupan. Bukti di atas sampai apada pendapat bahwa agama merupakan tempat
mencari makna hidup yang final dan ultimate. Kemudian, pada urutannya agamayang
diyakini merupakan sumber motivasi tindakan individu dalam hubungan sosialnya
dan kembali pada konsep hubungan agama dengan masyarakat.
Membicarakan peranan agama dalam kehidupan sosial menyangkut
dua hal yang sudah tentu hubungannya erat memiliki aspek-aspek yang
terpelihara. Yaitu pengaruh dari cita-cita agama dan etika agama dalam
kehidupan individu dari kelas social dan grup social, perseorangandan
kolektivitas dan mencakup kebiasaan dan cara semua unsur asing agma
diwarnainya. Yang mempunyai seperangkat arti mencakup perilaku sebagai pegangan
individu (way of life) dengan kepercayaan dan taat kepada agamanya. Agama sebagai
suatu system mencakup individu dan masyarakat, seperti adanya emosi keagamaan,
keyakinan terhadap agamanya.
Dalam proses sosial, hubungan nilai dan tujuan masyarakat
relative harus stabil dalam setiap momen. Bila terjadi perubahan dan kultural
hancurnya bentuk social dan cultural lama. Masyarakat dipengaruhi oleh berbagai
perubahan sosial. Setiap kelompok berbeda dalam dalam kepekaan agama dan cara
merasakan titik kritisnya. Dalam kepekaan agama setiap kelompok berbeda dalam
menafsirkannya, semua sesuai dengan situasi apa yang dihadapi oleh kelompok
tersebut. Disamping menawarkan nilai-nilai dan solidaritas baru, juga tampil
pola-pola sosial untuk mencari jalan keluar dari pengalaman yang mengecewakan
anomi, menetang sumber yang nyata dan mencoba mengambil upaya pelarian yang
telah disediakan oleh situasi.
B. Fungsi agama
Agama dalam kehidupan masyarakat sangat penting, misalnya
saja dalam pembentukan individu seseorang. Fungsi agama dalam masyarakat
adalah:
fungsi agama di bidang social : dimana agama bisa membantu
para anggota-anggota masyarakat dalam kewajiban social.
Fungsi agama dalam keluarga
fungsi agama dalam sosialisasi: dapat membantu individu
untuk menjadi lebih baik diantara lingkungan masyarakat-masyarakat yang lain
supaya dapat berinteraksi dengan baik.
C. Pelembagaan agama
Pelembagaan agama adalah apa dan mengapa agama ada, unsur-unsur dan bentuknya serta fungsi struktur agama. Dimensi ini mengidentifikasikan pengaruh-pengaruh kepercayaan di dalam kehidupan sehari-hari.
Tiga tipe kaitan agama dengan masyarakat:
a. masyarakat dan nilai-nilai sacral
b. masyarakat-masyarakat praindustri yang sedang berkembang
c. masyarakat-masyarakat industri sekuler
a. masyarakat dan nilai-nilai sacral
b. masyarakat-masyarakat praindustri yang sedang berkembang
c. masyarakat-masyarakat industri sekuler
D. Agama, konflik dan masyarakat
Upacara-upacara yang bernuansa agama suku bukannya semakin berkurang tetapi
kelihatannya semakin marak di mana-mana terutama di sejumlah desa-desa.Misalnya
saja, demi pariwisata yang mendatangkan banyak uang bagi para pelaku
pariwisata, maka upacara-upacara adat yang notabene adalah upacara agama suku
mulai dihidupkan di daerah-daerah.
Upacara-upacara agama suku yang selama ini ditekan dan
dimarjinalisasikan tumbuh sangat subur. Anehnya sebab bukan hanya orang yang
masih tinggal di kampung yang menyambut angin segar itu dengan antusias tetapi
ternyata orang yang lama tinggal di kotapun menyambutnya dengan semangat
membara. Misalnya pemilihan hari-hari tertentu yang diklaim sebagai hari baik
untuk melaksanakan suatu upacara. Hal ini semakin menarik sebab mereka itu pada
umumnya merupakan pemeluk yang “ fanatik” dari salah satu agama monoteis bahkan
pejabat atau pimpinan agama. Jadi pada jaman sekarang pun masih banyak sekali
hal yang menghubungkan agama dengan kepercayaan-kepercayaan seperti itu sehingga
bisa menimbulkan konflik bagi masyarakat itu sendiri.
Sumber :
http://panjiisaputra.blogspot.com/2013/01/agama-dan-masyarakat.html
IPTEK
Ilmu Pengetahuan
Ada keseragaman pendapat di kalangan ilmuwan bahwa ilmu itu selalu tersusun dari pengetahuan secara teratur, yang diperoleh dengan pangkal tumpuan tertentu dengan sistematis, metodis, rasional/logis, empiris, umum, dan akumulatif.
Menurut Aristoteles: pengetahuan merupakan pengetahuan yang
dapat diinderai dan dapat merangsang budi. Menurut Decartes: ilmu pengetahuan
merupakan serba budi. Bacon dan David Home: ilmu pengetahuan merupakan
pengalaman indera dan batin. ImmanuelKent: Pengetahuan merupakan persatuan
antara budi dan pengalaman. Dan menurut teori Phyroo: mengatakan tidak ada
kepastian dalam pengetahuan.
Dari berbagai macam pandangan diatas diperoleh teori-teori kebenaran pengetahuan:
1. Teori yang bertitik tolah adanya hubungan dalil à teori ini menjelaskan dimana pengetahuan dianggap benar apabila dalil (proposisi) itu mempunyai hubungan dengan dalil yang terdahulu.
2. Pengetahuan benar apabila ada kesesuaian dengan kenyataan.
3. Pengetahuan benar apabila mempunyai konsekuensi praktis dalam diri yang mempunyai pengetahuan itu.
Banyaknya teori dan pendapat tentang pengetahuan dan kebenaran mengakibatkan
suatu definisi ilmu pengetahuan mengalami kesulitan, walaupun dikalangan
ilmuwan sudah ada keseragaman pendapat, namun masih terperangkap dalam
tautologis (pengulangan tanpa membuat kejelasan) dan Pleonasme/mubazir saja.
Pembentukan ilmu akan berhadapan dengan objek yang merupakan bahan dalam
penelitian, meliputi:
a. Objek Material, sebagai bahan yang menjadi tujuan penelitian bulat dan utuh.
b. Objek Formal, sudut pandangan yang mengarah kepada persoalan yang menjadi pusat perhatian.
b. Objek Formal, sudut pandangan yang mengarah kepada persoalan yang menjadi pusat perhatian.
Langkah-langkah dalam memperoleh ilmu dan objek ilmu meliputi rangkaian kegiatan dan tindakan yang dimulai dengan pengamatan, yaitu suatu kegiatan yang diarahkan kepada fakta yang mendukung apa yang dipikirkan untuk sistemasi, kemudian menggolong-golongkan dan membuktikan dengan cara berfikir analitis, sintesis, induktif, dan deduktif yang berujuk pada pengujian kesimpulan dengan menghadapkan fakta-fakta sebagai upaya mencarai berbagai hal yang merupakan pengingkaran.
Secara umum, Ilmu pengetahuan merupakan suatu pangkal tumpuan (objek) yang
sistematis, mentoris, rasional/logis, empiris, umum dan akumulatif. Jadi ilmu
pengetahuan adalah sebuah dasar atau bekal bagi seseorang yang ingin mencapai
suatu tujuan yang diharapkannya. Tanpa ilmu pengetahuan, manusia tidak bisa
mencapai apa yang diinginkannya. Ilmu pengetahuan memberikan setiap manusia
ilmu-ilmu dasar untuk melakukan sesuatu. Ilmu pengetahuan bisa dicari dimana
saja, tidak hanya dari buku pelajaran saja. Tetapi ilmu pengetahuan juga bisa
diambil dari berbagai sumber seperti koran, majalah, televisi, radio, komik
sains, ataupun pengalaman seseorang bahkan dari kitab suci. Ilmu pengetahuan
dan teknologi dari tahun ke tahun, dari jaman ke jaman, dan dari hari ke hari
semakin berkembang pesat. Tidak tidak dapat dipungkiri bahwa ilmu pengetahuan
dan teknologi sangatlah bermanfaat untuk kehidupan kita. Ilmu pengetahuan
haruslah dapat dikemukakan, harus dimegerti secara umum sehingga kita dapat
memahami ilmu pengetahuan dengan mudah.
Didalam kehidupan kita, kita tidak
pernah terlepas dengan manfaat ilmu pengetahuan. Kita manusia memiliki akal
pikiran yang merupakan dasar adanya ilmu pengetahuan. Dengan ini pula dapat
mempermudah kita untuk melalukan sesuatu atau menghasilkan sesuatu. Ilmu
pengetahuan sangatlah berguna bagi kita semua. Hal yang bersifat negatif maupun
positif tidak terlepas dari segala sesuatu, begitu pula dengan IPTEK. Teknologi
akan berguna jika dimanfaatkan dengan baik. IPTEK tentunya dapat memotivasi
masyarakat untuk lebih maju lagi. Karena IPTEK sungguh sangat menarik
perhatian. Perkembangan yang terjadi sekarang ini dapat menjadikan masyarakat
memiliki pandangan atau wawasan yang lebih luas. Iptek berkembang dengan
sendirinya tentunya dengan dikembangkan oleh orang-orang yang berpengalaman.
IPTEK sangat lah mudah untuk didapatkan, dimana pun dan kapan pun kita dapat
memperolehnya.
Teknologi
Teknologi
Dalam konsep pragmatis dengan kemungkinan berlaku secara akademis dapatlah dikatakan bahwa ilmu pengetahuan (body of knowledge) dan teknologi sebagai suatu seni (state of art) yang mengandung pengertian berhubungan dengan proses produksi; menyangkut cara bagaimana berbagai sumber, tanah, modal, tenaga kerja dan ketrampilan dikombinasikan untuk merealisasi tujuan produksi. “secara konvensional mencakup penguasaan dunia fisik dan biologis, tetapi secara luas juga meliputi teknologi sosial, terutama teknologi sosial pembangunan (the social technology of development) sehingga teknologi itu adalah metodi sistematis untuk mencapai setiap tujuan insani.” (Eugene Staley, 1970).
Teknologi memperlihatkan fenomenanya dalam masyarakat sebagai hal impersonal
dan memiliki otonomi mengubah setiap bidang kehidupan manusia menjadi lingkup
teknis. Jacques Ellul dalam tulisannya berjudu “The Technological Society”
(1964) tidak mengatakan teknologi tetapi teknik. Meskipun untuk mesin,
teknologi atau prosedur untuk memperoleh hasilnya, melainkan totalitas metode
yang dicapai secara rasional dan mempunyai efisiensi (untuk memberikan tingkat
perkembangan) dalam setiap bidang aktivitas manusia. Batasan ini bukan bentuk
teoritis, melainkan perolehan dari aktivitas masing2 dan observasi fakta dari
apa yang disebut manusia modern dengan perlengkapan tekniknya. Jadi teknik
menurut Ellul adalah berbagai usaha, metode dan cara untuk memperoleh hasil
yang sudah distandarisasi dan diperhitungkan sebelumnya.
Fenomena teknik pada masyarakat kini, menurut Sastrapratedja (1980) memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:
1. Rasionalitas, artinya tindakan spontak oleh teknik diubah menjadi tindakan yang direncanakan dengan perhitungan rasional.
2. Artifisialitas, artinya selalu membuat sesuatu yang buatan tidak alamiah.
3. Otomatisme, artinya dalam hal metode, organisasi dan rumusan dilaksanakan serba otomatis. Demikian pula dengan teknik mampu mengelimkinasikan kegiatan non-teknis menjadi kegiatan teknis.
4. Teknis berkembang pada suatu kebudayaan.
5. Monisme, artinya semua teknik bersatu, saling berinteraksi dan saling bergantung.
6. Universalisme, artinya teknik melampaui batas-batas kebudayaan dan ediologi, bahkan dapat menguasai kebuadayaan.
7. Otonomi, artinya teknik berkembang menurut prinsip sendiri.
1. Rasionalitas, artinya tindakan spontak oleh teknik diubah menjadi tindakan yang direncanakan dengan perhitungan rasional.
2. Artifisialitas, artinya selalu membuat sesuatu yang buatan tidak alamiah.
3. Otomatisme, artinya dalam hal metode, organisasi dan rumusan dilaksanakan serba otomatis. Demikian pula dengan teknik mampu mengelimkinasikan kegiatan non-teknis menjadi kegiatan teknis.
4. Teknis berkembang pada suatu kebudayaan.
5. Monisme, artinya semua teknik bersatu, saling berinteraksi dan saling bergantung.
6. Universalisme, artinya teknik melampaui batas-batas kebudayaan dan ediologi, bahkan dapat menguasai kebuadayaan.
7. Otonomi, artinya teknik berkembang menurut prinsip sendiri.
Teknologi tepat guna sering tidak berdaya menghadapi teknologi Barat, yang
sering masuk dengan ditunggangi oleh segelintir orang atau kelompok yang
bermodal besar. Ciri-ciri teknologi Barat tersebut adalah:
1. Serba intensif dalam segala hal, seperti modal, organisasi, tenaga kerja dll. Sehingga lebih akrab dengan kaum elit daripada dengan buruh itu sendiri.
2. Dalam struktur sosial, teknologi barat bersifat melestarikan sifat kebergantungan.
3. Kosmologi atau pandangan teknologi Barat adlaah menganggap dirinya sebagai pusat yang lain feriferi, waktu berkaitan dengan kemanjuan secara linier, memahami realitas secara terpisah dan berpandangan manusia sebagai tuan atau mengambil jarak dengan alam.
1. Serba intensif dalam segala hal, seperti modal, organisasi, tenaga kerja dll. Sehingga lebih akrab dengan kaum elit daripada dengan buruh itu sendiri.
2. Dalam struktur sosial, teknologi barat bersifat melestarikan sifat kebergantungan.
3. Kosmologi atau pandangan teknologi Barat adlaah menganggap dirinya sebagai pusat yang lain feriferi, waktu berkaitan dengan kemanjuan secara linier, memahami realitas secara terpisah dan berpandangan manusia sebagai tuan atau mengambil jarak dengan alam.
Kemiskinan
Kemiskinan pada dasarnya merupakan salah satu bentuk problema yang muncul dalam kehidupan masyarakat, khususnya pada negara-negara yang sedang berkembang. Kemiskinan yang dimaksud adalah kemiskinan dalam bidang ekonomi. Dikatakan berada di bawah garis kemiskinan apabila pendapatan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang paling pokok seperti pangan, pakaian dan tempat berteduh. Atau dengan pendapat lain, yaitu adanya suatu tingkat kekurangan materi pada sejumlah atau segolongan orang dibandingkan dengan standar kehidupan yang umum berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan. Kemiskinan juga dapat terjadi karena tidak memiliki pekerjaan, biasanya orang yang tidak memiliki pekerjaan tidak mendapatkan kerja karena kurangnya skill ataupun pendidikan yang dimiliki.
Kemiskinan pada dasarnya merupakan salah satu bentuk problema yang muncul dalam kehidupan masyarakat, khususnya pada negara-negara yang sedang berkembang. Kemiskinan yang dimaksud adalah kemiskinan dalam bidang ekonomi. Dikatakan berada di bawah garis kemiskinan apabila pendapatan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang paling pokok seperti pangan, pakaian dan tempat berteduh. Atau dengan pendapat lain, yaitu adanya suatu tingkat kekurangan materi pada sejumlah atau segolongan orang dibandingkan dengan standar kehidupan yang umum berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan. Kemiskinan juga dapat terjadi karena tidak memiliki pekerjaan, biasanya orang yang tidak memiliki pekerjaan tidak mendapatkan kerja karena kurangnya skill ataupun pendidikan yang dimiliki.
Kemiskinan menurut pendapat umum dapat dikategorikan ke dalam 3 kelompok, yaitu
:
1. Kemiskinan yang disebabkan aspek badaniah atau mental seseorang. Pada aspek badaniah, biasanya orang tersebut tidak bisa berbuat maksimal sebagaimana manusia lainnya yang sehat jasmani. Sedangkan aspek mental, biasanya mereka disifati oleh sifat malas bekerja dan berusaha secara wajar, sebagaimana manusia lainnya.
2. Kemiskinan yang disebabkan oleh bencana alam. Biasanya pihak pemerintah menempuh dua cara, yaitu memberi pertolongan sementara dengan bantuan secukupnya dan mentransmigrasikan ke tempat hidup yang lebih layak.
3. Kemiskinan buatan atau kemiskinan struktural. Selain disebabkan oleh keadaan pasrah pada kemiskinan dan memandangnya sebagai nasib dan takdir Tuhan, juga karena struktur ekonomi, sosial dan politik.
1. Kemiskinan yang disebabkan aspek badaniah atau mental seseorang. Pada aspek badaniah, biasanya orang tersebut tidak bisa berbuat maksimal sebagaimana manusia lainnya yang sehat jasmani. Sedangkan aspek mental, biasanya mereka disifati oleh sifat malas bekerja dan berusaha secara wajar, sebagaimana manusia lainnya.
2. Kemiskinan yang disebabkan oleh bencana alam. Biasanya pihak pemerintah menempuh dua cara, yaitu memberi pertolongan sementara dengan bantuan secukupnya dan mentransmigrasikan ke tempat hidup yang lebih layak.
3. Kemiskinan buatan atau kemiskinan struktural. Selain disebabkan oleh keadaan pasrah pada kemiskinan dan memandangnya sebagai nasib dan takdir Tuhan, juga karena struktur ekonomi, sosial dan politik.
Usaha memerangi kemiskinan dapat dilakukan dengan cara memberikan pekerjaan
yang memberikan pendapatan yang layak kepada orang-orang miskin. Karena dengan
cara ini bukan hanya tingkat pendapatan yang dinaikkan, tetapi harga diri
sebagai manusia dan sebagai warga masyarakat dapat dinaikkan seperti warga
lainnya. Dengan lapangan kerja dapat memberikan kesempatan kepada mereka untuk
bekerja dan merangsang berbagai kegiatan-kegiatan di sektor ekonomi lainnya.
Sumber :
http://rahmatardiprastyo.blogspot.com/2012/01/ilmu-pengetahuan-teknologi-dan.html
Pertentangan dan Integrasi
A. Perbedaan Kepentingan
Kepentingan merupakan dasar timbulnya tingkah laku individu.
Tingkah laku individu merupakan cara atau alat dalam memenuhi
kepentingannya. Ada 2 jenis kepentingan dalam diri individu yaitu
kepentingan untuk memenuhi kebutuhan biologis dan sosial/psikologis. Perbedaan
kepentingan itu antara lain:
1. Kepentingan individu
untuk memperoleh kasih sayang.
2. Kepentingan individu
untuk memperoleh harga diri.
3. Kepentingan individu
untuk memperoleh penghargaan yang sama.
4. Kepentingan individu
untuk memperoleh potensi dan posisi.
5. Kepentingan individu
untuk membutuhkan orang lain.
6. Kepentingan individu
untuk memperoleh kedudukan di dalam kelompoknya.
7. Kepentingan individu
untuk memperoleh rasa aman dan perlindungan diri.
8. Kepentingan individu
untuk memperoleh kemerdekaan diri
B. Prasangka dan Diskriminasi
Prasangka dan diskriminasi dua hal yang ada relevansinya.
Kedua tindakan tersebut dapat merugikan pertumbuhan, perkembangan, dan bahkan
integrasi masyarakat. Kerugian prasangka melalui hubungan pribadi dan akan
menjalar bahkan melembaga (turun-temurun). Jadi prasangka dasarnya pribadi dan
dimiliki bersama. Perbedaan terpokok antara prasangka dan diskriminatif
adalah prasangka menunjukkan pada aspek sikap, sedangkan diskriminatif pada
tindakan. Sikap adalah kecenderungan untuk berespons baik secara positif atau
negatif terhadap orang, obyek atau situasi.
Dalam konteks realitas, prasangka diartikan: “Suatu sikap
terhadap anggota kelompok etnis atau ras tertentu, yang terbentuk terlalu cepat
tanpa suatu induksi. Diskriminatif merupakan tindakan yang realistis”.
Dapat
disimpulkan bahwa prasangka itu muncul sebagai akibat kurangnya pengetahuan,
pengertian dan fakta kehidupan, adanya dominasi kepentingan golongan atau pribadi,
dan tidak menyadari atau insyaf akan kerugian yang bakal terjadi. Tingkat
prasangka itu menumbuhkan jarak sosial tertentu di antara anggota sendiri
dengan anggota kelompok luar.
Sebab-sebab terjadinya prasangka:
1. Pendekatan Historis
Pendekatan ini berdasarkan teori pertentangan kelas,
menyalahkan kelas rendah di mana mereka yang tergolong kelas atas mempunyai
alasan untuk berprasangka terhadap kelas rendah
2. Pendekatan
Sosiokultural dan Situasional
a. Mobilitas
sosial: gerak perpindahan dari strata satu ke strata sosial lainnya. Artinya
kelompok orang yang mengalami penurunan status akan terus mencari alasan
mengenai nasib buruknya.
b. Konflik antara
kelompok: prasangka sebagai realitas dari dua kelompok yang bersaing.
c. Stagma
perkantoran: ketidakamanan atau ketidakpastian di kota disebabkan oleh “noda”
yang dilakukan oleh kelompok tertentu.
d. Sosialisasi: prasangka
muncul sebagai hasil dari proses pendidikan, melalui proses sosialisasi mulai
kecil hingga dewasa.
3. Pendekatan Kepribadian
Teori ini menekankan pada faktor kepribadian sebagai
penyebab prasangka, disebut dengan frustasi agresi. Menurut teori ini keadaan
frustasi merupakan kondisi yang cukup untuk timbulnya tingkah laku agresif.
4. Pendekatan Fenomenologis
Pendekatan ini ditekankan pada bagian individu memandang
atau mempersepsikan lingkungannya, sehingga persepsilah yang menyebabkan
prasangka.
5. Pendekatan Naïve
Bahwa prasangka lebih menyoroti obyek prasangka tidak
menyoroti individu yang berprasangka.
Prasangka bisa diartikan sebagai suatu sikap yang terlampau
tergesa-gesa berdasarkan generalisasi yang terlampau cepat, sifat berat sebelah
dan dibarengi proses simplifikasi (terlalu menyederhanakan terhadap suatu
realita). Sikap berprasangka jelas tidak adil, sebab sikap yang diambil hanya
berdasarkan pada pengalaman atau apa yang di dengar.
C. Etnhosentrisme Stereotype
Ethnosentrisme yaitu sikap untuk menilai unsur-unsur
kebudayaan orang lain dengan mempergunakan ukuran-ukuran kebudayaan sendiri.
Sikap ini dianggap bahwa kebudayaan dirinya lebih unggul dari kebudayaan
lainnya.
Stereotype yaitu gambaran dan ajakan ejek. Stereotype
diartikan sebagai tanggapan mengenai sifat-sifat dan waktu pribadi orang atau
golongan lain yang bercorak negatif sebagai akibat tidak lengkapnya informasi
dan sifatnya yang subyektif
D. Konflik dalam Masyarakat
Konflik merupakan suatu tingkah laku yang dibedakan dengan
emosi-emosi tertentu yang sering dihubungkan dengannya, misal kebencian atau
permusuhan. Konflik dapat terjadi pada lingkungan yang paling kecil yaitu
individu sampai kepada lingkup yang luas, yakni masyarakat:
1. Pada taraf di dalam
diri seseorang, konflik menunjuk pada adanya pertentangan atau emosi-emosi dan
dorongan-dorongan antagonistic di dalam diri seseorang.
2. Pada taraf kelompok,
konflik-konflik ditimbulkan dari konflik-konflik yang terjadi dalam diri
individu dari perbedaan-perbedaan anggota kelompok dalam tujuan, nilai, norma
serta minat untuk menjadi anggota kelompok.
3. Pada taraf masyarakat,
konflik bersumber pada perbedaan nilai dan norma kelompok dengan nilai dan
norma kelompok lain.
Tipe konflik ini timbul dari proses-proses yang tidak rasional
dan emosional dari pihak-pihak yang terlibat di dalamnya. Upaya untuk
memecahkan konflik selalu timbul selama berlangsungnya kehidupan suatu
kelompok, namun terdapat perbedaan-perbedaan di dalam sifat dan intensitas
konflik pada berbagai tahap perkembangan kelompok. Adapun cara-cara pemecahan
konflik sebagai berikut:
1. Elimination:
Pengunduran diri salah satu pihak yang terlibat di dalam konflik.
2. Subjugation atau
Domination: Orang atau pihak yang mempunyai kekuatan terbesar dapat memaksa orang
atau pihak lain untuk mentaatinya.
3. Majority Rule: Suara
terbanyak yang ditentukan dengan voting, akan menentukan keputusan, tanpa
mempertimbangkan argumentasi.
4. Minority Consent:
Kelompok mayoritas yang menang, namun kelompok minoritas tidak merasa
dikalahkan, dan menerima keputusan serta sepakat untuk melakukan kegiatan
bersama.
5. Compromise (Kompromi):
Kedua atau semua sub kelompok yang terlibat di dalam konflik, berusaha mencari
dan mendapatkan jalan tengah.
6. Integration:
Pendapat-pendapat yang bertentangan didiskusikan, dipertimbangkan, dan ditelaah
kembali sampai kelompok mencapai suatu keputusan yang memuaskan bagi semua
pihak.
Usaha-usaha untuk menghindari perbedaan-perbedaan dan untuk
memendam konflik-konflik, tidak pernah berhasil dalam waktu yang lama.
Kesatupaduan di dalam perbedaan-perbedaan merupakan suatu nilai yang menghargai
perbedaan, yang menggunakan perbedaan-perbedaan tersebut untuk memperkuat
kelompok.
E. Integrasi Masyarakat dan
Nasional
Integrasi masyarakat dapat diartikan adanya kerjasama dari
seluruh anggota masyarakat, mulai dari individu, keluarga, lembaga-lembaga, dan
masyarakat secara keseluruhan Integrasi masyarakat akan terwujud apabila
mampu mengendalikan prasangka yang ada di dalam masyarakat, sehingga tidak
terjadi konflik.
Dalam memahami integrasi masyarakat, kita juga mengenal
integrasi nasional, yaitu organisasi-organisasi formal yang melalui mana
masyarakat menjalankan keputusan-keputusan yang berwenang. Untuk terciptanya
integrasi nasional, perlu adanya suatu jiwa, asas spiritual, solidaritas yang
besar. Perlu dicari bentuk-bentuk akomodatif yang dapat mengurangi konflik
sebagai akibat dari prasangka, yaitu melalui 4 sistem:
Sistem budaya seperti nilai-nilai Pancasila dan UUD 45.
Sistem sosial seperti kolektiva-kolektiva sosial dalam
segala bidang.
Sistem kepribadian yang terwujud sebagai pola-pola
penglihatan, perasaan, pola-pola penilaian yang dianggap pola keindonesiaan.
Sistem organik jasmaniah, di mana nasion tidak didasarkan
atas persamaan ras.
Untuk mengurangi prasangka ke-4 sistem itu harus dibina,
dikembangkan dan memperkuatnya sehingga perwujudan nasion Indonesia tercapai
Sumber :
http://mustainronggolawe.wordpress.com/2012/01/07/pertentangan-sosial-dan-integrasi-masyarakat/
Rabu, 23 Januari 2013
Infrastruktur Tempat Tak Terjamah
AMBON, KOMPAS.com - Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudoyono akan meresmikan sejumlah infrastruktur transportasi yang ada di kawasan Indonesia timur, khususnya di Maluku di tahun 2013 ini.
Sejumlah infrastruktur transportasi yang akan diresmikan Presiden di Maluku adalah, sejumlah pelabuhan penyeberangan, Bandara Namniwel di Pulau Buru, Terminal Transit Passo dan sejumlah infrastruktur transportasi lainnya.
Informasi ini disampaikan Gubernur Maluku, Karel Albert Ralahalu di Kantor Gubernur Maluku, Rabu (23/1/2013). "Saya minta sejumlah proyek infrastruktur yang belum dirampungkan agar segera diselesaikan dalam waktu dekat," kata Karel.
Gubernur mengatakan, dengan diselesaikannya sejumlah proyek infrastruktur transportasi di Maluku, maka persoalan transportasi yang selama ini menjadi kendala dapat diminimalisasi.
Sejumlah infrastruktur transportasi yang akan diresmikan Presiden di Maluku adalah, sejumlah pelabuhan penyeberangan, Bandara Namniwel di Pulau Buru, Terminal Transit Passo dan sejumlah infrastruktur transportasi lainnya.
Informasi ini disampaikan Gubernur Maluku, Karel Albert Ralahalu di Kantor Gubernur Maluku, Rabu (23/1/2013). "Saya minta sejumlah proyek infrastruktur yang belum dirampungkan agar segera diselesaikan dalam waktu dekat," kata Karel.
Gubernur mengatakan, dengan diselesaikannya sejumlah proyek infrastruktur transportasi di Maluku, maka persoalan transportasi yang selama ini menjadi kendala dapat diminimalisasi.
Ulasan :
Dengan penambahan infrastruktur, diharapkan dapat menjadi pemasukan Indonesia. Apalagi, dibangunnya bandara Namniwei bisa membuat Maluku menjadi daya tarik wisata di mata dunia. Keindahannya pun akan menggantikan Kuta Bali yang dulu menjadi tujuan wisatawan. Selain di bidang pariwisata, infrastruktur transportasi ini dapat membangun daerah ini menjadi semakin maju.
Sumber:
http://regional.kompas.com/read/2013/01/23/14490951/Presiden.Akan.Resmikan.Sejumlah.Infrastruktur.Transportasi.di.Maluku
Jakarta Banjir
JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menilai, tak mudah mengajak warga untuk mengantisipasi bencana. Salah satunya, mengajak warga yang bermukim di kawasan sekitar Waduk Pluit untuk pindah. Dengan bercanda, ia melontarkan kemungkinan melibatkan TNI untuk mensterilkan Waduk Pluit sehingga tak ada lagi warga yang bermukim di sekitar waduk tersebut.
Lokasi di sekitar Waduk Pluit saat ini dihuni oleh sekitar 17.000 kepala keluarga. Menurut Basuki, sekitar 20 hektar area waduk tersebut "dijarah" oleh warga. Lahan yang seharusnya bisa dimanfaatkan sebagai area resapan kini beralih fungsi menjadi permukiman warga. Untuk itu, Pemerintah Provinsi DKI memiliki rencana untuk merelokasi warga sekitar ke rumah susun (rusun) Waduk Pluit. Sesuai konsep yang diusung Gubernur DKI Joko Widodo, rusun tersebut nantinya dapat digunakan oleh warga dengan sistem sewa.
"Enggak mungkin nyingkirin warga, maka kami sediakan rumah susun," kata Basuki, di Balaikota Jakarta, Rabu (23/1/2013).
Basuki mengungkapkan, pihaknya telah melakukan penawaran kepada warga setempat untuk pindah ke rusun. Tujuannya, agar warga memiliki tempat tinggal yang lebih layak dan meminimalisir risiko menjadi korban banjir. Namun begitu, semuanya menjadi tidak mudah. Meski sudah diperingatkan ada potensi cuaca buruk di akhir Januari 2013, warga tetap kembali ke tempat tinggalnya di sekitar Waduk Pluit saat banjir sudah surut.
"Kalau mereka menolak saya tidak tahu juga. Kita bicara sama mereka ribut, ini kaya anak kecil kan. Nah, kalau mereka masih ngotot juga kami mau bagaimana? Suruh tentara jaga aja kalau bandel begitu," ujar Basuki dengan nada bercanda.
Ulasan :
Menurut saya, keadaan ini cukup memprihatinkan sekali. Warga di sekitar Pluit masih merana akibat banjir yang tidak kunjung surut. Oleh karena itulah Wagub DKI Jakarta menyarankan bahkan menyuruh untuk pindah ke daerah Marunda. Tetapi sayangnya banyak warga yang tidak mau pindah karena berbagai hal. Alasan yang mendominan dikarenakan mereka sudah tinggal sejak lahir dan besar di situ.
Pemikiran ini sangatlah primitif. Kenapa? Kenapa masih memikirkan ego diri sendiri? Tidakkah mereka kasihan dengan diri sendiri dan keluarganya? Bisa sajakan suatu saat keadaan di Pluit semakin parah? Mereka tinggal di perkotaan namun masih memiliki pemikiran orang dusun.
Sumber:
http://megapolitan.kompas.com/read/2013/01/23/19090033/Kalau.Warga.Sekitar.Waduk.Pluit.Tak.Mau.Pindah.Bagaimana
Lokasi di sekitar Waduk Pluit saat ini dihuni oleh sekitar 17.000 kepala keluarga. Menurut Basuki, sekitar 20 hektar area waduk tersebut "dijarah" oleh warga. Lahan yang seharusnya bisa dimanfaatkan sebagai area resapan kini beralih fungsi menjadi permukiman warga. Untuk itu, Pemerintah Provinsi DKI memiliki rencana untuk merelokasi warga sekitar ke rumah susun (rusun) Waduk Pluit. Sesuai konsep yang diusung Gubernur DKI Joko Widodo, rusun tersebut nantinya dapat digunakan oleh warga dengan sistem sewa.
"Enggak mungkin nyingkirin warga, maka kami sediakan rumah susun," kata Basuki, di Balaikota Jakarta, Rabu (23/1/2013).
Basuki mengungkapkan, pihaknya telah melakukan penawaran kepada warga setempat untuk pindah ke rusun. Tujuannya, agar warga memiliki tempat tinggal yang lebih layak dan meminimalisir risiko menjadi korban banjir. Namun begitu, semuanya menjadi tidak mudah. Meski sudah diperingatkan ada potensi cuaca buruk di akhir Januari 2013, warga tetap kembali ke tempat tinggalnya di sekitar Waduk Pluit saat banjir sudah surut.
"Kalau mereka menolak saya tidak tahu juga. Kita bicara sama mereka ribut, ini kaya anak kecil kan. Nah, kalau mereka masih ngotot juga kami mau bagaimana? Suruh tentara jaga aja kalau bandel begitu," ujar Basuki dengan nada bercanda.
Ulasan :
Menurut saya, keadaan ini cukup memprihatinkan sekali. Warga di sekitar Pluit masih merana akibat banjir yang tidak kunjung surut. Oleh karena itulah Wagub DKI Jakarta menyarankan bahkan menyuruh untuk pindah ke daerah Marunda. Tetapi sayangnya banyak warga yang tidak mau pindah karena berbagai hal. Alasan yang mendominan dikarenakan mereka sudah tinggal sejak lahir dan besar di situ.
Pemikiran ini sangatlah primitif. Kenapa? Kenapa masih memikirkan ego diri sendiri? Tidakkah mereka kasihan dengan diri sendiri dan keluarganya? Bisa sajakan suatu saat keadaan di Pluit semakin parah? Mereka tinggal di perkotaan namun masih memiliki pemikiran orang dusun.
Sumber:
http://megapolitan.kompas.com/read/2013/01/23/19090033/Kalau.Warga.Sekitar.Waduk.Pluit.Tak.Mau.Pindah.Bagaimana
Kamis, 10 Januari 2013
Taheee
Nih yah gw tanya ama lo semua. Kalo lo kuliah terus dikasih pilihan, a.) ga ikut kuis dikelas yg cuma sekali dlm semseter dan dpt nilai semseter dibawah rata2 [tp gak ngulang], atau b.) ikut kuis matkul tsb tapi lo ada praktek lain, yang kalo lo ga ikutin lo HARUS ngulang taun dpn. Lo pilih mana?
Heran gw ama itu dosen, tugas gw ngerjain dan itu pun baru sekali dlm 1 smstr ini. Kuis pun begitu, cuma dikasih hari terakhir perkuliahan. Kehadiran gw masuk terus kecuali hari terakhir. Hal itu karena fisika tolo* yg harus gw ikutin ulg karena laporan bodoh. Si dosen (bukan fisika) pun gamau tau gw ikut kuis apa ga. Paling ga mahasiswa2 yg ngulang fisika ini berusaha buat minta kuis ulang. Pffftt inilah perkuliahan. Gw udah pesimis dapet DNS yg gada nilai C-nya.
One word for you sir : FUCK!
Heran gw ama itu dosen, tugas gw ngerjain dan itu pun baru sekali dlm 1 smstr ini. Kuis pun begitu, cuma dikasih hari terakhir perkuliahan. Kehadiran gw masuk terus kecuali hari terakhir. Hal itu karena fisika tolo* yg harus gw ikutin ulg karena laporan bodoh. Si dosen (bukan fisika) pun gamau tau gw ikut kuis apa ga. Paling ga mahasiswa2 yg ngulang fisika ini berusaha buat minta kuis ulang. Pffftt inilah perkuliahan. Gw udah pesimis dapet DNS yg gada nilai C-nya.
One word for you sir : FUCK!
Langganan:
Postingan (Atom)