Konvensi adalah
suatu (tingkah laku/ciri-ciri) yang sudah disepakati dengan meluasnya dan
dipatuhi . Naskah adalah suatu teks yang berisi aturan ,alur cerita di dalam
suatu dialog. Maka yang dimaksud dengan konvensi naskah adalah penulisan naskah
karangan ilmiah yang berdasarkan kebiasaan, aturan yang sudah lazim dan sudah
disepakati. Konvensi penulisan naskah yang sudah lazim mencangkup aturan
pengetikan, pengorganisasian materi utama , pengorganisasian materi pelengkap,
bahasa, dan kelengkapan penulisan lainnya.
Dari segi persyaratan formal ini, naskah dapat dibedakan menjadi 3 macam
yaitu :
·
Formal : suatu karya memenuhi semua persyaratan lahiriah yang
dituntut oleh konvensi
·
Semi-formal: sebuah karangan tidak memenuhi semua persyaratan
lahiriah yang dituntut konvensi
·
Non-formal : sebuah karangan tidak memenuhi syarat-syarat
formalnya
SYARAT FORMAL PENULISAN SEBUAH NASKAH
Dalam menyusun sebuah karangan perlu adanya pengorganisasian
karangan. Pengorganisasian karangan adalah penyusunan seluruh unsur karangan
menjadi satu kesatuan karangan dengan berdasarkan persyaratan formal kebahasaan
yang baik, benar, cermat, logis: penguasaan, wawasan keilmuan bidang kajian
yang ditulis secara memadai; dan format pengetikan yang sistematis.
Persyaratan formal (bentuk lahiriah) yang harus dipenuhi sebuah karya
menyangkut tiga bagian utama, yaitu:Bagian pelengkap pendahuluan,
isi karangan, dan bagian pelengkap penutup.
Unsur-unsur dalam Penulisan Sebuah Karangan:
Bagian Pelengkap Pendahuluan
Bagian pelengkap pendahuluan atau disebut juga halaman-halaman
pendahuluan sama sekali tidak menyangkut isi karangan. Tetapi
bagian ini harus disiapkan sebagai bahan informasi bagi para pembaca dan
sekaligus berfungsi menampilkan karangan itu dalam bentuk yang kelihatan lebih
menarik.
Judul Pendahuluan (Judul Sampul) dan Halaman Judul
Judul pendahuluan adalah nama karangan. Halaman judul pendahuluan tidak
mengandung apa-apa kecuali mencantumkan judul karangan atau judul buku. Dalam
pembuatan sebuah makalah atau skripsi, halaman judul mencantumkan nama
karangan, penjelasan adanya tugas, nama pengarang (penyusun), kelengkapan
identitas pengarang (nomor induk/registrasi, kelas, nomor absen), nama unit
studi (unit kerja), nama lembaga (jurusan, fakultas, unversitas), nama kota,
dan tahun penulisan.
Untuk memberikan daya tarik pembaca, penyusunan judul perlu memperhatikan
unsur-unsur sebagai berikut:
>
Judul menggambarkan keseluruhan isi karangan.
>
Judul harus menarik pembaca baik makna maupun penulisannya.
>
Sampul: nama karangan, penulis, dan penerbit.
>
Halaman judul: nama karangan, penjelasan adanya tugas, penulis, kelengkapan
identitas pengarang, nama unit studi, nama lembaga, nama kota, dan tahun penulisan
(dalam pembuatan makalah atau skripsi).
>
Seluruh frasa ditulis pada posisi tengah secara simetri (untuk karangan
formal), atau model lurus pada margin kiri (untuk karangan yang tidak terlalu
formal).
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan makalah atau skripsi pada
halaman judul:
·
Judul diketik dengan huruf kapital, misalnya:
UPAYA MENGATASI KEMISKINAN
·
Penjelasan tentang tugas disusun dalam bentuk kalimat, misalnya:
Makalah ini Disusun
untuk Melengkapi Ujian Akhir
·
Nama penulis ditulis dengan huruf kapital, di bawah nama
dituliskan Nomor Induk Mahasiswa (NIM), misalnya:
ANASTASIA INDRIANI
10709234
รพ Logo universitas untuk makalah,
skripsi, tesis, dan disertasi; makalah ilmiah tidak diharuskan menggunakan
logo.
·
Data institusi mahasiswa mencantumkan program studi, jurusan,
fakultas, dan unversitas, ditulis dengan huruf kapital, misalnya:
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
Hal-hal yang harus
dihindarkan dalam halaman judul karangan formal:
·
Komposisi tidak menarik. – Tidak
estetik.
·
Hiasan gambar tidak relevan. – Variasi huruf jenis
huruf.
·
Kata “ditulis (disusun) oleh.” – Kata “NIM/NRP.”
·
Hiasan, tanda / garis yang tidak berfungsi. – Kata-kata yang
berisi slogan.
·
Ungkapan emosional.
·
Menuliskan kata-kata atau kalimat yang tidak berfungsi.
Halaman Persembahan
Bagian ini tidak
terlalu penting. Bila penulis ingin memasukan bagian ini, maka hal itu
semata-mata dibuat atas pertimbangan penulis. Persembahan ini jarang melebihi
satu halaman, dan biasanya terdiri dari beberapa kata saja. Bila penulis
menganggap perlu memasukkan persembahan ini, maka persembahan ini ditempatkan
berhadapan dengan halaman belakang judul buku, atau berhadapan dengan halaman
belakang cover buku, atau juga menyatu dengan halaman judul buku.
Halaman Pengesahan
Halaman pengesahan
digunakan sebagai pembuktian bahwa karya ilmiah yang telah ditanda-tangani oleh
pembimbing, pembaca/penguji, dan ketua jurusan telah memenuhi persyaratan
administratif sebagai karya ilmiah. Halaman pengesahan biasanya digunakan untuk
penulisan skripsi, tesis, dan disertasi, sedangkan makalah ilmiah, dan karangan
lainnya (baik non-fiksi maupun fiksi) tidak mengharuskan adanya halaman
pengesahan. Penyusunan pengesahan ditulis dengan memperhatikan persyaratan
formal urutan dan tata letak unsur-unsur yang harus tertulis di dalamnya.
Hal-hal yang harus dihindarkan:
·
Menggaris-bawahi nama dan kata-kata lainnya.
·
Menggunakan titik atau koma pada akhir nama.
·
Tulisan melampaui garis tepi.
·
Menulis nama tidak lengkap.
·
Menggunakan huruf yang tidak standar.
·
Tidak mencantumkan gelar akademis.
Kata Pengantar
Kata pengantar
fungsinya sama dengan sebuah surat pengantar. Kata pengantar adalah bagian
karangan yang berisi penjelasan mengapa menulis sebuah karangan. Setiap
karangan ilmiah, seperti: buku, skripsi, tesis, disertasi, makalah, atau
laporan formal ilmiah harus menggunakan kata pengantar. Di dalamnya disajikan
informasi sebagai berikut:
> Ucapan syukur
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
> Penjelasan adanya
tugas penulisan karya ilmiah (untuk skripsi, tesis, disertasi, atau laporan
formal ilmiah).
> Penjelasan
pelaksanaan penulisan karya ilmiah (untuk skripsi, tesis, disertasi, atau
laporan formal ilmiah).
> Penjelasan
adanya bantuan, bimbingan, dan arahan dari seseorang, sekolompok orang, atau
organisasi/lembaga.
> Ucapan
terima kasih kepada seseorang, sekolompok orang, atau organisasi/lembaga yang
membantu.
> Penyebutan
nama kota, tanggal, bulan, tahun, dan nama lengkap penulis, tanpa dibubuhi
tanda-tangan.
> Harapan
penulis atas karangan tersebut.
·
Manfaat bagi pembaca serta kesediaan menerima kritik dan saran.
Hal-hal yang harus dihindarkan:
·
Menguraikan isi karangan.
·
Mengungkapkan perasaan berlebihan.
·
Menyalahi kaidah bahasa.
·
Menunjukkan sikap kurang percaya diri.
·
Kurang meyakinkan.
·
Kata pengantar terlalu panjang.
·
Menulis kata pengantar semacam sambutan.
·
Kesalahan bahasa: ejaan, kalimat, paragraf, diksi, dan tanda
baca tidak efektif.
Daftar Isi
Daftar isi adalah
bagian pelengkap pendahuluan yang memuat garis besar isi karangan ilmiah secara
lengkap dan menyeluruh, dari judul sampai dengan riwayat hidup penulis
sebagaimana lazimnya sebuah konvensi naskah karangan. Daftar isi berfungsi
untuk merujuk nomor halaman judul bab, sub-bab, dan unsur- unsur pelengkap dari
sebuah buku yang bersangkutan. Daftar isi disusun secara konsisten baik
penomoran, penulisan, maupun tata letak judul bab dan judul sub-sub bab.
Konsistensi ini dipengaruhi oleh bentuk yang digunakan.
Daftar Gambar
Bila dalam buku itu
terdapat gambar-gambar, maka setiap gambar yang tercantum dalam karangan harus
tertulis didalam daftar gambar. Daftar gambar menginformasikan: judul gambar,
dan nomor halaman.
Daftar Tabel
Bila dalam buku itu
terdapat tabel-tabel, maka setiap tabel yang tertulis dalam karangan harus
tercantum dalam daftar tabel. Daftar tabel ini menginformasikan: nama tabel dan
nomor halaman.
Bagian Isi Karangan
Bagian isi karangan
sebenarnya merupakan inti dari karangan atau buku; atau secara singkat dapat
dikatakan karangan atau buku itu sendiri.
Pendahuluan
Pendahuluan adalah bab
I karangan. Tujuan utama pendahuluan adalah menarik perhatian pembaca,
memusatkan perhatian pembaca terhadap masalah yang dibicarakan, dan menunjukkan
dasar yang sebenarnya dari uraian itu. Pendahuluan terdiri dari latar belakang,
masalah, tujuan pembahasan, pembatasan masalah, landasan teori, dan metode
pembahasan. Kesuluruhan isi pendahuluan mengantarkan pembaca kepada materi yang
akan dibahas, dianalisis-sintesis, dideskripsi, atau diuraikan dalam bab kedua
sampai bab terakhir.
Untuk menulis
pendahuluan yang baik, penulis perlu memperhatikan pokok-pokok yang harus
tertuang dalam masing-masing unsur pendahuluan sebagai berikut:
1)
Latar belakang masalah, menyajikan:
– Penalaran (alasan)
yang menimbulkan masalah atau pertanyaan yang akan diuraikan jawabannya dalam
bab pertengahan antara pendahuluan dan kesimpulan dan dijawab atau ditegaskan
dalam kesimpulan. Untuk itu, arah penalaran harus jelas, misalnya deduktif,
sebab-akibat, atau induktif.
– Kegunaan praktis
hasil analisis, misalnya: memberikan masukan bagi kebijakan pimpinan dalam
membuat keputusan, memberikan acuan bagi pengembangan sistem kerja yang akan
datang.
– Pengetahuan tentang
studi kepustakaan, gunakan informasi mutakhir dari buku-buku ilmiah, jurnal,
atau internet yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Penulis hendaklah
mengupayakan penggunaan buku-buku terbaru.
– Pengungkapan masalah utama secara jelas dalam bentuk
pertanyaan, gunakan kata tanya yang menuntut adanya analisis, misalnya: bagaimana…., mengapa…..
– Tidak menggunakan kata apa karena
tidak menuntut adanya analisis, cukup dijawab dengan ya atau tidak.
2)
Tujuan penulisan berisi:
– Target, sasaran,
atau upaya yang hendak dicapai, misalnya: mendeskripsikan hubungan X terhadap
Y; membuktikan bahwa budaya tradisi dapat dilestarikan dengan kreativitas baru;
menguraikan pengaruh X terhadap Y.
– Upaya pokok yang
harus dilakukan, misalnya: mendeskripsikan data primer tentang kualitas budaya
tradisi penduduk asli Jakarta; membuktikan bahwa pembangunan lingkungan
pemukiman kumuh yang tidak layak huni memerlukan bantuan pemerintah.
– Tujuan utama dapat
dirinci menjadi beberapa tujuan sesuai dengan masalah yang akan dibahas. Jika
masalah utama dirinci menjadi dua, tujuan juga dirinci menjadi dua.
3)
Ruang lingkup masalah berisi:
– Pembatasan masalah
yang akan dibahas.
– Rumusan detail
masalah yang akan dibahas.
– Definisi atau
batasan pengertian istilah yang tertuang dalam setiap variabel. Pendefinisian
merupakan suatu usaha yang sengaja dilakukan untuk mengungkapkan suatu benda,
konsep, proses, aktivitas, peristiwa, dan sebagainya dengan kata-kata.
4)
Landasan teori menyajikan:
– Deskripsi atau
kajian teoritik variabel X tentang prinsip-prinsip teori, pendapat ahli dan
pendapat umum, hukum, dalil, atau opini yang digunakan sebagai landasan
pemikiran kerangka kerja penelitian dan penulisan sampai dengan kesimpulan atau
rekomendasi.
– Penjelasan hubungan
teori dengan kerangka berpikir dalam mengembangkan konsep penulisan, penalaran,
atau alasan menggunakan teori tersebut.
5)
Sumber data penulisan berisi:
– Sumber data sekunder
dan data primer.
– Kriteria penentuan
jumlah data.
– Kriteria penentuan
mutu data.
– Kriteria penentuan
sample.
– Kesesuaian data
dengan sifat dan tujuan pembahasan.
6)
Metode dan teknik penulisan berisi:
– Penjelasan metode
yang digunakan dalam pembahasan, misalnya: metode kuantitatif, metode
deskripsi, metode komparatif, metode korelasi, metode eksploratif, atau metode
eksperimental.
– Teknik penulisan
menyajikan cara pengumpulan data seperti wawancara, observasi, dan kuisioner;
analisis data, hasil analisis data, dan kesimpulan.
7)
Sistematika penulisan berisi:
– Gambaran singkat
penyajian isi pendahuluan, pembahasan utama, dan kesimpulan.
– Penjelasan
lambang-lambang, simbol-simbol, atau kode (kalau ada).
Tubuh Karangan
Tubuh karangan atau
bagian utama karangan merupakan inti karangan berisi sajian pembahasan masalah.
Bagian ini menguraikan seluruh masalah yang dirumuskan pada pendahuluan secara
tuntas (sempurna). Di sinilah terletak segala masalah yang
akan dibahas secara sistematis. Kesempurnaan pembahasan
diukur berdasarkan kelengkapan unsur-unsur berikut ini:
1)
Ketuntasan materi:
Materi yang dibahas
mencakup seluruh variabel yang tertulis pada kalimat tesis, baik pembahasan
yang berupa data sekunder (kajian teoretik) maupun data primer. Pembahasan data
primer harus menyertakan pembuktian secara logika, fakta yang telah dianalisis
atau diuji kebenarannya, contoh-contoh, dan pembuktian lain yang dapat
mendukung ketuntasan pembenaran.
2)
Kejelasan uraian/deskripsi:
·
Kejelasan konsep:
Konsep adalah
keseluruhan pikiran yang terorganisasi secara utuh, jelas, dan tuntas dalam
suatu kesatuan makna. Untuk itu, penguraian dari bab ke sub-bab, dari sub-bab
ke detail yang lebih rinci sampai dengan uraian perlu memperhatikan kepaduan
dan koherensial, terutama dalam menganalisis, menginterpretasikan (manafsirkan)
dan menyintesiskan dalam suatu penegasan atau kesimpulan. Selain itu, penulis
perlu memperhatikan konsistensi dalam penomoran, penggunaan huruf, jarak spasi,
teknik kutipan, catatan pustaka, dan catatan kaki.
·
Kejelasan bahasa:
Kejelasan dan
ketetapan pilihan kata yang dapat diukur kebenarannya. Untuk mewujudkan hal
itu, kata lugas atau kata denotatif lebih baik daripada kata konotatif atau
kata kias (terkecuali dalam pembuatan karangan fiksi, kata konotatif atau kata
kias sangat diperlukan) Kejelasan makna kalimat tidak bermakna ganda,
menggunakan struktur kalimat yang betul, menggunakan ejaan yang baku,
menggunakan kalimat efektif, menggunakan koordinatif dan subordinatif secara
benar.
Kejelasan makna
paragraf dengan memperhatikan syarat-syarat paragraf: kesatuan pikiran,
kepaduan, koherensi (dengan repetisi, kata ganti, paralelisme, kata transisi),
dan menggunakan pikiran utama, serta menunjukkan adanya penalaran yang logis
(induktif, deduktif, kausal, kronologis, spasial).
·
Kejelasan penyajian dan fakta kebenaran fakta:
Kejelasan penyajian
fakta dapat diupayakan dengan berbagai cara, antara lain: penyajian dari umum
ke khusus, dari yang terpenting ke kurang penting; kejelasan urutan proses.
Untuk menunjang kejelasan ini perlu didukung dengan gambar, grafik, bagan,
tabel, diagram, dan foto-foto. Namun, kebenaran fakta sendiri harus
diperhatikan kepastiannya.
Hal-hal lain yang harus dihindarkan dalam penulisan karangan
(ilmiah):
– Subjektivitas dengan
menggunakan kata-kata: saya pikir, saya rasa, menurut pengalaman saya, dan
lain-lain. Atasi subjektivitas ini dengan menggunakan: penelitian membuktikan
bahwa…, uji laboratorium membuktikan bahwa…, survei membuktikan bahwa…,
– Kesalahan: pembuktian
pendapat tidak mencukupi, penolakan konsep tanpa alasan yang cukup, salah
nalar, penjelasan tidak tuntas, alur pikir (dari topik sampai dengan simpulan)
tidak konsisten, pembuktian dengan prasangka atau berdasarkan kepentingan
pribadi, pengungkapan maksud yang tidak jelas arahnya, definisi variabel tidak
(kurang) operasional, proposisi yang dikembangkan tidak jelas, terlalu panjang,
atau bias, uraian tidak sesuai dengan judul.
Kesimpulan
Kesimpulan atau
simpulan merupakan bagian terakhir atau penutup dari isi karangan, dan juga
merupakan bagian terpenting sebuah karangan ilmiah. Pembaca yang tidak memiliki
cukup waktu untuk membaca naskah seutuhnya cenderung akan membaca bagian-bagian
penting saja, antara lain kesimpulan. Oleh karena itu, kesimpulan harus disusun
sebaik mungkin. Kesimpulan harus dirumuskan dengan tegas sebagai suatu pendapat
pengarang atau penulis terhadap masalah yang telah diuraikan.
Penulis dapat
merumuskan kesimpulannya dengan dua cara:
·
Dalam tulisan-tulisan yang bersifat argumentatif, dapat dibuat
ringkasan-ringkasan argumen yang penting dalam bentuk dalil-dalil (atau
tesis-tesis), sejalan dengan perkembangan dalam tubuh karangan itu.
·
Untuk kesimpulan-kesimpulan biasa, cukup disarikan tujuan atau
isi yang umum dari pokok-pokok yang telah diuraikan dalam tubuh karangan itu.
Bagian Pelengkap Penutup
Bagian pelengkap
penutup juga merupakan syarat-syarat formal bagi suatu karangan ilmiah.
Daftar pustaka (Bibliografi)
Setiap karangan ilmiah
harus menggunakan data pustaka atau catatan kaki dan dilengkapi dengan daftar
bacaan. Daftar pustaka (bibliografi) adalah daftar yang berisi judul buku,
artikel, dan bahan penerbitan lainnya yang mempunyai pertalian dengan sebuah atau
sebagian karangan.
Unsur-unsur daftar
pustaka meliputi:
·
Nama pengarang: penulisannya dibalik dengan menggunakan koma.
·
Tahun terbit.
·
Judul buku: penulisannya bercetak miring.
·
Data publikasi, meliputi tempat/kota terbit, dan penerbit..
·
Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel, nama
majalah, jilid, nomor, dan tahun terbit.
Keterangan:
·
Jika buku itu disusun oleh dua pengarang, nama pengarang kedua
tidak perlu dibalik.
·
Jika buku itu disusun oleh lembaga, nama lembaga itu yang
dipakai untuk menggantikan nama pengarang.
·
Jika buku itu merupakan editorial (bunga rampai), nama editor
yang dipakai dan di belakangnya diberi keterangan ‘editor’
·
Nama gelar pengarang lazimnya tidak dituliskan.
·
Daftar pustaka disusun secara alfabetis berdasarkan urutan huruf
awal nama belakang pengarang.
Lampiran (Apendix)
Lampiran (apendix)
merupakan suatu bagian pelengkap yang fungsinya terkadang tumpang tindih dengan
catatan kaki. Bila penulis ingin memasukan suatu bahan informasi secara panjang
lebar, atau sesuatu informasi yang baru, maka dapat dimasukkan dalam lampiran
ini. Lampiran ini dapat berupa esai, cerita, daftar nama, model analisis, dan
lain-lain. Lampiran ini disertakan sebagai bagian dari pembuktian ilmiah.
Penyajian dalam bentuk lampiran agar tidak mengganggu pembahasan jika
disertakan dalam uraian.
Indeks
Indeks adalah daftar
kata atau istilah yang digunakan dalam uraian dan disusun secara alfabetis
(urut abjad). Penulisan indeks disertai nomor halaman yang mencantumkan
penggunaan istilah tersebut. Indeks berfungsi untuk memudahkan pencarian kata
dan penggunaannya dalam pembahasan.
Riwayat Hidup Penulis
Buku, skripsi, tesis,
disertasi perlu disertai daftar riwayat hidup. Dalam skripsi menuntut daftar
RHP lebih lengkap. Daftar riwayat hidup merupakan gambaran kehidupan penulis
atau pengarang. Daftar riwayat hidup meliputi: nama penulis, tempat tanggal
lahir, pendidikan, pengalaman berorganisasi atau pekerjaan, dan karya-karya
yang telah dihasilkan oleh penulis.
Referensi :