Selasa, 15 April 2014

Kepemimpinan

Nama   : DEFITA ARYANI
Kelas   : 2KA01
NPM   : 11112802
TOU 2 : Kepemimpinan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kepemimpinan diambil dari kata pimpin yang artinya menuntun atau membimbing. Menurut buku Kepemimpinan Dalam Organisasi (1998:2), kepemimpinan merupakan perilaku dari aktivitas-aktivitas suatu kelompok yang dipimpin oleh seorang individu untuk suatu tujuan yang ingin dicapai bersama (shared goal). Jadi, kepemimpinan adalah cara menuntun atau memimpin kelompok individu. Dalam organisasi, terkadang ketika mengalami kegagalan atau keburukan, orang yang pertama kali disalahkan adalah pemimpin. Kepemimpinan seorang ketua atau pemimpin akan dipertanyakan. Tetapi sebaliknya, jika organisasi tersebut sukses atau mengalami peningkatan, orang lupa dengan keberhasilan pemimpin untuk membimbing. Oleh karena itu, peran seorang pemimpin dalam sebuah organisasi sangatlah penting untuk menggerakan anggota-anggota organisasinya.
Menurut pemikiran yang dikembangkan oleh Lewin, Lippitt, dan White terdapat tiga gaya atau tipologi kepemimpinan, di antaranya :
i.                    Otokratik
Kepemimpinan ini menggunakan paksaan kepada anggotanya dan bersifat menghukum. Anggotanya hanya dianggap sebagai alat pesuruh. Kebanyakan, tujuan pribadi pemimpin menjadi tujuan organisasi. Pemimpin menganggap organisasi merupakan hak milik sendiri, bukan untuk bersama. Pemerintahan ini pernah terjadi di Indonesia pada masa Orde Baru pemerintahan bapak Soeharto yang menjabat sebagai presiden selama lebih kurang 31 tahun. Contoh lainnya adalah mantan presiden Mesir Hosni Mubarak.

ii.                  Demokratik
Pemimpin memandang semuanya “sama” bahkan dirinya tidak ingin terlalu dihormati berlebihan. Kepentingan anggotalah yang diutamakan. Memberikan kesempatan kepada anggotanya untuk menyalurkan pendapatnya. Setelah Reformasi, kepemimpinan di Indonesia adalah demokrasi.

iii.                Laissez-faire
Anggota diberikan kebebasan penuh dalam mengambil keputusan sehingga minim partisipasi dari pemimpin. Dikarenakan minimnya partisipasi pemimpin, tipe ini bias berjalan apabila anggota menunjukan peningkatan kompetensi dan keyakinan untuk mengejar tujuan organisasi. Pemimpin hanya menentukan tujuan umum dan kebijaksanaan.
Peneliti menemukan bahwa tipe-tipe kepemimpinan yang sangat bervariasi tersebut tergantung pada situasi kepribadian dan tempat dari pemimpin, hal ini disebut pendekatan situasional (situational approach). Ada beberapa hal yang mempengaruhi keefektivan sebuah organisasi, yaitu
i.                    Sistem motivasi dari pemimpin, dan
ii.                  Tingkat yang menyenangkan dari situasi
Berdasarkan teori diatas, situasi kepemimpinan dibagi atas 3 jenis :
i.                    Hubungan pemimpin-anggota
Dalam organisasi, menjaga hubungan baik antar anggota atau antar pemimpin merupakan hal yang penting. Mengapa? Karena untuk menjalankan tujuan utama, diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik. Jika hubungan antar individunya sudah tidak baik, maka akan terjadi perpecahan atau tujuan utama tidak akan berjalan dengan yang direncanakan.

ii.                  Struktur tugas
Penugasan yang memiliki struktur yang jelas, tepat, dan baik akan menjadi lebih efektif dan cepat terselesaikan dibandingkan dengan struktur tugas yang tidak jelas.

iii.                Posisi kekuasaan
Seorang pemimpin akan mempunyai pengaruh dan kekuasaan lebih banyak dibandingkan dengan lainnya, hal ini memungkinkan pemimpin untuk memberi hukuman atau penghargaan kepada anggotanya.
Implikasi manajerial adalah bagaimana meningkatkan produktivitas dengan cara meningkatkan kapasitas, kualitas, efisiensi, dan efektivitas dari sumber daya yang ada.[1] Untuk mengimplikasikan organisasi manajerial dibutuhkan keteramalan dan kontrol, peranan lingkungan, kesederhanaan dan kerumitan. Dengan keteramalan dan kontrol yang baik, dari pihak pemimpin maupun anggotanya akan terjalin hubungan yang harmonis sehingga visi dan misi organisasi dapat tercapai. Selain keteraturan di dalam organisasi, peranan lingkungan juga merupakan factor yang utama. Tujuan dari organisasi adalah untuk mengimplementasikan yang sudah dikerjakan ke dunia luar. Respons dari luarlah yang menjadi nilai keberhasilan suatu organisasi. Sama seperti halnya kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda, begitu juga dengan kerumitan adalah kesederhaan yang tertunda. Suatu organisasi akan semakin bagus jika pekerjaan yang dikerjakan semakin detail. Hal ini berarti pekerjaannya semakin kompleks. Oleh karena itu, untuk menyederhanakan kekompleksitasan pekerjaan yaitu dengan kerjasama yang baik dengan sesama anggota atau pimpinan dengan anggota. Dengan begitu pekerjaan akan terasa ringan dan mudah.



DAFTAR PUSTAKA
Anonim, “Macam Gaya Kepemimpinan : Kepemimpinan Autokratis, Kepemimpinan Demokratis dan Kepemimpinan Laissez-Faire (Kendali Bebas)”, Jurnal Manajemen Bahan Kuliah Manajemen, diakses dari http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/10/macam-gaya-kepemimpinan-kepemimpinan.html, pada tanggal 15 April 2014 pukul 22.05.

Dian, “Tipologi Kepemimpinan”, Alinea Alphabetica, diakses dari http://dian-ratnas.blogspot.com/2013/06/tipologi-kepemimpinan.html, pada tanggal 15 April 2014 pukul 22.02.

Pace, R. Wayne dan Don F. Faules. 2001. Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan, Terjemahan Deddy Maulana M.A , Ph.D. Bandung : Remaja Rosdakarya. 

Salusu, Prof. Dr. J. 1998. Pengambilan Keputusan Stratejik Untuk Organisasi Publik dan Organisasi Nonprofit. Jakarta : Grasindo.
Yukl, Garl. 1998. Kepemimpinan Dalam Organisasi (edisi ketiga), Terjemahan Yusuf Udaya. Jakarta : Victory Jaya Abadi.

 “Kamus Besar Bahasa Indonesia”, diakses dari http://kbbi.web.id/, pada tanggal 15 April 2014 pukul 22.09.